Advertisement
Puluhan Pelajar di Kulonprogo Ikut Skrining Merokok

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Yayasan Jantung Indonesia bersama Sinergi Bersama Mengurangi Asap Rokok Kulonprogo (Semarku) menggelar agenda Sekolah Tanpa Advertising Rokok (STAR) di Kulonprogo. Pada momen ini puluhan siswa turut menjalani skrining merokok lewat alat CO Analyzer.
Koordinator Klub Jantung Sehat Remaja, Yayasan Jantung Indonesia, Taufik Hidayat mengungkapkan lingkungan sekolah masuk ke dalam kawasan tanpa rokok. Namun, acap kali tak jauh dari sekolah masih banyak advertising atau iklan rokok yang dipajang.
Advertisement
"Yang terpenting adalah dari 500 meter radius sekolah, itu bebas dari iklan rokok. Kalau kita melihat biasanya itu di sekitar sekolah, di depan sekolah atau di samping itu masih ada iklan rokok yang bentuknya spanduk-spanduk kecil," jelasnya di Aula Paroki St. Maria Bunda Penasehat Baik, Wates, Kulonprogo, Senin (30/10/2023).
BACA JUGA: Petugas Menyisir Bekas Kebakaran di Gunung Merbabu, Ini Hasil Temuannya
Radius 500 meter dari sekolah lanjut Taufik harus bebas dari iklan rokok. Hal ini untuk meminimalisir siswa terpapar dari iklan rokok dan mencegah mereka menjadi perokok pemula.
Iklan rokok diungkapkan Taufik cenderung mengasosiakan rokok dengan anak muda, perilaku keren, macho dan sebagainya. Padahal perilaku merokok lanjut Taufik tidak sesuai dengan apa yang digambarkan.
Iklan yang sangat masif, kata Taufik dapat membuat para siswa ingin mencoba. Karena merasa merokok itu keren seperti yang diiklankan.
"Justru malah mereka bisa terindikasi oleh penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh perilaku merokok itu sendiri. Memang tidak sekarang yang mereka rasakan, tapi nanti dikemudian harinya. Makanya kita menyasar anak-anak muda yang memang industri rokok itu menyasar mereka untuk menjadi perokok," ungkapnya.
Dalam agenda STAR, Yayasan Jantung Indonesia bersama Semarku mengadakan sejumlah paparan materi tentang bahaya merokok dan iklannya kepada pelajar SMP. Selain itu tim juga melakukan skrining merokok kepada para peserta yang merupakan pelajar SMP di Kulonprogo.
"Kami melakukan skrining kesehatan. Jadi di skrining kita menanyakan apakah mereka merokok, di lingkungan rumahnya perokok atau enggak, orang tuanya, kakaknya dan yang terakhir kita melakukan tes CO Analyzer," jelasnya.
Metode CO Analyzer akan mengecek kandungan asap di dalam paru-paru. Caranya, siswa cukup meniup alat yang tersedia maka kandungan asap dari paru-paru masing-masing dapat diketahui.
Hasilnya dari sekitar 50 siswa, tim menentukan ada beberapa siswa yang menunjukkan hasil yang cukup tinggi di usia mereka. "Rata-rata hasilnya bagus di angka 1-2 yang hasilnya tinggi tidak banyaklah. Dari 50-an mungkin di bawah 10 persen lah yang hasilnya agak tinggi," ungkapnya.
Taufik mengimbau bagi siswa yang memiliki nilai tinggi pada CO Analyzer untuk menghentikan aktivitas merokok mereka. Dengan usia yang masih muda, temuan angka 5-6 di CO Analyzer membuat Taufik khawatir akan kesehatan paru-paru mereka. "Para-paru mereka harusnya bersih apalagi tinggalnya di Kulonprogo yang udaranya baik, bagus," ujarnya.
Anak-anak dengan hasil CO Analyzer tinggi lanjut Taufik nantinya bisa dibantu pihak sekolah melalui guru BK untuk melakukan konseling. Merrka juga dapat dibawa ke Puskesmas untuk menjalani treatment penghentian perilaku merokok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pakar Hukum UI Nilai LaNyalla Jadi "Target" KPK, Ini Alasannya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Ini Jadwal dan Lokasi Layanan Perpanjangan SIM di Gunungkidul, Jumat 18 April 2025
- Jadwal Ibadah Jumat Agung di Berbagai Gereja di DIY
- Jalur Trans Jogja Terbaru Hari Ini, Jumat 18 April 2025
- Dewan Dorong Ada Standarisasi Iuran Sampah Penggerobak di Jogja, Warga Miskin Dinolkan
- Dinas Peternakan Gunungkidul Gencarkan Vaksinasi dan Edukasi Massif Cegah Antraks
Advertisement