Advertisement

Habitat Monyet Ekor Panjang Akan Dilindungi, Ini Hasil Pemetaan di Gunungkidul

Yosef Leon
Jum'at, 27 Oktober 2023 - 13:27 WIB
Sunartono
Habitat Monyet Ekor Panjang Akan Dilindungi, Ini Hasil Pemetaan di Gunungkidul Ilustrasi monyet - Pixabay

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Pemda DIY sepakat untuk berkolaborasi melakukan penanganan dan perlindungan habitat monyet ekor panjang yang ada di Kabupaten Gunungkidul.

Upaya perlindungan ini dilakukan tidak hanya untuk melindungi habitat dan eksistensi satwa yang terancam punah tersebut, tapi juga melindungi kebun dan lahan pertanian milik warga yang menjadi sumber ketahanan pangan dari serangan monyet ekor panjang.

Advertisement

Ketua Pusat Studi Manajemen Bencana UPNV Jogja Eko Teguh Paripurno mengajak serta keterlibatan Pemda DIY setempat untuk menangani monyet ekor panjang serta mekanisme perlindungan yang selaras berupa kawasan konservasi bersama. Mengelola ekologi, melakukan perlindungan monyet tersebut yang sudah akan punah dan juga perlindungan aset warga untuk ketahanan pangan.

BACA JUGA : Kera Ekor Panjang Serang Pertanian di Bantul

Sejak lima tahun terakhir keberadaan monyet ekor panjang sudah cukup meresahkan masyarakat di Kalurahan Pundungsari, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul. Monyet ekor panjang tersebut mendatangi pemukiman penduduk di Dusun Sedono, Dusun Kutugan, Dusun Jelok, Dusun Tepus, Dusun Bonpon dan Dusun Pijenan untuk mencari makanan dan merusak kebun serta pertanian masyarakat.

Menurut Eko, hal tersebut sangat mungkin disebabkan oleh keberadaan pohon buah-buahan di hutan jumlahnya semakin berkurang. Kondisi tersebut semakin darurat melihat konflik satwa dengan masyarakat tidak hanya di Kapanewon Semin, tetapi juga di kapanewon lainnya, sehingga muncul tindakan masyarakat terdampak yang mengusir monyet ekor panjang dengan cara membakar lahan, dan mengakibatkan kebakaran lahan semakin meluas.

"Kami sudah memaparkan sejumlah hal kepada Sri Sultan dan mendapat dukungan terkait program perlindungan habitat monyet ekor panjang berbasis komunitas," katanya, Jumat (27/10/2023). 

Pihaknya sudah memetakan lokasi persebaran dan jumlah monyet ekor panjang di Kabupaten Gunungkidul. Kemudian juga pemetaan kawasan yang bisa dijadikan lahan perlindungan habitat dan lahan untuk sumber daya makan monyetnya, ketersediaan pakannya, termasuk lahan Sultan Ground. Ketiga mendukung pembuatan program membangun kesetaraan dalam kerja sama multi helix ini. 

Eko menambahkan, program pengelolaan konservasi monyet ekor panjang di Semin Gunungkidul bersama warga setempat  sudah disosialisasikan perlindungan habitat satwa monyet ekor panjang dan pembentukan tim.

Programnya mengadposi model bottom up, sehingga ada energi warga, energi perguruan tinggi, energi pemerintah daerah, energi lembaga usaha dan lembaga swasta, organisasi masyarakat sipil, berbentuk kolaboratif. 

"Ini teman-teman di desanya itu sudah mulai memilih tempat yang pas. Kami memilihkan vegetasi yang layak. Lantas juga sudah kontak dengan lembaga-lembaga yang kira-kira bisa mendukung sesuai porsinya,” ujarnya. 

Lurah Pundungsari, Semin, Gunungkidul, Tumin berharap, dengan pelaksanaan program perlindungan habitat monyet ekor panjang ini ke depannya masyarakat dapat hidup berdampingan dengan satwa tersebut tanpa harus mengusik satu sama lain. Lantaran, hingga saat ini monyet ekor panjang sudah menyerang lahan pertanian dan pemukiman warga.

“Yang sudah terserang untuk di tempat kami ini Kalurahan Pundungsari, dan ada Kalurahan Semin, dan Kalurahan Karangsari. Kalau di Karangsari ini hampir seluruh dusun, hampir tiap hari sudah terserang (monyet ekor panjang). Apalagi kemarau ini sudah merambah ke rumah warga. Untuk Semin ini sebagian. Kalau untuk di tempat kami (Pundungsari) ini 5 dusun. Lima dusun ini sudah terserang sampai ke tempat warga masyarakat,” kata Tumin. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gunung Ibu Pulau Halmahera Meletus, Abu Vulkanik Setinggi 3,5 Kilometer

News
| Minggu, 28 April 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement