Advertisement

Hasil Survei Terbaru, Elektabilitas Prabowo-Gibran Stabil Lebih dari 50 Persen

Newswire
Minggu, 17 Desember 2023 - 08:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Hasil Survei Terbaru, Elektabilitas Prabowo-Gibran Stabil Lebih dari 50 Persen Calon presiden dan calon wakil presiden dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto (kanan) dan Gibran Rakabuming Raka (kiri) mengambil undian nomor urut pada Rapat Pleno Terbuka Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Pasangan Capres dan Cawapres Pemilu Tahun 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (14/11 - 2023). / Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Temuan survei Indometer menunjukkan elektabilitas pasangan calon presiden nomor 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka tampak mulai stabil. Memasuki dua pekan masa kampanye, elektabilitas pasangan ini mencapai lebih 50,8%.

“Elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran mulai stabil pada kisaran 50 persen lebih, sehingga dipastikan Pilpres berjalan hanya satu putaran,” ungkap Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer Leonard SB dalam keterangan tertulis kepada pers dikutip Minggu (17/12/2023).

BACA JUGA: Survei Indometer Sebut Gerindra Naik Jadi 18,5 Persen, PDIP Turun Jadi 16,6 Persen

Angka tersebut naik tipis dari survei bulan November 2023 yang juga menembus 50,1%, setelah sebelumnya masih tercatat sebesar 45,3% pada Oktober. Menurut paparannya, bila tidak ada perubahan yang signifikan, Pilpres 2024 dipastikan bakal berlangsung hanya dalam satu putaran.

Advertisement

Menurut Leonard, dukungan terhadap Prabowo-Gibran mengalami peningkatan dibandingkan pada awal keduanya mulai dipasangkan menjelang pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Hal serupa tidak dialami oleh capres Ganjar Pranowo dan cawapresnya Mahfud MD, yang mengalami penurunan elektabilitas, dari capaian 32,8% pada Oktober, elektabilitas Ganjar-Mahfud turun menjadi 25,8% (November) dan kini tersisa 21,2%.

Sebaliknya dengan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang justru meningkat elektabilitasnya dan kini unggul tipis terhadap Ganjar-Mahfud. Naik dari 15,6% (Oktober) menjadi 18,7% (November), Anies-Cak Imin kini menyodok hingga 22,0%.

“Selama ini Anies selalu menempati posisi juru kunci dalam pertarungan segitiga menghadapi Prabowo dan Ganjar, tetapi dalam perkembangan terbaru pasangan yang mengusung jargon perubahan itu berpotensi menjadi runner-up dalam Pilpres 2024,” jelas Leonard.

Lebih lanjut, Leonard menjelaskan menurunnya elektabilitas Ganjar-Mahfud bisa dijelaskan dari sulitnya pasangan tersebut menawarkan gagasan di tengah kontestasi antara visi keberlanjutan dari kubu Prabowo-Gibran dan wacana perubahan yang digaungkan Anies-Cak Imin.

Hal tersebut tercermin dalam debat pertama yang digelar KPU, di mana Prabowo tampak memposisikan diri sebagai capres petahana yang mendukung dilanjutkannya program-program Jokowi. Anies dengan retorikanya terus menyuarakan kritik terhadap kebijakan pemerintahan.

BACA JUGA: Elektabilitas Ganjar Lampaui Prabowo versi Lembaga Riset Australia

“Ganjar yang berada di tengah-tengah tidak bisa menawarkan gagasan benar, apakah bakal tegas melanjutkan program Jokowi atau melancarkan kritik ala oposisi,” lanjut Leonard. Sebagai catatan, Ganjar-Mahfud diusung oleh PDIP yang notabene adalah bagian dari pemerintahan.

“PDIP sendiri menjadi partai pemenang selama dua pemilu berturut-turut, tetapi gayanya justru seperti oposisi terhadap Jokowi,” ujar Leonard. Serangan yang dilontarkan kubu Ganjar dan PDIP terhadap Jokowi semakin keras sejak pasangan Prabowo-Gibran melaju ke Pilpres.

Situasi terbaru, lanjut Leonard, di mana Anies-Cak Imin berpotensi menggeser Ganjar-Mahfud ke peringkat ketiga perlu menjadi bahan evaluasi dalam strategi kampanye yang tersisa kurang dari dua bulan ke depan.

"Strategi menyerang kubu Jokowi dan Prabowo-Gibran yang dilakukan selama ini justru gagal menaikkan elektabilitas, bahkan membuat Ganjar-Mahfud semakin terpuruk.

“Anies-Cak Imin kini menjadi ancaman terbesar bagi kubu Ganjar-Mahfud dan koalisi PDIP,” kata Leonard.

Sebelum-sebelumnya kubu Ganjar dan PDIP kerap mewanti-wanti bahwa pertarungan dengan Prabowo sebagai sesama kubu nasionalis hanya akan menguntungkan Anies. Hasilnya memang Anies yang menguat, tetapi kerugian hanya dialami oleh pihak Ganjar, bukan Prabowo.

“Nyaris tidak terjadi migrasi pemilih Prabowo, yang terjadi justru perpindahan sebagian pemilih Ganjar dan dicuri oleh Anies,” pungkas Leonard. Sementara itu tersisa sebanyak 6,0% yang masih menyatakan tidak tahu/tidak menjawab.

Survei Indometer dilakukan pada 1-7 Desember 2023 terhadap 1.200 responden di seluruh provinsi di Indonesia, yang dipilih secara acak bertingkat survei (multistage random sampling). Margin of error survei sebesar ±2,98% dan pada tingkat kepercayaan 95%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Sita Uang Rp6,8 Miliar dari OTT Pj Wali Kota Pekanbaru Risnandar Mahiwa

News
| Rabu, 04 Desember 2024, 05:57 WIB

Advertisement

alt

Berkunjung ke Chengdu Melihat Penangkaran Panda

Wisata
| Sabtu, 30 November 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement