Advertisement

Dinas Koperasi dan UMKM DIY Tumbuhkan Semangat Wirausaha di Tingkat Desa

Media Digital
Kamis, 22 September 2022 - 19:27 WIB
Budi Cahyana
Dinas Koperasi dan UMKM DIY Tumbuhkan Semangat Wirausaha di Tingkat Desa Suasana FGD Evaluasi Desa Preneur Tahap Penumbuhan Model K45PAK, Kamis (22/9/2022). Lewat program desa preneur, Dinkop UMKM DIY berusaha untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan di tingkat desa. - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Koperasi dan UMKM DIY membentuk 51 kelurahan atau desapreneur di wilayah setempat guna mendukung kemandirian desa dalam pengembangan kewirausahaan.

Program yang telah dimulai sejak 2019 lalu ini menyasar seluruh desa di kabupaten dan kota di DIY dengan tujuan menggeliatkan dinamika wirausaha ekonomi yang berbasis potensi atau kearifan lokal melalui unit usaha pemberdayaan masyarakat. 

Advertisement

Sub Koordinator Bidang Layanan Kewirausaan Baru Dinas Koperasi dan UMKM DIY, Ratna Listiyani, mengatakan program desapreneur dibangun dengan empat konsep. Konsep yang sekarang digunakan adalah model K45PAK atau Kiblat Papat Lima Pancer Adiluhung Kawentar. Selain menyasar desa atau kalurahan, program ini juga telah dijalankan di tingkat kampung di perkotaan. 

"Kami fokus pada penumbuhan dan pembinaan secara umum, tidak hanya dari kelembagaan, tetapi kapasitas usaha UMKM dan sinergi dengan pemerintah desa," kata Ratna di sela-sela FGD Evaluasi Desa Preneur Tahap Penumbuhan Model K45PAK, Kamis (22/9/2022). 

Ratna menyampaikan jawatannya memetakan potensi usaha di masing-masing wilayah sebelum menumbuhkan wirausaha baru di tingkat desa. Tumbuhnya UMKM di tiap desa diharapkan  mengusung kearifan lokal dan ciri khas tersendiri. Dengan tumbuhnya unit usaha baru diharapkan rantai pasok kebutuhan di tingkat desa bisa terbangun.

"Kami memiliki tahapan pelatihan dan pendampingan setelah pelatihan. Pendampingan empat bulan setelah pelatihan dan tidak melulu berbentuk materi, tapi juga mengurai permasalahan yang ditemui saat implementasi materi pelatihan di lapangan," kata dia. 

Salah satu desapreneur yang dinilai cukup berhasil dalam penerapan program ini yakni di Girikerto, Sleman yang dikenal sebagai sentra penghasil susu kambing etawa. Saat ini produksinya tidak hanya sebatas susu segar dan susu bubuk, melainkan sudah merambah ke berbagai macam produk turunan seperti permen, body lotion, sabun, dan lain sebagainya.

"Sejauh ini perkembangannya ke arah positif. Artinya UMKM yang awalnya memasarkan produk secara konvensional kemudian bisa beralih lebih modern, mereka juga sudah inovasi ke produk turunan lain, pengemasan jadi lebih baik, dan legalitas juga kami perhatikan. Ini berkaitan dengan kepercayaan konsumen," ucap dia. 

Konseptor K45PAK, Duddy Roesmana Donna, menjelaskan model bisnis ini secara umum berusaha mengangkat potensi dan kearifan lokal desa untuk memenuhi rantai pasok kebutuhan masyarakat setempat. K45PAK atau Kiblat Papat Lima Pancer Adiluhung Kawentar secara harfiah bermakna empat kiblat dan empat pilar dengan satu pancar atau pusat. Empat pilar itu dimulai dari global value, local wisdom, local suplay chain, dan global marketing. Semuanya itu harus dalam satu pancar yakni community development

"Konsep ini didesain dan diadopsi oleh desapreneur dengan basis potensi lokal. Kami memang masih berproses. Artinya ini masuk tahun ketiga dan ada desa yang masuk tahap penumbuhan ada yang pengembangan dan maju," katanya. 

Dengan karakteristik usaha yang berbeda-beda, otomatis pertumbuhan unit usaha juga sesuai dengan kemampuan tiap daerah. Jawatannya juga telah menetapkan indikator khusus bagi desapreneur yang berhasil yakni dari sisi omzet. Selain itu, targetnya dalam tiga tahun perjalanan pendampingan desapreneur bisa membentuk toko desapreneur untuk mengakomodasi dan memperluas wadah pemasaran bagi produk UMKM desa. 

"Salah satu masalah UMKM itu mereka bisa produksi tapi tidak semua yang bisa jual, makanya kami perbaiki dengan itu," ungkapnya.

Menurut Duddy, model bisnis K45PAK diharapkan bisa mengurai permasalahan desa yang selama ini masih jadi pekerjaan rumah yakni kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan pendapatan atau ekonomi. "Harapannya wirausaha ini bisa jadi pemecahan masalah dengan lapangan kerja, omzet dan pendapatan bertambah dan kemiskinan serta ketimpangan desa dan kota bisa berkurang," pungkas dia. (ADV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Aniaya Wartawan, Danlanal Ternate Copot Komandan Pos Lanal Hasel

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 13:27 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement