Advertisement
Tren Kebakaran di Gunungkidul Meningkat, Ini Datanya

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran Gunungkidul mencatat sudah ada 37 kebakaran sejak awal 2023. Masyarakat pun diminta mewaspadai musibah ini karena ada potensi peningkatan saat musim kemarau dan efek pembakaran sampah.
Kepala Kasubag Tata Usaha, UPT Pemadam Kebakaran Gunungkidul, Ngadiyono mengatakan sejak awal tahun hingga 10 Agustus 2023 sudah ada 37 kebakaran di Gunungkidul. Untuk penyebabnya bervariasi mulai dari kegiatan pembakaran sampah, hubungan arus pendek listrik hingga masalah tabung gas.
Advertisement
Menurut dia, aktivitas pembakaran dan korsleting listrik menjadi yang paling banyak karena masing-masing ada 12 kasus. sedangkan 13 kasus lainnya disebakan karena tungku perapian lima kasus, instalasi mobil dua kasus dan tabung gas dua kasus. “Masih ada karena lilin dan menyulut rokok menjadi sumber kebakaran,” katanya kepada wartawan, Minggu (13/8/2023).
BACA JUGA: Jadi Korban Kebakaran, 7 Keluarga di Umbulharjo dan Gondokusuman Terima Bantuan Rp69 Juta
Kepala UPT Pemadam Kebakaran Gunungkidul, Handoko mengatakan, kasus kebakaran sangat fluktuatif. Tahun lalu, ia mencatat ada 51 peristiwa kebakaran. “Kalau sekarang sudah ada 37 kasus. Mudah-mudahan tidak terus bertambah,” katanya.
Dia meminta kepada masyarakat lebih mewaspadai kebakaran di musim kemarau. Sebab potensi dan kerawanannya jadi lebih tinggi, sedangkand dari sisi pemadaman juga relatif lebih sulit karena ketersediaan air yang makin menipis.
Selain itu, adanya embusan angin juga memberikan pengaruh terhadap upaya pemadaman. Meningkatnya kasus kebakaran di musim kemarau bukan isapan jempol belaka.
Sebagai gambaran hingga Juni lalu, kebakaran baru ada 22 kasus, tetapi sepanjang Juli hingga awal Agustus ada penambahan 15 kasus baru. “Makanya kami meminta kepada warga untuk lebih berhati-hati,” katanya.
Menurut dia, kebakaran yang terjadi banyak dipicu karena kelalaian manusia. Kebiasaan membakar sampah di sekitar bangunan rumah atau kandang ternak menjadi salah satu penyebabnya. “Kalau ada aktivitas pembakaran sampah harap ditunggu sampai mati sehingga tidak berpotensi menjalar ke lainnya. Selain itu, upaya pencegahan dapat dilakukan dengan rutin mengecek instalasi listrik,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

28 Perusahaan Segera Mengantre di Bursa, Mayoritas Sektor Konsumer Nonsiklikal
Advertisement

Destinasi Unik, Kuil Buddha Ini Dibangun dengan Jutaan Botol Bir
Advertisement
Berita Populer
- Mau ke Bandara YIA Pakai Bus Damri? Simak Jadwalnya di Sini
- Mantan Napi Teroris Ini Mendapat Bantuan Penunjang Ekonomi Keluarga dari Pemkot Jogja
- Mau ke Jogja atau Solo Naik KRL? Berikut Jadwal KRL Jogja-Solo dan Lokasi Stasiunnya
- PENGEMBANGAN PARIWISATA: Festival Kampung Wisata Perkuat Inovasi
- Top 7 News Harian Jogja Online, Sabtu 23 September 2023
Advertisement
Advertisement