Sungai Meluap dan Jembatan Tenggelam, Warga Dusun di Gunungkidul Ini Terisolasi
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Hujan deras pada Kamis (18/1/2024) malam membuat air Sungai Prambutan yang membelah Padukuhan Kedungwanglu, Kalurahan Banyusoco, Playen meluap. Bahkan ketinggian permukaan air sempat menyentuh satu meter lebih atau setinggi dada orang dewasa.
Hal itu juga yang membuay jembatan cross way yang menjadi penghubung dua wilayah satu padukuhan tersebut tak dapat dilewati selama beberapa jam.
Advertisement
Padahal, jembatan tersebut padahal merupakan satu-satunya akses untuk menyeberang ke luar padukuhan.
Dengan begitu sebagian wilayah padukuhan tersebut terisolasi. Situasi tersebut menjadi lebih sulit tatkala listrik di Padukuhan Kedungwanglu mati selama dua hari.
Dukuh Kedungwanglu, Burhan Tholib menceritakan bahwa wilayahnya mengalami mati listrik selama dua hari.
“Sudah dua hari mati listrik. Ya sempat hidup tapi hanya satu jam lalu mati lagi. Jam 11.00 WIB sampai 13.00 WIB hidup. Jam 13.00 WIB sampai sekarang [16.55] mati. Baterai ponsel saya juga tinggal 18 persen. Sebentar lagi paling juga mati,” kata Burhan, Jumat (19/1/2024).
Burhan menjelaskan aliran listrik Kedungwanglu berasal dari Mangunan, Bantul. Listrik tersebut melintas sungai dan hutan.
Selain itu, satu-satunya jembatan crossway di padukuhan tersebut baru dapat dilewati pukul 10.00 WIB setelah tenggelam. Jembatan cor tanpa pengaman tersebut riskan terendam apabila terjadi hujan dengan curah hujan yang sama.
Warga RT 2 RW 5 Padukuhan Kedungwanglu, Sufyan Efendi mengatakan ada lima RT mulai dari RT 3, 4, 5, 6, dan 7 yang terisolasi atau tidak dapat keluar wilayah akibat luapan banjir Sungai Prambutan yang menenggelamkan jembatan crossway. “Jembatan Prambutan itu satu-satunya akses. Lima RT terisolasi. Kalau jumlah KK ada sekitar 120 KK,” kata Sufyan.
Lapor PLN
Lebih jauh, dia menegaskan ada salah satu warga yang tinggal di RT yang terisolasi memiliki sakit jantung dan hari Jumat (19/1/2024) merupakan jadwal kontrol ke Rumah Sakit. Akhirnya warga tersebut tidak dapat pergi. “Mestinya ke dokter jantung tapi tidak bisa. Hal yang pasti kalau banjir tidak bisa aktivitas, baik sekolah, buruh, dan lain-lain,” katanya.
Sufyan yang tinggal di RT 2 juga mengatakan bahwa listrik di Kedunwanglu mati selama dua hari. Warga telah melapor melalui aplikasi PLN Mobile dan pesan whatsapp ke petugas namun penanganan dirasa lambat. “Penanganannya lambat sekali. Petugas PLN Gunungkidul sementara yang menangani Bantul,” ucapnya.
Anggota FPRB Banyusoco, Ahyari yang tinggal di RT 4 membenarkan bahwa hujan yang terjadi selama satu hari dapat membuat air Sungai Prambutan meluap dan menenggelamkan jembatan crossway. “Yang biasa kami alami sebagai warga, ketika hujan satu malam biasanya air meluap dan jembatan tidak bisa dilewati. Listrik juga mati dua hari ini,” kata Ahyari.
Sementara itu, konfirmasi yang dilakukan Harianjogja.com ke Humas PLN Gedongkuning masih belum mendapat jawaban sampai tulisan ini diterbitkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kisah Ilustrator, Dari Banguntapan, Gundala dan Gojira Menyala di GBK
- Dinas Kebudayaan Gelar Malam Anugerah Kebudayaan dan Launching Aplikasi SIWA
- Pemkab Bantul Kembali Bagikan 250 Pompa Air Berbahan Bakar Gas ke Petani
- KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
Advertisement
Advertisement