Lewat HP Waliyin, Polisi Telusuri Grup Medsos Pelaku Mutilasi Sleman
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Polda DIY membentuk Satuan Tugas (Satgas) Siber untuk memantau grup-grup di media sosial atau medsos yang diikuti Waliyin dan RD, pelaku mutilasi di Sleman. Penelusuran itu dilakukan lewat HP atau ponsel dua pelaku.
Grup-grup ini diketahui dari ponsel milik pelaku yang disita polisi. Dua pelaku mutilasi adalah pria 29 tahun dari Kajoran, Magelang, bernama Waliyin dan pria 38 tahun berinisial RD yang berdomisili di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Adapun korban bernama Redho Tri Agustian, mahasiswa 20 tahun asal Pangkalpinang, Bangka Belitung, yang berkuliah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Advertisement
Redho dimutilasi di rumah indekos Waliyin di Krapyak, Triharjo, Sleman. Sebelum dimutilasi, Redho dan Waliyin serta RD melakukan apa yang disebut polisi sebagai aktivitas tak wajar disertai kekerasan berlebihan. Akibatnya, Redho meninggal dunia.
Lantaran panik, Waliyin dan RD memutilasi. Keduanya bahkan merebus tangan dan kaki Redho untuk mengaburkan sidik jari. Upaya tersebut gagal karena polisi berhasil mengidentifikasi Redho lewat didik jari. Waliyin dan RD lantas membuang potongan tubuh Redho yang sudah dibungkus plastik ke lima tempat di Sleman.
Kepala korban dikubur di dekat Sungai Krasak, Merdikorejo, Tempel. Tulang dan organ dalam korban ditemukan di sungai di Bangunkerto, Turi. Kemudian daging dan organ dalam serta pakaian dan sandal korban ditemukan di Kali Nyamplung, Jlegongan, Margorejo, Tempel. Potongan daging korban lainnya ditemukan di Sungai Nglinting perbatasan Lumbungrejo-Merdikerejo. Selanjutnya ponsel milik korban ditemukan di Ngebong, Margorejo, Tempel.
BACA JUGA: Kronologi Waliyin Memutilasi Mahasiswa di Sleman, Berawal dari Undangan Bertemu di Kos
Berdasarkan pemeriksaan polisi, Waliyin, Redho, dan RD berkenalan lewat sebuah grup di Facebook. Ketiganya kemudian membuat janji bertemu di rumah indekos Waliyin di Triharjo. Bergabungnya Waliyin, RD, dan Redho dalam satu grup yang berujung kematian dan mutilasi membuat tim penyidik Polda DIY menelusuri grup-grup di media sosial yang diikuti Waliyin dan RD. Grup-grup itu diselidiki lewat ponsel Waliyin dan RD yang sudah disita.
“Kami juga melakukan digital forensik terhadap ponsel milik para pelaku,” kata Wadirreskrimum Polda DIY, AKBP K. Tri Panungko Tri Panungko, saat jumpa pers di Mapolda DIY, Selasa (18/7).
“Di ponsel pelaku ada grup-grup WA [WhatsApp], grup-grup Facebook maupun media sosial lainnya, semuanya kami dalami.”
Polda DIY juga membentuk Satgas Siber untuk memantau hasil dari digital forensik untuk mengungkap isi pembicaraan dari grup-grup yang ada di ponsel pelaku.
“Kami membentuk Tim Satgas Siber untuk memantau hasil dari digital forensik yang kami lakukan. Ini [digital forensik] memang membutuhkan waktu,” katanya.
BACA JUGA: Mahasiswa UMY Jadi Korban Mutilasi di Sleman, Kampus Gelar Salat Gaib dan Doa Bersama
Tim penyidik sempat kesulitan mengungkap identitas korban, karena potongan tangan yang ditemukan sudah rusak. Namun berkat keuletan tim forensik, identitas korban akhirnya terkuak. Dari hasil identifikasi, sidik jari korban 99% identik dengan Redho, mahasiswa UMY yang terakhir kali terlihat oleh teman indekosnya di Kasihan, Bantul, pada Selasa (11/7/2023). Potongan tubuh Redho pertama kali ditemukan oleh warga di Sungai Bedog, Turi, Sleman, pada Rabu (12/7/2023) malam. Keluarga Redho kemudian membuat laporan orang kehilangan ke Polsek Kasihan pada Kamis (13/7/2023).
“Langkah yang kami lakukan melibatkan pemeriksaan Inafis. Kami membandingkan persamaan sidik jari yang kami temukan di lokasi kejadian dengan temuan orang hilang dan ternyata identik, nilainya 99 persen,” kata Dirreskrimum Polda DIY, Kombes Pol FX. Endriadi.
Identitas Redho juga terungkap dengan cara pengenalan visual. Polisi menunjukkan sejumlah barang yang ditemukan di lokasi kejahatan kepada keluarga korban.
“Keluarga korban memastikan barang-barang yang ditemukan di lokasi seperti kaus, celana pendek, sandal gunung benar-benar milik korban,” ujarnya.
Polisi juga memeriksa DNA Redho dengan keluarganya. “Kami menunggu hasil uji DNA korban. Identitas sidik jari identik, tetapi ada item-item lain yang perlu kami kumpulkan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Warga Keluhkan Pembakaran Sampah oleh Transporter, DLH Bantul Siap Bertindak
- 2 Sekolah di Kulonprogo Ini Berpotensi Terdampak Pembangunan Tol Solo-Jogja-YIA
- Viral Aksi Mesum Parkiran Abu Bakar Ali Jogja, Satpol PP Dorong Adanya Kontrol Sosial
- Pemkot Berkomitmen Selesaikan Sampah dari Hulu sampai Hilir
- Dorong Pilkada Lebih Fair dan Bermartabat, PDIP Kulonprogo Bentuk Satgas OTT Politik Uang
Advertisement
Advertisement