Advertisement
BPJS KESEHATAN: Perjuangan Reni dan Buah Hati Sehat Bersama JKN
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA– Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menjadi secercah harapan bagi peserta yang berjuang untuk kesehatannya. Dialah Reni, salah satu penduduk Kabupaten Kuloprogo yang kini terus berjuang untuk kesehatan dirinya dan buah hati.
Di akhir tahun 2013, Reni memulai perjuangannya untuk bangkit dari keterpurukan. Ibu dua anak ini didiagnosis gagal ginjal setelah kehamilan anak keduanya. Saat itu, usia kandungannya baru menginjak enam bulan.
Advertisement
BACA JUGA: Bersama JKN, Nuryanto Bangkit dari Sakit
Reni mengalami preeklamsia, tekanan darah dan gula darahnya tinggi. Kondisinya tidak memungkinkan suntuk melahirkan secara normal. Bayi yang ada di dalam kandungannya harus segera dilahirkan.
Tidak berhenti sampai di situ saja, Reni masih harus kembali menata hatinya. Kebahagiaannya seketika meredup, dokter mendiagnosa bahwa bayinya terkena cerebral palsy. Kondisi ini membuat sang buah hati membutuhkan perawatan lebih intensif di rumah sakit.
Namun, Reni mengaku bersyukur, ketika diberikan ujian hidup yang bertubi-tubi, masih mendapatkan kemudahan dengan adanya BPJS Kesehatan. Semangatnya mulai terbentuk perlahan.
“Anak saya terkena cerebral palsy. Setelah dilahirkan, ia masih membutuhkan perawatan di rumah sakit sampai dua bulan. Beruntungnya saya telah menjadi peserta JKN, sehingga anak saya juga bisa didaftarkan sebagai peserta JKN. Pada saat itu proses pendaftarannya juga sangat mudah dan cepat. Saya dan anak saya bisa pulang tanpa ada tagihan satu rupiah pun,” kata Reni.
Tidak lama setelah pulang dari rumah sakit, kondisi sang buah hati kembali menurun, bahkan tumbuh kembangnya mengalami beberapa gangguan. Reni dengan sabar membawa bayinya kembali ke rumah sakit demi memastikan kondisinya baik-baik saja.
“Saya tidak tahu lagi harus mencari uang darimana, jika saya tidak memiliki kepesertaan JKN. Lagi-lagi semua biaya perawatan anak saya ditanggung oleh BPJS Kesehatan,” ucap Reni.
Dua tahun berjalan, pertahanan Reni kembali runtuh ketika mendengar ucapan dokter bahwa fungsi ginjalnya semakin menurun. Obat-obatan yang selama ini dikonsumsinya tidak berhasil membuat fungsi ginjalnya membaik.
Jalan satu-satunya yang dapat dilakukan agar Reni bisa bertahan adalah dengan melakukan hemodialisis atau cuci darah.
Di sela-sela rutinitasnya menjaga dan merawat sang buah hati, Reni harus menyempatkan diri untuk melakukan serangkaian prosedur terapi yang mampu menggantikan fungsi ginjalnya saat ini.
“Dijadwalkan oleh dokter satu minggu dua kali. Hari Rabu dan Sabtu,” tutur Reni terisak sembari menyembunyikan kesedihan ketika harus memutar kembali cerita masa lalunya.
Tak terasa delapan tahun sudah, Reni menjalani proses cuci darah. Ia rutin melakukan terapi di Klinik Hemodialisis Nitipuran. Klinik yang terletak di wilayah Kabupaten Bantul ini berjarak puluhan kilometer dari rumahnya. Reni mengaku senang menempuh perjalanan jauh untuk bertemu dengan petugas klinik, teman-teman senasib dan seperjuangan.
Semua sangat membantu Reni menemukan lagi puing-puing harapan yang sudah lama hancur. Menurutnya yang paling utama dibutuhkan oleh orang sakit adalah perasaan senang.
“Saya selalu cuci darah di Klinik Hemodialisis Nitipuran menggunakan BPJS Kesehatan. Di sini nyaman sekali. Tidak pernah diperlakukan seperti orang sakit. Petugasnya sangat baik. Semua yang ada di sini sudah seperti saudara. Meskipun jauh dari rumah, saya tetap mau cuci darah di sini. Terima kasih sekali kepada BPJS Kesehatan. Jika tidak ada BPJS Kesehatan, saya tidak akan mampu membayar semua biaya cuci darah dan masih bertahan hidup seperti sekarang. Saya harus kuat dan sehat untuk anak saya,” tutup Reni. (BC)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Sebut Penetapan Tersangka Hasto Kental Aroma Politis, DPP PDIP Beberkan 3 Indikatornya
Advertisement
Mengenal Coolcation dan Star Bathing, Cara Berwisata yang Bakal Tren Tahun Depan
Advertisement
Berita Populer
- Senjata Api Anggota Polres Kulonprogo Diperiksa, 3 Rusak dan Tujuh Izin Berlakunya Habis
- Jadwal dan Tarif DAMRI Jogja ke Bandara YIA, Pantai Parangtritis, dan Baron Gunungkidul
- Libur Natal dan Tahun Baru, Layanan SIM di Kota Jogja Tutup 3 Hari
- Selama Libur Natal dan Tahun Baru, Wisatawan Diimbau Berjalan Kaki saat Masuk Malioboro
- Libur Natal dan Tahun Baru, Pemda DIY Siap Sambut Lonjakan Wisatawan
Advertisement
Advertisement