Advertisement

Hore! Jembatan Penghubung antara Tol Solo Jogja dengan Tol Trans Jawa Mulai Dipasang

Abdul Hamied Razak
Selasa, 31 Oktober 2023 - 19:07 WIB
Abdul Hamied Razak
Hore! Jembatan Penghubung antara Tol Solo Jogja dengan Tol Trans Jawa Mulai Dipasang Instalasi balok jembatan yang menghubungkan tol Solo Jogja dengan Tol Trans Jawa di underpass Ngasem ini ditargetkan dilaksanakan selama empat hari berturut/turut mulai 30 Oktober hingga 2 November 2023 mendatang. Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Tahap demi tahap pembangunan Jalan Tol Jogja-Solo terus diselesaikan. Terbaru proyek yang masuk program strategis nasional (PSN) ini sukses melakukan pekerjaan Erection Girder (instalasi balok jembatan) Under Pass Ngasem.

Proyek yang terletas di STA 0+500 dinilai spesial. Pasalnya, ini menjadi jembatan pertama penghubung Jalan Tol Jogja-Solo dengan Jalan Tol Trans-Jawa. Kegiatan instalasi balok jembatan ini ditargetkan dilaksanakan selama empat hari berturut-turut mulai 30 Oktober hingga 2 November 2023 mendatang.

Advertisement

Direktur Utama PT Jasamarga Jogja Solo (JMJ) selaku anak usaha dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk yang mengelola proyek Jalan Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo, Suchandra Hutabarat mengatakan Jembatan Ngasem merupakan titik awal dari Jalan Tol Solo-Jogja-YIA Kulonprogo. Jembatan tersebut sekaligus menjadi penghubung jalan tol Solo-Jogja menuju Jalan Tol Trans-Jawa.

BACA JUGA: Gambaran Rekayasa Lalu Lintas Saat Pembangunan Tol Jogja YIA di Atas Ring Road Utara Dilaksanakan

“Jumlah balok jembatan yang akan diinstalasi adalah sebanyak 12 buah dengan berat 80 ton dan panjang 40,8 meter," katanya, Selasa (31/10/2023).

Erection ini, sambung Suchandra, dilaksanakan pada bentang antara dua pilar jembatan (Pier) yang berlokasi diatas pertigaan exit tol Colomadu, setelah sebelumnya dilakukan pekerjaan stressing girder (balok jembatan) selama sepekan terakhir.

"Proses Erection Girder memiliki banyak aspek teknis yang perlu diperhatikan berdasarkan kriteria kualitas, waktu, biaya, metode dan resiko,” jelas Suchandra.

Rekayasa Lalin

Untuk meminimalisir dampak terhadap lalu lintas di pertigaan Exit Tol Colomadu tersebut, PT JMJ bersama pihak Kepolisian memberlakukan rekayasa arus lalu lintas pada saat pelaksanaan pekerjaan erection girder.

Salah satunya, untuk kendaraan dari dan menuju arah Tugu Kartasura atau arah Boyolali diimbau untuk mencari jalur alternatif melalui Jalan Sawit untuk keluar di Simpang Tiga Pengging, Simpang Tiga Randusari atau Simpang empat Tegal Wire.

Penerapan teknik dan pemenuhan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) juga menjadi perhatian utama PT JMJ. Kondisi tanah dasar yang menjadi pijakan/ tumpuan crane telah dipastikan kuat untuk menahan beban yang ada.

Demikian pula kondisi alat dan sarana penunjang lainnya serta petugas dan operator alat berat juga telah dipastikan berada dalam kondisi baik. Koordinasi yang intens terus dilaksanakan selain rapat rutin menjelang pekerjaan antara PT JMJ dan stakeholder terkait.

Suchandra juga menambahkan bahwa pengerjaan Erection Girder di Persimpangan Exit Tol Colomadu ini sesuai dengan target yang dilaksanakan sebelum libur panjang Hari Raya Natal 2023 & Tahun Baru 2024.

“Pelaksanaan Erection Girder di waktu yang tepat ini sangat diperlukan karena berpengaruh terhadap jadwal pengerjaan proyek lainnya yang juga harus diselesaikan tepat waktu. Proses pemasangan harus sesuai dengan syarat dan ketentuan K3, baik bagi pengguna jalan tol nantinya maupun para pekerja proyek. Sehingga harus diperhitungkan secara matang agar tidak terjadi kesalahan" tutupnya.

Suksesnya pelaksanaan Erection Girder pada hari pertama tersebut, lanjutnya, merupakan salah satu sinyal positif terhadap penyelesaian konstruksi di Tahap 1.

Untuk diketahui, pembangunan Jalan Tol Jogja-Solo terbagi menjadi 3 tahap yaitu tahap I sepanjang 49,25 Km (Kartasura-Maguwoharjo dan Trihanggo – Junction Sleman), tahap II 2 sepanjang 38,574 (Junction Sleman – YIA Kulon Progo), tahap 3 sepanjang 8,75 Km (Maguwoharjo - Trihanggo).

Jalan tol dengan total panjang 96,57 Km ini memiliki masa konsesi selama 40 tahun dan merupakan salah satu PSN untuk mendukung program pemerintah dalam pemerataan infrastruktur di Indonesia. Proyek ini juga dibangun untuk meningkatkan kelancaran distribusi barang dan jasa (logistik), pengembangan industri dan pariwisata serta meningkatkan konektivitas di Pulau Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Elon Musk: PLTS Jadi Solusi Atasi Krisis Air Global

News
| Senin, 20 Mei 2024, 12:47 WIB

Advertisement

alt

Lokasi Kolam Air Panas di Jogja, Cocok untuk Meredakan Lelah

Wisata
| Senin, 20 Mei 2024, 07:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement