Advertisement

Perhatian Warga Kulonprogo! Kualitas Air Sungai Serang Menurun sejak Tahun Lalu

Andreas Yuda Pramono
Kamis, 04 Mei 2023 - 16:27 WIB
Arief Junianto
Perhatian Warga Kulonprogo! Kualitas Air Sungai Serang Menurun sejak Tahun Lalu Ilustrasi Sungai Serang. - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kulonprogo menegaskan bahwa Indeks Kualitas Air (IKA) Sungai Serang menurun sejak 2022. Karena itulah pada tahun ini DLH Kulonprogo mulai melaksanakan kajian identifikasi sumber pencemaran dan mengusulkan kajian daya tampung beban pencemaran air dan alokasi beban pencemaran air pada 2024.

Kepala Bidang Penataan dan Pengendalian Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kulonprogo, Toni mengatakan bahwa target IKA Sungai Serang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2021 adalah 38.

Advertisement

“Setelah kami lakukan uji kualitas air Sungai Serang justru menurun. Pada tahun 2022 saja IKA-nya menjadi 36. Nah, tahun ini kami mengusulkan kajian beban pencemar,” kata Toni dihubungi pada Kamis (4/5/203).

BACA JUGA: Sebanyak 6.201 Titik Jadi Sumber Pencemaran Sungai di Sleman

Toni menambahkan bahwa kajian tersebut menjadi rangkaian kegiatan di dalam penyusunan Rencana Peningkatan Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air Sungai Serang.

“Tahun ini baru kajian identifikasi sumber pencemar. Tahun depan dilanjutkan dengan kajian daya tampung beban pencemar air dan alokasi beban pencemar air Sungai Serang,” katanya.

Dia juga menjelaskan bahwa penggunaan pupuk kimia sangat berpengaruh terhadap kualitas air bukan hanya di Sungai Serang namun juga aliran air lain seperti di Waduk Sermo yang ditumbuhi alga. Apabila kajian Sungai Serang selesai, maka DLH akan melakukan kajian di sungai lain.

Jelasnya, hasil pantauan IKA Kabupaten Kulonprogo telah DLH sampaikan kepada OPD terkait seperti Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Bappeda, Dinas Kelautan dan Perikanan. Toni meminta agar OPD dapat menyampaikan hasil pantauan tersebut kepada pemangku kepentingan terkait dengan mengingat beban pencemar bukan hanya berasal dari satu faktor.

“Bisa juga akibat banyaknya tempat kuliner di sepanjang sungai atau di pertanian masyarakat masih menggunakan pupuk kimia dengan jumlah banyak. Di peternakan sendiri kadang memotong atau membuang limbah ke aliran atau anakan sungai. Tapi sekali lagi kami belum dapat memastikan dengan tepat karena hasil kajian belum selesai,” ucapnya.

Lebih jauh, katanya DLH telah ikut andil dalam menjaga kualitas air sungai dengan memberikan sosialisasi pengelolaan sampah serta limbah dan penanaman pohon di aliran air baik di sungai maupun waduk dan yang lain. Tegasnya, upaya menjaga kualitas air bukan hanya tugas DLH namun juga OPD lain serta masyarakat.

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulonprogo, Trenggono Trimulyo mengatakan bahwa DKP memiliki beberapa program yang digunakan untuk menjaga kelangsungan ekosistem sungai seperti dalam Festival Jaga Kaliku yang telah dimulai sejak 3-24 Mei 2023.

“Selama ini ikan-ikan yang ada di sungai maupun tempat lain seperti waduk sudah berkurang dengan jumlah yang besar,” kata Trenggono ditemui di kantornya.

Salah satu alasan berkurangnya populasi ikan di sungai adalah penggunaan racun dalam menangkap ikan. Karena itu lah DKP melalui festival tersebut berupaya memberikan edukasi pengawasan sumber daya Kelautan dan perikanan.

“Selama ini kan dengan adanya pencemaran pestisida, penangkapan dengan setrum dan racun dan sebagainya kan artinya mereka [masyarakat] belum paham mengenai aturan-aturan. Masih sering terjadi hal itu. Karena itu kami lakukan sosialisasi dengan menggandeng Pokmaswas,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Data Pembeli LPG 3 Kilogram Capai 41,8 Juta

News
| Sabtu, 11 Mei 2024, 08:17 WIB

Advertisement

alt

Menilik Jembatan Lengkung Zhaozhou Tertua di Dunia

Wisata
| Jum'at, 10 Mei 2024, 10:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement