Advertisement
BPBD Gunungkidul Mulai Data Warga Terdampak Kekeringan

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—BPBD Gunungkidul mulai mendata warga terdampak krisis air bersih di musim kemarau tahun ini. Pendataan dilakukan sebagai upaya pemetaan serta pelaksanaan droping air agar tepat sasaran.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul, Sumadi mengatakan, pendataan dilakukan dengan melaksanaan rapat koordinasi dengan kapanewon di akhir Mei lalu. Tindaklanjut dari pertemuan meminta agar panewu menginstruksikan lurah mendata dampak rawan kekeringan di wilayah masing-masing.
Advertisement
“Kami masih menunggu datanya karena tim di kalurahan sedang mendata di lapangan,” kata Sumadi, Minggu (11/6/2023).
BACA JUGA: Kemarau Panjang, BPBD Kulonprogo Minta Bijaksana Mengunakan Air Bersih
Dia menjelaskan, data kerawanan ini sangat dibutuhkan tidak hanya untuk mengetahui wilayah terdampak kekeringan. Namun demikian, juga sebagai upaya memastikan agar penyaluran air bersih bisa tepat sasaran.
Hal ini dibutuhkan karena penyaluran tidak hanya dilaksanakan oleh BPBD, tapi juga ada sejumlah kapanewon yang menyalurkan secara mandiri. “Jadi biar tidak tumpang tindih bantuan sehingga bisa efektif penyalurannya,” katanya.
Sumadi mengakui untuk droping di tahun ini telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp230 juta. Jumlah tersebut ditargetkan bisa menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 1.000 tangki di masyarakat.
Hingga sekarang bantuan baru dilaksanakan di satu dusun di Kalurahan Planjan, Saptosari. Adapu untuk wilayah lain, hingga sekarang belum ada permintaan bantuan.
“Mudah-mudahan dengan adanya kepastian data terdampak, maka upaya penanganan bisa lebih dioptimalkan menggunakan anggaran yang dimiliki,” katanya.
BACA JUGA: BMKG: 9 wilayah di DIY Berstatus Waspada Kekeringan, Cek Lokasinya di Sini
Panewu Tepus, Alsito mengatakan, saat kemarau, banyak warga di wilayahnya yang kesulitan air bersih. Kondisi ini terjadi merata di lima Kapanewon Tepus.
“Sumberwungu, Gunung Panggung, Purwodadi, Tepus dan Sidoharjo ada warga yang terdampak kekeringan,” kata Alsito.
Menurut Alsito, untuk pelaksanaan droping sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp76,5 juta. Diperkirakan pagu ini bisa dipergunakan penyaluran air bersih sebanyak 450 tangki.
Meski demikian, ia mengakui jumlah tersebut belum bisa mengcover ke seluruh wilayah. Pasalnya, bantuan hanya difokuskan di Kalurahan Tepus, Sidoharjo dan Purwodadi.
Adapun untuk Kalurahan Gunung Panggung dan Sumberwungu, penyaluran air bersih akan dimintakan bantuan ke BPBD Gunungkidul. “Upaya koordinasi dilakukan agar bantuan bisa tepat sasaran sehingga tidak ada dobel penyaluran,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kemenkop UKM Targetkan RUU Perkoperasian Disahkan Akhir 2023
Advertisement

Tiket Gratis Masuk Ancol, Berlaku Bagi Pengunjung Tak Bawa Kendaraan Bermotor
Advertisement
Berita Populer
- Susur Sungai dengan Ramahnya Bentangan Alam Cokrodiningratan
- Atmaji Dilantik Menjadi Wakil Ketua DPRD DIY Menggantikan Suharwanta
- Mantan Karyawan Rumah Makan Curi Motor Majikannya, Cat dan Pelat Diubah
- Ribuan Kader PDIP Yogyakarta Hadiri Rakercab
- Lestarikan Warisan Budaya Tak Benda, Disbud DIY Gelar Lomba Gobak Sodor Antar Pegawai Pemda
Advertisement
Advertisement