Apakah Panas Terik di Jogja Terkait dengan Erupsi Merapi? Ini Penjelasan BMKG
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Panas terik terasa dalam beberapa hari terakhir di Jogja dan sekitarnya di DIY. Sebagian menyebut cuaca ini berkaitan dengan aktivitas erupsi Gunung Merapi. Benarkah demikian?
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY mengatakan panas menyengar beberapa hari ini tidak ada kaitannya dengan erupsi Gunung Merapi. Hal tersebut disampaikan Kepala Kelompok Foreskater BMKG YIA, Romadi.
"Cuaca terik dipengaruhi oleh kelembaban perlapisan 700 milibar sampai dengan 500 milibar. Ini sangat kering hingga mencapai 30 persen, sehingga sinar Matahari langsung menembus permukaan Bumi. Sampai di permukaan Bumi, sinar Matahari kembali dipantulkan kembali ke atmosfer," ucapnya kepada harianjogja.com, Senin (13/3/2023).
Milibar atau mb adalah satuan tekanan udara. Dia menjelaskan berkurangnya intensitas hujan beberapa hari ke belakang di Jogja dan sekitarnya di DIY salah satunya karena adanya pola tekanan rendah di utara Papua. Ini menyebabkan pola konvergensi bergeser ke perairan utara Jawa, sehingga mengurangi massa uap air hujan di wilayah DIY.
Advertisement
BACA JUGA: Abu Merapi Tidak Turun di Jogja dan Malah Menyebar ke Magelang Hingga Wonosobo, Ini Penyebabnya
"Untuk wilayah DIY potensi hujan akan kembali terjadi setelah tanggal 15 [Maret] dengan intensitas ringan hingga sedang," paparnya.
Potensi hujan terjadi pada siang hingga sore, serta menjelang malam hari, khusus di Sleman, Kulonprogo bagian utara, dan Gunungkidul bagian utara. Menurutnya peningkatan curah hujan pada 15 Maret 2023 akan merata di seluruh wilayah DIY.
Dia menyampaikan masyarakat perlu waspada pada Maret hingga Mei 2023 karena di wilayah Jawa, khususnya Jogja dan sekitarnya akan memasuki masa pancaroba atau peralihan. Di masa pancaroba ini, potensi cuaca ekstrim cukup besar.
"BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta memperkirakan potensi terjadinya cuaca ekstrem seperti hujan sedang-lebat disertai kilat atau petir, angin kencang, hujan es, dan angin puting beliung dapat terjadi pada masa peralihan ini," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Heroe-Pena Optimistis Kantongi 40 Persen Kemenangan
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Jumat 22 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
- Program WASH Permudah Akses Air Warga Giricahyo
- Jadwal SIM Keliling Gunungkidul Jumat 22 November 2024
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari Jumat 22 November 2024: Di Kantor Kelurahan Godean
Advertisement
Advertisement