Advertisement
Sindir Perajin Berupah Rendah di Jogja, Sultan: Pengusaha Jangan Untung Sendiri!
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X meminta pengusaha produk kerajinan baik perhiasan maupun batik, memberikan upah yang lebih baik kepada para perajin lokal di wilayahnya.
"Karena keprihatinan saya tenaga-tenaga pembatik, tenaga-tenaga yang membuat perhiasan seperti di Kota Gede dan sebagainya, itu harapan saya meningkat penghasilannya," kata Sultan HB X pada Perayaan Satu Tahun Teras Malioboro di Pelataran Teras Malioboro 1, Yogyakarta, Selasa (8/2/2023).
Advertisement
Menurut Sultan, jika upah yang didapatkan para perajin di DIY masih kecil maka regenerasi sulit dilakukan sehingga hanya diisi oleh para orang tua.
"Selama para pengusaha itu bikin kain batik dari apa pun entah sutera atau katun untuk perhiasan, untuk aksesori itu tetap penghasilannya kecil, saya yakin yang kerja hanya orang tua, tidak akan ada pemuda yang mau [menjadi perajin]," kata Sultan.
Padahal, menurut dia, pada tahun ini Pemda DIY memproyeksikan bisnis fesyen yang juga mencakup aneka produk kerajinan meliputi batik, perhiasan, hingga aksesori bakal mampu mendorong pertumbuhan ekonomi DIY.
Ia menilai bisnis itu memiliki potensi cukup besar untuk terus tumbuh dan berkembang di wilayahnya.
"Fesyen itu tidak sekadar kita bicara baju atau celana. Fesyen itu ya kelengkapan dari itu, ada sepatu, kaus kaki, kalau ibu-ibu ya ada aksesori, perhiasan, ada tas, topi, ada gift entah dari rotan, kayu atau besi. Potensi itu di Yogyakarta sengat besar," ujar dia.
BACA JUGA: Pesawat Susi Air Hilang, Polri Masih Cari Pilot dan Penumpang
Karena itu, ia berharap kalangan pengusaha atau pedagang produk kerajinan, termasuk yang ada di Teras Malioboro 1 maupun 2 memiliki kesadaran untuk ikut meningkatkan kesejahteraan para perajin.
Tanpa memperhatikan hal itu, Sultan khawatir usaha aneka produk kerajinan di provinsi ini lambat laun akan mati karena tidak ada regenerasi.
"[Pengusaha] jangan mau untung sendiri, harganya [dijual] jutaan tapi memberikan upah [perajin] relatif kecil, maka makin lama bukan tumbuh tapi makin lama akan mati karena tidak ada orang muda yang mau menggantikan pembatik-pembatik di Yogyakarta karena upah yang tidak memungkinkan," tutur Sultan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Keberangkatan 29 Calon Pekerja Migran Ilegal Hendak ke Timur Tengah Digagalkan di Bandara Kertajati
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Jalur Afirmasi Bermasalah, Pemda DIY akan Evaluasi SPMB SMA-SMK
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Naik dari Stasiun Palur sampai Stasiun Tugu Jogja, Sabtu 5 Juli 2025
- Jadwal SIM Keliling di Gunungkidul Hari Ini, Sabtu 5 Juli 2025, Cek Lokasinya di Sini
- Jadwal KRL Jogja-Solo Hari Ini dari Stasiun Tugu Jogja sampai Stasiun Palur, Sabtu 5 Juli 2025
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Hari Ini, Sabtu 5 Juli 2025
Advertisement
Advertisement