Advertisement

Promo November

Kasus DBD di Bantul Meningkat Tajam, Dinkes Minta Masyarakat Lakukan PSN dan PHBS

Newswire
Rabu, 15 Mei 2024 - 12:17 WIB
Ujang Hasanudin
Kasus DBD di Bantul Meningkat Tajam, Dinkes Minta Masyarakat Lakukan PSN dan PHBS Ilustrasi nyamuk DBD - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul meminta masyarakat melakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai upaya menanggulangi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang saat ini merebak.

Dalam catatan Dinas Kesehatan, kasus DBD di Bantul sampai awal Mei 2024 sebanyak 130. Jumal tersebut menyamai kasus DBD dalams etahun di tahun 2023 lalu. Dari 17 kecamatan di Bantul, terdapat sejumlah kecamatan yang ditemukan kasus DBD yaitu di wilayah Pleret dengan 36 kasus, kemudian Imogiri dengan 27 kasus.

Advertisement

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul Agus Tri Widiantoro di Bantul, Rabu, mengatakan langkah fogging atau pengasapan dengan bahan insektisida untuk membunuh nyamuk pembawa (vektor) penyakit DBD dilakukan di wilayah-wilayah yang memang ditemukan kasus tersebut tinggi.

"Fogging tetap kami lakukan sebagai salah satu langkah untuk penanggulangan DBD, selain tetap PSN juga peningkatan perilaku PHBS itu juga kita lakukan bersama sama di masyarakat," katanya.

BACA JUGA: 5 Bulan Terjadi 130 Lebih Kasus DBD di Bantul, 2 Kapanewon Ini Paling Parah

Dia mengatakan peningkatan kasus DBD yang disebabkan virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti pada musim sekarang ini karena memang faktor cuaca cukup ekstrem, terjadi perubahan cuaca yang cepat.

"Perubahan-perubahan cuaca dari panas terik kemudian ke hujan juga sangat drastis dan ekstrem ini mungkin berpengaruh terhadap perkembangbiakan nyamuk yang ada," katanya.

Dengan kondisi cuaca musim hujan yang masih tinggi, lanjut dia, kemungkinan juga berdampak pada tempat-tempat ada genangan dan berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

"Genangan-genangan air yang kemungkinan cukup tinggi ini yang menyebabkan kenapa kondisi di awal tahun 2024 cukup banyak ditemukan kasus DBD," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Segera Menyusun Data Tunggal Kemiskinan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 23:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement