Advertisement
Pengelola Wisata Jip Mangunan Keluhkan Harga BBM Naik
Ilustrasi komunitas jip wisata Mangunan. - Harian Jogja/David Kurniawan
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL — Pengelola wisata jip di wilayah Gunung Cilik, Kalurahan Muntuk, Kapanewon Dlingo, Bantul, merasa mengeluhkan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan BBM nonsubsidi.
Namun, mereka juga tidak bisa berbuat banyak karena sudah menjadi keputusan pemerintah. “Kalau dibilang berat kenaikan BBM ini ya memberatkan bagi kami, tetapi mau bagaimana lagi sudah diputuskan pemerintah,” kata pengelola jip yang tergabung dalam wadah Pandawa Adventure di Desa Wisata Gunung Cilik, Senin (5/9/2022).
Advertisement
Saryanto mengatakan Pandawa Adventure memiliki 30 armada jip. Selama ini wisata jip untuk keliling sejumlah objek wisata di Dlingo sangat membantu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya di Desa Wisata Gunung Cilik.
Tarif yang dipatok selama ini antara Rp350.000-Rp700.000 tergantung rute atau track yang dipilih. “Rutenya ada Puncak Becici, Rumah Hobbit, Pinus Asri, dan sekarang yang lagi ngetren susur sungai dan track lumpur. Kalau Rp350.000 dapat paket satu destinasi wisata dan susur sungai,” katanya.
BACA JUGA: Ada Jogjapanefest di Bantul, Ajang Pertukaran Budaya Hingga Informasi Kerja dan Beasiswa ke Jepang
Tarif akan lebih mahal jika destinasi yang dipilih banyak.
Lebih lanjut Saryanto mengatakan dengan harga BBM naik dipastikan akan diikuti kenaikan kebutuhan lainnya khususnya jip seperti sparepart dan oli. Apalagi jip yang digunakan biasa melintasi track lumpur dan sungai yang memerlukan perawatan intensif agar kondisi armada selalu prima.
Namun demikian dengan naikknya harga BBM, Saryanto menyatakan belum berencana untuk menaikan atau menyesuaikan tarif. Dia khawatir jika menaikkan tarif akan mempengaruhi kunjungan wisata ke Desa Wisata Gunung Cilik dan wisata jip tidak laku.
“Kalau tarif dinaikan yang susah adalah biro travel agen karena kita sudah memberikan tarif lama. Serba salah. Sementara kami bertahan dulu dengan tarif yang lama,” katanya.
Alasan tidak menaikan tarif diakuinya lantara saat ini kondisi pariwisata terutama untuk wisata minat khusus seperti jip sedang bergeliat, “Jika dinaikkan, maka akan ada potensi menurunkan minat wisatawan untuk datang,” ucap Saryanto.
Sejauh ini rata-rata kunjungan wisatawan didominasi rombongan dari Jawa Tengah seperti Klaten, Solo dan Semarang, selain itu diikuti wisatawan dari Surabaya dan beberapa dari Jakarta dengan mobil pribadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Kolaborasi Pemkot-K24-Sarihusada Bebaskan Generasi Jogja dari Stunting
- Legislatif Tekankan Efisiensi Anggaran Tak Ganggu Layanan Publik
- 22 Kontingen dari Berbagai Daerah Ikuti Menoreh Tourism Festival 2025
- Pemkab Gunungkidul Tak Gegabah Bikin Rusunawa Baru, Begini Alasannya
- Ungkap Kasus Proyek Kereta Cepat, Mahfud MD Siap Dipanggil KPK
Advertisement
Advertisement




