Advertisement
Sepi Pembeli, Pedagang Kuliner di Terminal Dhaksinarga Pilih Setop Berjualan

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Area kuliner di kawasan Terminal Dhaksinarga di Kalurahan Selang, Wonosari tak lagi beroperasi. Pasalnya, sejak akhir September pedagang di kawasan tersebut memilih menutup lapak karena sepinya pembeli.
Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Tipe A Dhaksinarga, Aris Farwanto membenarkan aktivitas pasar kuliner di area parkir terminal berhenti beroperasi untuk sementara waktu. Adapun penyebabnya, dia tidak tahu persis. Tetapi diduga karena menurunnya pembelin yang terjadi sejak Lebaran hingga sekarang.
Advertisement
Meski berada di kawasan terminal, pengelolaan tempat kuliner tersebut dilakukan oleh Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Gunungkidul. “Untuk detailnya bisa bertanya ke pengurus APKLI saja, karena kami tidak ikut mengelolanya,” katanya, Rabu (29/11/2023).
Aris mengungkapkan, pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan kunjungan ke terminal. Ada beberapa program yang dijalankan seperti rencana membuka pintu masuk baru.
Selain itu, juga ada wacana pembangunan rest area di lingkungan terminal. Guna mewujudkan rencana ini juga sudah berkoordinasi secara intensif dengan Kementerian Perhubungan.
“Sebenarnya kami berharap dengan adanya pusat kuliner di area terminal bisa ikut meramaikan kunjungan. Tetapi, hal tersebut belum bisa. Jadi, dibuat rencana baru untuk mendukung keberadaan terminal,” kata Aris.
Dia juga berharap dengan adanya wacana pengembangan area terminal juga bisa mendukung keberadaan UMKM di Bumi Handayani, khususnya di area Terminal Dhaksinarga. “Masih proses, tapi kami tetap berupaya agar terminal bisa terus ramai dikunjungi,” katanya.
Salah seorang pengurus APKLI Gunungkidul, Sutopo mengatakan, area kuliner di Kawasan Terminal Dhaksinarga beroperasi sejak 2022 lalu. Meski demikian, ia tidak menampik usaha yang dikembangkan pedagang tidak berjalan dengan mulus.
BACA JUGA: Pemkab Kulonprogo Terus Lakukan Pembinaan Legalitas PKL
Hal ini terlihat pada saat peresmian yang ramai dikunjungi karena ada beberapa even yang digelar. Namun demikian, setengah tahun berselang mulai mengalami kemunduran hingga akhirnya memilih tutup. “Masih sepi dan akhirnya pedagang memilih tutup. Penutupan sudah berlansung sejak akhir September lalu,” katanya.
Topo mengungkapkan, untuk pembangunan tempat kuliner ini mengeluarkan modal sekitar Rp500 juta. Investasi ini ditanggung oleh pedagang dengan masing-masing orang mengeluarkan uang sebesar Rp10 juta. “Anggotanya ada 50 orang. Jadi, untuk membangun kios ada iuran Rp50 juta,” katanya.
Selain itu, tempat yang dipergunakan juga belum dikenai biaya sewa. Para pedagang baru dikenai uang kebersihan lingkungan.
Dia menduga, sepinya taman kuliner karena aksesnya harus mengikuti jalur kunjungan ke terminal. Hingga sekarang masih dicarikan solusi dengan pihak terminal agar bisa ramai dan pedagang bisa Kembali berjualan.
“Sudah ada kesepahaman dengan pihak terminal dengan adanya rencana jalan tengah ke terminal yang bisa melalui pusat kuliner. Mudah-mudahan ini bisa direalisasikan sehingga jadi lebih ramai dan pedagang Kembali berjualan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

KPK Nilai RUU KUHP Berpotensi Mengurangi Fungsi Pemberantasan korupsi
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Tarif Impor ke AS Tak Jadi 32 Persen, Pelaku Ekspor Bantul Bernapas Lega
- Bupati Kulonprogo Salurkan Bantuan Bagi Warga Miskin di Kalurahan Wates
- Pemkab dan DPRD Sleman Bakal Hidupkan Kembali Aktivitas Perdagangan di Pasar Godean
- 1.000 KK Peserta PKH di DIY Graduasi, Mensos: Penghasilan di Atas UMR, Tak Lagi Menerima Bansos
- Batas Waktu Berakhir, Satpol PP Gunungkidul Minta Bangunan Liar di Pantai Drini Segera Dibongkar
Advertisement
Advertisement