Advertisement
DIY Bakal Peroleh Alokasi Penawar Gagal Ginjal Akut dari Jepang dan AS, Kapan?
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - DIY akan memperoleh antidotum atau obat penawar gagal ginjal akut yang didatangkan dari Jepang dan Amerika Serikat oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hanya saja, hingga kini belum ada kejelasan waktu terkait kedatangan obat tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie mengakui bahwa DIY telah mendapatkan informasi dari Kemenkes soal akan didatangkannya obat antidotum dari luar negeri sebagai penawar gagal ginjal akut.
Advertisement
Menurutnya, berdasarkan informasi, sejumlah provinsi termasuk DIY akan mendapatkan alokasi obat ini. Akan tetapi distribusi obat tersebut akan menyesuaikan dengan kebutuhan pasien di lapangan.
Prosedurnya, rumah sakit mengajukan ke Dinkes DIY selanjutnya diajukan ke Kemenkes terkait dengan jumlah obat yang dibutuhkan. Hanya saja Pembajun belum dapat memastikan kapan waktu distribusi obat tersebut.
"Kalau di DIY, rumah sakit harus menyampaikan ke kami dulu berapa kebutuhan nanti kami yang memintanya ke Kementerian, tetapi kami minta obat itu didrop langsung ke rumah sakit. Kami akan dapat tembusan dulu, rumah sakit mengajukan dulu. Tetapi itu baru pernyataan Menkes, belum ada info lanjutan siap didistribusikan atau belum," ucapnya Rabu (26/10/2022).
BACA JUGA: Waduh..Banyak Hewan Liar Masuk Rumah Warga Jogja Sejak Musim Hujan
Pembajun mengatakan saat ini yang dibutuhkan adalah edukasi kepada masyarakat agar tidak panik dalam merespons penyakit ginjal akut.
Dia mengungkapkan salah satu gejala yang kasat mata bisa dilihat adalah batuk maupun demam seperti pada umumnya. Akan tetapi yang menjadi pembeda terkait dengan urine yang semakin berkurang. Sehingga para orangtua perlu memantau kondisi urine anak yang sedang demam, batuk dan pilek.
"Orang tua perlu mewaspadai ketika urine anak makin sedikit atau tidak keluar, tetapi harus disertai dengan gejala lain. Tidak cuma enggak pipis, tetapi harus ada riwayat pernah makan," ucapnya.
Pembajun merespons banyaknya pertanyaan masyarakat terkait penyebab gagal ginjal akut pada anak. Pada beberapa kasus di DIY, ada salah satu pasien meninggal dunia berusia tujuh bulan yang sebelumnya tidak mengonsumsi obat sirop, hal ini masih dalam tahap penelitian dan analisisnya.
“Saya tidak bisa bilang itu menjadi penyebab sebelum ada hasil dari Pusat, sampai saat ini belum keluar, saya tidak bisa memberikan kesimpulan. Belum ada hasil, belum dapat dipastikan itu karena Paracetamol atau bukan,” ucapnya.
Adapun untuk peredaran obat yang telah umumkan BPOM merek yang tidak aman telah ditangani melalui penarikan pihak distributor. “BPOM sudah disampaikan kalau penarikan dilakukan oleh produsen obat, distributor di apotek kabupaten kota, kami tidak memiliki kewenangan untuk menarik,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Densus 88 Menangkap Lagi Satu Terduga Teroris, Total Delapan Orang
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- DPC Gerindra: Usung Budi Waljiman, Jajaki Tokoh Lain hingga Jalin Komunikasi dengan Partai Koalisi
- Jaring Masukan, Bapelkes DIY Gelar Forum Komunikasi Publik
- Taman Pintar Dikunjungi 3 Ribu Lebih Wisatawan Sehari Selama Libur Lebaran
- Pemda DIY Perkuat Komitmen Antikorupsi
- Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo, Lengkap dari Staisun Tugu hingga Palur, Jumat 19 April 2024
Advertisement
Advertisement