Advertisement
Petani Dlingo Ubah Strategi Tanam Hadapi Kemarau, Andalkan Kacang-Kacangan dan Pompa Air

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL – Menghadapi musim kemarau yang diprediksi berlangsung Juli-Agustus mendatang, petani di wilayah Dlingo, Bantul mulai mengubah strategi budidaya mereka.
Salah satu petani setempat, Wasto Nurhadi, mengungkapkan bahwa banyak petani kini memilih menanam tanaman yang tahan kekeringan seperti kacang hijau, koro, tolo, hingga benguk.
Advertisement
“Teman-teman petani masih membaca situasi. Biasanya di musim tanam ketiga (MT3), kami menanam tanaman yang tahan cuaca kering. Benguk dan kacang-kacangan jadi andalan,” ujar Wasto, Rabu (25/6/2025).
BACA JUGA: Konsumsi Ikan Masyarakat Bantul Naik, Capai 32,2 Kg per Kapita di 2024
Langkah ini diambil sebagai antisipasi atas kemungkinan berkurangnya curah hujan dan sulitnya akses air di sejumlah wilayah non-irigasi. Menurut Wasto, meski ribuan pompa air telah dibagikan oleh pemerintah, manfaatnya tetap bergantung pada ketersediaan sumber air di lokasi.
“Pompa memang sudah ada, tapi percuma kalau sumber airnya tidak ada. Sumur-sumur di sini dalam, dan hanya beberapa tempat yang ada sumber air seperti Kali Oyo,” ungkapnya.
Selain memilih tanaman tahan kering, petani juga mengandalkan varietas padi berumur pendek seperti M70 untuk memaksimalkan panen sebelum kemarau semakin panjang. Di beberapa lokasi yang masih memiliki pasokan air cukup, jagung juga menjadi alternatif.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo memastikan bahwa kawasan pertanian wilayahnya secara umum aman dari ancaman kekeringan. Hal ini didukung oleh distribusi lebih dari 4.000 unit mesin pompa air sejak 2022 ke seluruh kapanewon.
“Insyaallah Bantul untuk kemarau aman, karena hanya beberapa kapanewon yang terdampak seperti Dlingo, Imogiri, sebagian Piyungan, dan Pajangan,” kata Joko.
Ia juga mendorong petani untuk memilih komoditas berumur pendek yang hemat air, khususnya pada masa tanam ketiga (MT3) yang telah dimulai Juni ini.
Meski memasuki musim kemarau, Joko optimistis panen padi tetap berlangsung normal. Bahkan, panen raya diperkirakan terjadi pada Juli hingga Agustus 2025. “Ini kemarau basah, jadi padi tidak terlalu terdampak,” pungkasnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ricuh! Penumpang Pesawat Trans Nusa Jakarta-Jogja Ungkap Kekesalan Seusai Menunggu 10 Jam Tidak Diberangkatkan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal dan Lokasi Penjemputan Bus Sinar Jaya Jurusan Malioboro ke Parangtritis Rabu 25 Juni 2025
- Jadwal Kereta Api Prameks Hari Ini Rabu 25 Juni 2025
- Jadwal SIM Keliling Polda DIY Rabu 25 Juni 2025
- Prakiraan Cuaca Hari Ini Rabu 25 Juni 2025: DIY Cerah Berawan
- Rekonstruksi Pemuda Bunuh Pacar di Bantul, Seret Mayat ke Gudang hingga Masukkan Kerangka ke Trash Bag
Advertisement
Advertisement