Advertisement
Pengamat: WFH Bukan Jawaban Tepat untuk Mengatasi Kemacetan
Macet di Malioboro. - Harian Jogja/Gigih M. Hanafi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Belakangan ini petisi mengembalikan work from home (WFH) menggema di Jakarta. Salah satu alasannya karena membuat jalanan di Ibu Kota menjadi macet.
Namun apakah kegiatan bekerja dari rumah masih relevan diterapkan di saat kasus Covid-19 sudah mereda seperti sekarang? Apakah tidak ada dampak lanjutan dari diberlakukannya WFH secara terus-menerus?
Advertisement
Pengamat transportasi UGM, Prof. Dr.-Ing. Ir. Ahmad Munawar, M.Sc., menyebutkan bahwa WFH bukan menjadi jawaban untuk mengatasi persoalan kemacetan transportasi di Jakarta. Masalah kemacetan bisa diselesaikan dengan penyediaan fasilitas angkutan umum yang memadai serta pengurangan kendaraan pribadi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
“Kalau penyelesaian macet itu dengan sistem transportasi yang baik dan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi,” katanya.
Ahmad Munawar mengungkapkan bahwa dari semua kota di Indoensia, penggunaan angkutan terbaik adalah Jakarta. Di provinsi ini memiliki transportasi umum yang tergolong lengkap mulai dari MRT, Trans Jakarta, ada integrasi dan keterpaduan angkutan umum di Jakarta dengan kabupaten kota di sekitarnya.
Baca juga: Lukas Enembe Diduga Terima Suap Miliaran Rupiah
“Jakarta itu sudah terbaik dalam penggunaan anguktan umumnya, tapi karena jumlah penduduknya yang sedmikian banyak sehingga perlu diperbaiki lagi. Prosentase penggunaan angkutan umum di Jakarta termasuk tinggi, tetapi banyak yang tinggal di luar Jakarta sehingga perlu penambahan angkutan umum dan susbsidi yang tinggi,” urainya.
Sedangkan kebijakan bekerja akan dilakukan secara WFH atau WFO ini sebaiknya tidak ditetapkan sama rata di setiap sektor. Sebaiknya pengaturan kebijakan sistem kerja dilakukan oleh instansi masing-masing disesuaikan dengan jenis pekerjaan maupun kondisi pegawainya.
Ia mencontohkan di sektor pendidikan. Dari pengalaman mengajar selama pandemi, ia merasakan pembelajaran berjalan kurang efektif dengan WFH menggunakan sistem online. Ada hal-hal yang tidak tercapai dengan maksimal saat dilakukan secara online seperti interaksi dan diskusi antara dosen dengan mahasiswa. Namun saat pembelajaran kembali dilakukan dikampus pembelajaran berlangsung lebih efektif, interaksi berjalan dengan baik sehingga kemampuan mahasiswa berdiskusi sangat tinggi.
“Harus dilihat kalau bisa efisien dan efektif WFH ya silahkan, tapi kalau tidak ya kerja di kantor,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Lima Darurat! Militer Peru Atasi Kriminalitas dan Demo Gen-Z
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Lumbung Mataraman Bendung Semin Bakal Dilengkapi Drone Pertanian
- Bantul Siapkan Masa Transisi Menuju Proyek PSEL di 2027
- Jadwal Layanan SIM Corner di Jogja Hari Ini, Kamis 23 Oktober 2025
- Penanganan Kemiskinan di Kota Jogja Harus Sentuh Akar Masalah
- Sudah Dipasang 177 Titik, Kulonprogo Masih Kekurangan 15.800 Unit LPJU
Advertisement
Advertisement



