Advertisement

Skrining Penyakit Ginjal pada Siswa SD dan SMP di Kota Jogja Digencarkan

Newswire
Sabtu, 03 Agustus 2024 - 22:07 WIB
Maya Herawati
Skrining Penyakit Ginjal pada Siswa SD dan SMP di Kota Jogja Digencarkan Ilustrasi skrining penyakit ginjal. / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Skrining penyakit ginjal bagi siswa SD-SMP di Kota Jogja digencarkan untuk mencegah kasus gagal ginjal hingga memerlukan pengobatan cuci darah atau hemodialisis pada anak.

"Kami melakukan program lintas bidang yang terkait dengan pencegahan itu. Kami melakukan program wajib yaitu skrining (penyakit) anak-anak sekolah," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Jogja Waryono, Jumat (2/8/2024).

Advertisement

Dalam skrining itu, menurut dia, para siswa diminta mengisi jawaban sekaligus wawancara terkait ada atau tidaknya penyakit tidak menular (PTM), termasuk gangguan ginjal.

Berdasarkan hasil penapisan tersebut, menurut Waryono, sementara ini belum ditemukan kasus gagal ginjal pada anak di Kota Jogja.

Dia mengakui sempat ditemukan satu pasien anak yang memiliki gejala gangguan pada ginjal namun bisa langsung tertangani setelah dirujuk ke RSUP Dr Sardjito.

"Belum ada yang spesifik langsung gagal ginjal. Mungkin baru gejala awal kemudian sudah bisa tertangani," kata dia.

BACA JUGA: Kasus Pelecehan di Gunungkidul, Polres Gunungkidul Tetapkan Guru Ngaji Jadi Tersangka

Hal itu ditekankan Waryono merespons informasi banyaknya pasien anak yang melakukan pengobatan cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta yang beberapa waktu lalu viral di media sosial.

Selain skrining, Dinkes Kota Jogja bekerja sama dengan dinas pendidikan menggencarkan edukasi konsumsi makanan dan minuman yang sehat bagi siswa melalui program kantin sehat untuk mencegah gangguan ginjal.

Waryono menuturkan kebiasaan anak mengonsumsi minuman berpewarna dan berpemanis buatan memiliki risiko merusak nefron sehingga dapat mengakibatkan gagal ginjal.

"(Minuman berpewarna) banyak menyebabkan keracunan di nefron itu. Filternya itu kan di nefron, nah kalau nefronnya ada gangguan ya sudah enggak bisa menyaring (hasil metabolisme tubuh) dengan bagus," ujar dia.

Dinkes Kota Jogja, kata Waryono, telah memetakan rumah sakit yang dapat melayani cuci darah atau hemodialisis di Kota Jogja.

"Kalau dia (pasien) anak, berarti akan kita rujuk ke RSUP Sardjito sebagai induk rumah sakit," kata dia.

Sebelumnya, dokter spesialis anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Eka Laksmi Hidayati telah mengklarifikasi bahwa banyaknya jumlah anak yang menjalani dialisis atau cuci darah untuk menangani gagal ginjal di sana karena RSCM menjadi rumah sakit rujukan yang menerima pasien bahkan dari luar Jawa.

Eka mengatakan saat ini terdapat sekitar 60 anak menjalani dialisis secara rutin, yang 30 anak di antaranya menjalani hemodialisis.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Meminta Keterangan ke Kaesang Terkait Kronologi Pelaporan Penerimaan Gratifikasi

News
| Rabu, 18 September 2024, 01:17 WIB

Advertisement

alt

Wisata Kampung Belgia di Jember Tawarkan Agrowisata Heritage

Wisata
| Minggu, 15 September 2024, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement