Advertisement
Kualitas Air Sungai di Bantul Buruk, Pemkab Beberkan Buktinya
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Kualitas air sungai di Bantul masih dinilai buruk. Hal itu terlihat dari rendahnya Indeks Kualitas Air (IKA) sungai di Kabupaten Bantul pada 2022 yang memang masuk dalam kategori Buruk. Bahkan IKA tersebut pun lebih rendah daripada tahun sebelumnya.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul mencatat nilai IKA Kabupaten Bantul pada 2022 masih menunjukkan berada pada angka 36,67 dari target 40.
Advertisement
Nilai IKA tersebut diperoleh dari lima sungai yang diuji yaitu Sungai Winongo yang mendapat nilai 23,33, Sungai Opak dengan nilai 43,33, Sungai Gajahwong dengan nilai 36,67, Sungai Bedog dengan nilai 36,67, dan Sungai Oyo dengan nilai 43,33. Sementara untuk memenuhi baku mutu kualitas air sungai, maka IKA harus mencapai nilai 70.
Data tersebut, menurut Kepala DLH Kabupaten Bantul, Ari Budi Nugroho menunjukkan bahwa secara umum kualitas air sungai di wilayah Kabupaten Bantul masih belum baik, atau masuk dalam kategori buruk.
Ari menuturkan penyebab buruknya kualitas air tersebut dikarenakan lokasi geografis Kabupaten Bantul berada di bagian selatan DIY, sehingga secara alami Kabupaten Bantul merupakan daerah hilir dari Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mengakibatkan banyak pencemaran berasal dari hulu masuk ke Kabupaten Bantul.
BACA JUGA: Viral Eceng Gondok Tutupi Sungai, Ini Dampaknya
Beberapa sumber pencemaran yang banyak ditemukan antara lain bakteri Coliform dari buangan limbah rumah tangga, buangan tangki septik, cemaran kotoran hewan ternak dan pupuk. Selain itu menurut dia, kesadaran pelaku usaha juga dinilai masih relatif rendah dalam pengelolaan lingkungan, khususnya pembuangan air limbah, sehingga limbah yang masuk ke badan sungai atau media lingkungan belum seluruhnya memenuhi baku mutu.
Menurut dia kondisi kualitas air sungai 2022 mengalami penurunan dibanding capaian tahun sebelumnya. Diketahui tahun 2021, IKA sungai di Kabupaten Bantul mencapai angka 56.
“IKA tahun 2022 turun dibandingkan 2021. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan bakteri coli di air sungai, limbah rumah tangga masuk ke sungai dimana volume air sungai yang relatif kecil dipengaruhi oleh musim kemarau yang panjang, mengakibatkan konsentrasi pencemar tinggi,” katanya.
Selain itu penurunan tersebut juga dipengaruhi aktivitas masyarakat dan kegiatan atau usaha. Pada tahun 2020-2021 aktivitas masyarakat dan kegiatan atau usaha cenderung menurun, karena pandemi Covid 19, sehingga limbah kegiatan atau usaha mengalami penurunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Desain Besar Otonomi Daerah Perlu Atur Soal Evaluasi Pemda
Advertisement
Wisata Air Panorama Boyolali Jadi Favorit di Musim Libur Natal
Advertisement
Berita Populer
- Prakiraan Cuaca di Jogja Hari Ini 26 Desember 2024: Siang Cerah Berawan, Sore Hujan Ringan
- Top Ten News Harianjogja.com, Kamis 26 Desember 2024, Yasonna Laoly Dicegah KPK, Lonjakan Wisatawan, Kecelakaan Pesawat
- Puluhan Gedung Sekolah di Bantul Butuh Perbaikan, Rata-rata Kerusakan Atap Bangunan
- Jadi Santa Claus, Bek Kanan PSS Sleman Phil Ofosu Ayeh Beri Hadiah Anak-anak Kompleks Perumahan
- Profil Almarhum Guru Besar Filsafat Pancasila UGM Profesor Kaelan, Usulkan Revitalisasi Negara Kebangsaan
Advertisement
Advertisement