Advertisement
Pemkot Jogja Targetkan Penurunan Angka Stunting di Bawah 10 Persen
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Pemerintah Kota Jogja bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) terus melakukan evaluasi guna memaksimalkan kinerja TPPS sehingga prevalensi stunting mencapai angka kurang dari 10 persen tahun ini.
Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Jogja Sarmin mengatakan berdasarkan data Pemantauan Status Gizi melalui Capaian Intervensi Serentak, per tanggal 30 Juni 2024, nilai prevalensi stunting di Jogja di angka 10,6 persen. Angka tersebut menurun dibandingkan dengan prevalensi tahun 2023 yaitu di angka 11,8 persen.
Advertisement
“kami selalu berupaya memberikan yang terbaik untuk bersama-sama menuntaskan permasalahan stunting di Kota Jogja walaupun saat ini angka prevensinya menurun dibandingkan tahun kemarin,” kata Sarmin seperti dilasnir dari laman resmi Pemkot Jogja, Jumat (12/7/2024)
Pihaknya optimis Kota Jogja di tahun 2024-2025 mencapai target prevalensi stunting di angka kurang dari 10 persen.
“Kita berharap, nantinya capaian intervensi di akhir tahun 2024 atau awal tahun 2025 mencapai prevalensi bisa di bawah 10 persen,”ungkapnya.
Untuk itu, Ia berharap, dari 73 indikator yang menjadi evaluasi bersama TPPS Kota Jogja dapat menjadi upaya bersama dalam penurunan stunting di Kota Jogja.
BACA JUGA: 15 Kelurahan di Jogja Masih Belum Mampu Tekan Stunting, Ini yang Dilakukan Pemerintah
Penyuluh Keluarga Berencana (KB) di Kemantren Gedong Tengen Widyastuti mengungkapkan, dalam menurunkan angka stunting di Kota Jogja perlu dukungan dari orang tua dan keluarga.
Pihaknya mengungkapkan, masih banyak orang tua yang belum sadar pentingnya pemenuhan gizi pada anak dan pola asuh yang tepat. Sehingga dapat menunjang penurunan angka stunting.
“Kita sudah melakukan pendampingan secara maksimal ke wilayah. Namun masih ada perilaku pola asuh yang perlu ditingkatkan. Harapannya keluarga ikut memperhatikan untuk memberikan gizi seimbang pada anak mereka. Sehingga bisa memenuhi kebutuhan anak,”ungkapnya.
Selain memberikan pendampingan, dalam upaya penurunan stunting di setiap wilayah dilakukan pemberian asam folat, Vitamin A dan Fe (zat besi), ANC (Ante Natal Care) terpadu, pemberian konseling gizi, makanan tambahan untuk ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK), Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita, suplemen zink dan imunisasi, suplementa isi Tablet Tambah Darah (TTD), serta kelas calon pengantin dan skrining kesehatan.
Tak hanya itu, adapun dapur balita dan pendampingan balita, pendampingan ibu, parenting serta penyediaan air minum menjadi upaya langsung yang dilakukan dalam rangka mewujudkan zero stunting.
Dalam kesempatan ini, Widyastuti mengatakan, Kemantren Gedong Tengen juga memiliki Program Cegah Stunting Seribu Hari (Ceting Buhari) untuk membantu pemerintah dalam menurunkan angka stunting di wilayah.
Pihaknya berpesan kepada seluruh orang tua untuk rutin membawa anaknya ke posyandu. Jika berat badan balita tidak kunjung naik segera bawa ke Puskesmas terdekat.
“Semoga dengan upaya yanh dilakukan, orang tua juga ikut memantau pertumbuhan anak melalui posyandu secara gratis yang sudah dilakukan setiap bulannya. Sehingga dapat menekan angka stunting di Kota Yogyakarta,”imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Sumpah Pemuda, Karang Taruna Rejowinangun Gelar Rejowinangun Fest 2024
- Ruang Melamun Bisa Jadi Rekomendasi Toko Buku Lawas di Jogja
- BKAD Kulonprogo Terbitkan SPPT, Nilai Pajak Bandara YIA Tahun 2024 Rp16,38 Miliar
- Grand Zuri Malioboro Corporate Gathering Nobar Home Sweet Loan
- Pilkada 2024: Politik Uang Tak Pengaruhi Preferensi Pemilih di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement