Advertisement

Branding Bantul sebagai Cikal Bakal Mataram Digulirkan untuk Tarik Minat Wisatawan

Jumali
Rabu, 08 Mei 2024 - 17:37 WIB
Sunartono
Branding Bantul sebagai Cikal Bakal Mataram Digulirkan untuk Tarik Minat Wisatawan Keris yang terpasang di ikon Banyusumurup, Kalurahan Girirejo, Kapanewon, Imogiri, Bantul. - Instagram @jogjaseni

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Pariwisata Bantul mewacanakan adanya branding bertajuk Bantul sebagai Cikal Bakal Mataram untuk pengembangan pariwisata di Bumi Projotamansari yang berbasis budaya dan heritage. Melalui tagline tersebut diharapkan wisatawan yang datang tidak hanya mendapatkan sejarah, tetapi juga tidak menambah lama tinggal di Bantul.

Plt Kepala Dispar Bantul, Kwintarto Heru Prabowo mengatakan, konsep dari Bantul sebagai Cikal Bakal Mataram tidak hanya menjual story telling yang disandingkan dengan keberadaan situs bangunan bersejarah peninggalan Mataram Islam di Bantul. Akan tetapi, wisatawan juga bisa mempelajari terkait etika dan perilaku dari masyarakat Bantul yang masih memegang teguh tradisi Mataram Islam, baik di sektor pertanian hingga perdagangan.

Advertisement

BACA JUGA : Alasan Manajemen PSIM Percayakan Seto Sebagai Pelatih Kepala Laskar Mataram

"Tinggal bagaimana membrandingnya. Sehingga wisatawan nantinya akan tertarik untuk berkunjung ke Bantul," kata Kwintarto, Rabu (8/5/2024).

Selain itu, dengan adanya branding tersebut juga diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara. Sebab, kebanyakan wisatawan mancanegara lebih tertarik kepada seni tradisional, wisata heritage dan budaya. Apalagi, branding tersebut disambungkan dengan keberadaan industri kreatif yang salama ini telah berkembang di Bantul yakni seni kerajinan atau craft.

Kwintarto menyebut selama ini craft made in Bantul telah dikenal luas di luar negeri. Branding Bantul sebagai Cikal Bakal Mataram itu digabungkan dengan wisata ke tempat produksi craft di Bumi Projotamansari.

"Tentu harapannya, ketika mereka mau belajar bagaimana membuat craft ini akan berdampak kepada lama tinggal mereka di Bantul," ucap Kwintarto.

Oleh karena itu, langkah ini juga harus didorong dengan memperbanyak homestay berstandar nasional dan internasional. Sehingga wisatawan yang datang ke Bantul, tidak perlu menginap di luar Bumi Projotamansari.

"Itulah yang harus disiapkan. Termasuk juga keberadaan dari desa wisata yang punya potensi besar juga harus dimunculkan," katanya.

Apalagi saat ini Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) telah ditetapkan menjadi bandara internasional satu-satunya di DIY dan Jateng. Begitu juga dengan adanya pembangunan tol DIY-Semarang akan membuat mobilitas wisatawan ke DIY akan semakin mudah.

"Untuk itu strategi ini harus dikuatkan. Bantul harus dikenal sebagai kabupaten yang memiliki daya paket wisata yang bisa ditawarkan baik untuk wisatawan domestik dan mancanegara," ucap Kwintarto.

BACA JUGA : Universitas Widya Mataram, Cetak Lulusan Berwawasan Unggul dan Berbudaya Adiluhung

Ketua PHRI Bantul, Yohanes Hendra terus mendorong keberadaan homestay di wilayahnya meningkatkan standar pelayan menjadi standar nasional dan internasional. Tujuannya, agar mampu menarik wisatawan untuk menginap di Bantul.

"Karena selama ini jumlahnya masih terbatas. Kami juga mendorong agar penginapan dan homestay serta destinasi wisata meningkatkan kapasitas SDM [Sumber Daya Manusia], sebab ini penting untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan," ucap Hendra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Syahdu! Makan Malam Pemimpin Negara di World Water Forum Bali Diiringi Lantunan Sape

News
| Minggu, 19 Mei 2024, 22:17 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menikmati Sendratari dan Pertunjukan Wayang di Jogja

Wisata
| Minggu, 19 Mei 2024, 06:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement