Advertisement

Puluhan Guguran Lava Terjadi di Merapi Selama Sepekan

Catur Dwi Janati
Minggu, 19 Mei 2024 - 17:57 WIB
Abdul Hamied Razak
Puluhan Guguran Lava Terjadi di Merapi Selama Sepekan Gunung Merapi. - Harian Jogja - Gigih M. Hanafi

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Puluhan guguran lava teramati masih terjadi di Gunung Merapi selama sepekan terakhir. Guguran lava yang terjadi turut berpengaruh pada perubahan morfologi kubah di Gunung Merapi. 

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso mengungkapkan pada periode 10-16 Mei 2024 terjadi 68 kali guguran lava ke arah barat daya atau Kali Bebeng. Luncuran maksimal guguran lava teramati mencapai hingga 2,1 kilometer.

BACA JUGA: Pesawat Cessna Jatuh di BSD Tangsel, 3 Orang Tewas

Advertisement

"Asap berwarna putih, ketebalan tipus hingga tebal, bertekanan lemah hingga sedang dengan tinggi 350 meter sempat teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan pada 10 Mei 2024 pukul 05.30 WIB," terang Agus dikonfirmasi pada Sabtu (18/5/2024).

Puluhan guguran lava yang terjadi turut menjadi faktor perubahan kubah barat daya Gunung Merapi. Agus menyebutkan adanya aktivitas pertumbuhan kubah dan guguran lava menjadi dua faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan morfologi kubah barat daya. 

"Morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan akibat adanya aktivitas pertumbuhan kubah dan guguran lava. Titik panas tertinggi teramati sebesar 247,4 derajat celsius, lebih tinggi dari pengukuran suhu sebelumnya. Untuk morfologi kubah tengah relatif tetap," tandasnya.

Berdasarkan analisis foto udara pada 9 Mei 2024, volume kubah barat daya terukur sebesar lebih dari 2,29 juta meter kubik. Sementara untuk volume kubah tengah mencapai lebih dari 2,36 juta meter kubik. 

Mengacu pada sejumlah aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif, maka aktivitas Gunung Merapi ditetapkan dalam tingkat SIAGA. Pada level ini, Agus mengungkapkan bila potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.

BACA JUGA: Rombongan Pelajar SMPN 3 Depok Sleman Terlibat Kecelakaan Saat Study Tour di Bali, Ini Penjelasan Kepala Sekolah

Sementara di sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer.  "Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak," ungkapnya. 

Selain itu Agus menambahkan data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya. "Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jelang Pilpres AS Pekan Depan, 51 Warga Sudah Memberikan Suara Lebih Awal

News
| Rabu, 30 Oktober 2024, 10:27 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Makanan Ramah Vegan

Wisata
| Minggu, 27 Oktober 2024, 08:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement