Advertisement

Kepercayaan Masyarakat pada Koperasi Semakin Meningkat, Ini Buktinya

Media Digital
Senin, 14 November 2022 - 06:57 WIB
Arief Junianto
Kepercayaan Masyarakat pada Koperasi Semakin Meningkat, Ini Buktinya Kepala Dinkop-UKM Kabupaten Sleman, R Haris Martapa. - Harian Jogja/Anisatul Umah

Advertisement

SLEMAN — Dinas Koperasi dan UKM (Dinkop-UKM) Kabupaten Sleman menyebut tingkat kepercayaan masyarakat pada koperasi pascapandemi justru meningkat.

Kepala Dinkop-UKM Kabupaten Sleman, R Haris Martapa tak menampik pandemi memang sempat berdampak ke koperasi. Sektor ekonomi yang terguncang kala itu membuat banyak anggota koperasi yang menarik simpanan mereka.

Advertisement

Selain itu non-performing loan (NPL) atau kredit macet juga sempat meningkat hingga ke angka 10%.

Saat ini kondisi berangsur-angsur pulih, bahkan lebih baik dari pascapandemi. Ekonomi kembali stabil, masyarakat mulai menabungkan uangnya ke koperasi dan NPL sudah jauh lebih baik.

"Sudah mulai membaik, kami lihat pulih 90 persen, bahkan ada koperasi yang lebih baik dibandingkan sebelum pandemi. Bisa jadi [kepercayaan naik]. Koperasi yang bergerak di digitalisasi euforia ketika pandemi, semua digitalisasi. Oleh karena itu koperasi ini kemudian membangun jejaring luar biasa besar," ucapnya, Jumat (11/11/2022).

BACA JUGA: Smartfren Perkuat Jaringan di Jawa Barat dan Jawa Tengah

Dia menjelaskan ada banyak bidang usaha koperasi, seperti simpan pinjam, pertokoan, produksi, konsumen, dan jasa. Koperasi paling banyak ada di bidang konsumen, sementara simpan pinjam di posisi kedua atau ketiga.

"Koperasi ritel menjual barang kepada anggota dan luar anggota. Jasa ini ada beberapa misalnya jasa pendidikan, ada kursus. Ada jasa pariwisata, di Breksi, jip ini juga koperasi. Produksi juga, nanti produksi barang-barang kemudian dijual."

Sebagai bisnis kepercayaan, beberapa petunjuk digunakan dalam menjalankan bisnis ini. salah satunya, bisnis koperasi dijalankan dengan asas gotong royong yang di dalamnya ada sebuah kepercayaan.

Menurutnya tolok ukur sebuah koperasi dikatakan sehat adalah melakukan rapat anggota tahunan. Saat koperasi akan melakukan lompatan bisnis anggota perlu bertemu sehingga memperkuat kepercayaan.

"Dengan kualitas dari pengurus, pengawas, dan pengelola dengan berbagai pelatihan, ada standar pelatihannya juga perizinan agar kepercayaan pada koperasi bisa terjaga."

Transformasi Digital

Pandemi Covid-19 yang sempat melanda menjadi titik balik bagi koperasi untuk bertransformasi ke arah digital. Melalui digitalisasi koperasi akan bergerak ke arah modern. "Salah satu cirinya adalah adanya digitalisasi, sekarang semua serba digital. Koperasi juga demikian,” ucap dia.

Layanan yang diberikan oleh koperasi saat ini sudah dilakukan dengan bentuk digital. Mulai dari pembukuan, komunikasi kepada seluruh anggota dan lainnya. Pertemuan-pertemuan juga dilakukan secara daring.

"Sekarang ini laporan keuangan, bulanan, triwulan, bisa lewat Whatsapp Group. Kemudian komunikasi dengan seluruh anggota misalnya ada pinjaman-pinjaman laporan bisa rutin lewat digital," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Densus 88 Menangkap Lagi Satu Terduga Teroris, Total Delapan Orang

News
| Jum'at, 19 April 2024, 14:57 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement