Advertisement

Kasus Sengatan Ubur-ubur di Pantai Selatan Bantul Terus Bertambah, Korban Paling Banyak Anak-anak

Yosef Leon
Rabu, 02 Juli 2025 - 15:07 WIB
Ujang Hasanudin
Kasus Sengatan Ubur-ubur di Pantai Selatan Bantul Terus Bertambah, Korban Paling Banyak Anak-anak Petugas Satlinmas Rescue Istimewa Bantul saat mengobati wisatawan yang tersengat ubur-ubur di Pantai Baru beberapa waktu lalu. - Ist/dok

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL – Kasus wisatawan tersengat ubur-ubur di kawasan pantai selatan Kabupaten Bantul kembali bertambah. Setelah sebelumnya 50 orang tersengat di Pantai Parangtritis pada Rabu (25/6/2025), kini giliran Pantai Baru, Kapanewon Srandakan yang mencatatkan insiden serupa. Korban kali ini didominasi anak-anak.

Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah IV Bantul, Nugroho menyebut total ada 10 wisatawan yang tersengat ubur-ubur di Pantai Baru sejak 27 Juni hingga 29 Juni 2025. Empat orang pada 27 Juni, tiga orang pada 28 Juni, dan tiga orang lagi pada 29 Juni.

Advertisement

"Semua korban tersengat saat bermain air di tepi pantai. Sebagian besar anak-anak," kata Nugroho, Rabu (2/7/2025).

Petugas SAR langsung mengevakuasi para korban ke posko untuk penanganan cepat. Mereka diberi obat pereda nyeri, gatal, dan panas yang umumnya muncul akibat sengatan ubur-ubur. Menurut Nugroho, para petugas SAR sudah berpengalaman menangani insiden semacam ini.

"Kalau tersengat ubur-ubur, rasanya gatal, panas, dan nyeri di kulit yang terkena. Penanganan cepat penting agar tidak berlarut," ujarnya.

BACA JUGA: Puluhan Wisatawan di Gunungkidul Diserang Ubur-Ubur

Ia menjelaskan, ubur-ubur biasanya muncul di sepanjang pantai selatan pada musim timuran, yakni Juni hingga Agustus, ketika suhu air laut menurun, angin kencang, dan gelombang tinggi terjadi. Kondisi ini mendorong ubur-ubur menepi ke pantai.

Selain patroli dan imbauan agar pengunjung tidak bermain air di zona berbahaya seperti palung laut, petugas juga rutin menyisir dan mengubur ubur-ubur yang terdampar di pasir.

"Apalagi sekarang musim libur sekolah. Kunjungan wisatawan meningkat dan risiko tersengat juga makin tinggi," ucap Nugroho.

Sementara, anggota SAR Satlinmas Wilayah IV, Tri Juwanto mengungkapkan bahwa ubur-ubur juga menjadi ancaman bagi nelayan. Meskipun sudah terbiasa, nelayan tetap bisa tersengat saat menarik jaring.

"Kalau sudah musim paceklik seperti sekarang, banyak nelayan tidak melaut. Tapi ubur-ubur tidak hanya di tepi pantai, mereka juga bertebaran di tengah laut. Kadang tersangkut di jaring tanpa disadari, lalu menyengat tangan nelayan," jelasnya.

SAR Satlinmas mengimbau wisatawan agar waspada selama musim timuran dan tidak sembarangan bermain air, khususnya anak-anak. Warga dan nelayan juga diminta berhati-hati saat beraktivitas di laut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Fakta Uang Tunai Rp2,8 Milliar dan Pistol Baretta di Rumah Topan Ginting, Anak Buah Bobby Nasution

News
| Kamis, 03 Juli 2025, 09:07 WIB

Advertisement

alt

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah

Wisata
| Senin, 30 Juni 2025, 06:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement