Advertisement
Puncak Arus Mudik, 9.500 Penumpang Tercatat Masuk dan Keluar Terminal Giwangan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Puncak arus mudik terjadi di Terminal Giwangan diprediksi terjadi hari ini, Sabtu (6/4/2024) hingga Minggu besok (7/4/2024). Pantauan Harianjogja.com, Sabtu siang kondisi Terminal Giwangan tampak belum terlalu ramai. Namun, beberapa bus antar kota antar provinsi dan bus tujuan luar pulau tampak menaikkan penumpang.
Kepala Terminal Giwangan Sigit Saryanto menyebut kepadatan terjadi pada pagi hari. Saat itu banyak bus yang baru tiba setelah menempuh perjalanan malam. Kepadatan akan kembali terjadi pada siang hari, saat jam keberangkatan dari Terminal Giwangan menuju luar daerah.
Advertisement
Sigit menyebut, kenaikan jumlah penumpang sejatinya telah terasa sejak dimulainya masa cuti bersama, Jumat (5/4). Dia mencatat, jumlah penumpang yang naik dan turun di Terminal Giwangan mencapai 12.700 penumpang dengan total 1.400 armada bus. Sebanyak 7.800 di antaranya naik dari Terminal Giwangan menuju daerah lain. Sementara, per Sabtu pagi telah ada 9.500 pergerakan penumpang.
"Itu jumlah antara pemberangkatan dan kedatangan," ujarnya saat ditemui di Terminal Giwangan, Sabtu (6/4).
Sigit mengatakan, ada beberapa daerah tertentu yang sejauh ini menjadi tujuan favorit. Wilayah luar Pulau Jawa yang paling banyak dituju adalah Lombok, Lampung, dan Palembang. Sedangkan, daerah di Pulau Jawa yang paling banyak dituju di antaranya Bandung, Jawa Barat dan disusul oleh wilayah Jakarta. Lalu, banyak juga penumpang yang tercatat menuju wilayah Jawa Timur seperti Surabaya, Jember, Probolinggo, Malang, dan sekitarnya.
"Paling banyak Surabaya, 24 jam tujuan Surabaya dilayani. Makanya paling banyak Surabaya," imbuhnya.
Sigit mengakui menjelang lebaran ini terjadi kenaikan harga. Menurut Sigit ini wajar, sebab kenaikan harga menjadi bagian dari mekanisme pasar. Pihaknya turut melakukan pemantauan. Hasilnya, kenaikan yang terjadi terbilang normal. Kenaikan harga tiket bus ekonomi mengikuti tuslah yang ditetapkan pemerintah. Sementara, kenaikan harga tiket bus non-ekonomi mengikuti permintaan pasar.
"Sejauh ini, misalnya tarif normal Rp300 ribu, yang jelas naik sampai Rp400 ribu hingga Rp500 ribu. Tidak sampai di atas Rp 700 ribu karena itu di atas daya beli masyarakat," ungkapnya.
Sigit mengimbau kepada penumpang untuk selalu hati-hati dan waspada terhadap kejahatan seperti copet dan jambret. Jika penumpang membutuhkan informasi, maka disarankan untuk bertanya langsung kepada petugas yang ada. Sigit memastikan dia telah menyebar petugas di banyak titik di Terminal Giwangan supaya lebih mudah dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
"Yang jelas kami secara keamanan dan kenyamanan kami prioritaskan dan kami dibantu kepolisian dan koramil," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ada Upaya Penghilangan BB di Agensi Perjalanan Haji, Jubir KPK: Yaqut Cholil Kooperatif
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Disnaker Kulonprogo Sebut Pemberangkatan Transmigran Tidak Batal, Tapi Ada Realokasi dari Pusat
- BPD DIY Bantul Genjot Dukungan untuk UMKM Lewat Kredit Murah, Pelatihan, dan CSR
- Hingga Juli 2025, Ada 36 Kasus Kebakaran di Jogja, Sebagian Penyebabnya KOrsleting Listrik
- Mediasi Sengketa Tanah Buntu, Gugatan Perdata Achmadi dan Indah Fatmawati terhadap Triono Lanjut ke Persidangan
- Top Ten News Harianjogja.com, JUmat 15 Agustus 2025, Laga PSIM vs Arema di SSA Besok, Longsor di Gedangsari Gunungkidul
Advertisement
Advertisement