Advertisement
59 Keluarga di Sleman Mundur dari Penerima Bansos PKH
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Sedikitnya 59 keluarga di Kapanewon Tempel mengundurkan diri sebagai penerima bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH). Hal ini dibuktikan dengan diserahkannya sertifikat graduasi PKH kepada yang bersangkutan, Kamis (15/8/2024).
Koordinator Pendamping PKH di Kapanewon Tempel, Nora Okti Susanti mengatakan, secara total di Kapanewon Tempel ada 2.742 keluarga penerima PKH. Adapun rinciannya, di Kalurahan Banyurejo 449 keluarga, Lumbungrejo sebanyak 316 keluarga.
Advertisement
Selain itu di Kalurahan Margrejo terdapat 387 keluarga, Mardikorejo 345 keluarga, Mororejo sebanyak 341 keluarga, Pondokrejo 343 keluarga, Sumberjeo 251 penerima dan Tambarejo sebanya 290 penerima.
Berdasarkan program pendampingan yang dilakukan, Okti mengakui saat ini ada 59 keluarga yang mengikuti program graduasi PKH.
Adapun program ini menyatakan bahwa keluarga bersangkutan tidak lagi menerima program PKH sehingga kuota bisa diberikan ke keluarga lain yang lebih membutuhkan.
Untuk keluarga yang mengundurkan diri terdiri dari Kalurahan Banyurejo sebanyak 13 keluarga, Lumbungerejo tiga keluarga, satu keluarga di Kalurahan Margorejo.
Selain itu di Kalurahan Mardikorejo dan Mororejo masing-masing ada enam penerima, Pondokrejo sepuluh penerima, Sumberejo 16 penerima dan Tambakrejo empat keluarga penerima manfaat. “Totalnya ada 59 penerima PKH yang mengundurkan diri,” katanya.
Okti menambahkan, tidak ada paksaan terhadap penerima PKH yang mengikuti program graduasi. Pasalnya, para keluarga ini dianggap sudah memiliki usaha dan kehidupan yang lebih baik.
“Sudah punya usaha ada yang warung, makanan hingga jadi tukang jahit. Penghasilnnya juga banyak karena sudah beromzet jutaan rupiah tiap bulan,” katanya.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengaku bangga atas keberhasilan para pendamping PKH di Kapanewon Tempel yang berhasil melakukan pendampingan dan pelatihan kepada keluarga penerima manfaat menjadi sejahtera dan mandiri.
Kustini berharap yang telah menerima sertifikat graduasi bisa menjadi panutan dan menggerakkan warga di lingkungannya agar termotivasi untuk terus produktif sehingga dapat hidup sejahtera.
“Semoga graduasi ini dapat meminimalkan kesenjangan sosial serta memastikan penerima bantuan sosial PKH tepat sasaran,” katanya.
Meski demikian, Kustini berpesan kepada pemerintah kalurahan atau kapanewon agar terus memperhatikan dan memberdayakan warga. Hal ini dilakukan agar warga yang telah lulus dari program PKH tidak kembali jatuh miskin.
“Misalnya adanya jualan kuliner dan lainnya bisa diberdayakan untuk kegiatan di kapanewon atau kapanewon. Tentunya, kami juga siap mendukung untuk pengembangan agar bisa terus naik kelas,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Gelar Pertemuan Tertutup, Prabowo Minta Masukan SBY Sebelum Dilantik Jadi Presiden RI
Advertisement
Menikmati Keindahan Alam dan Sungai di Desa Wisata Srikemenut Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Masyarakat Jogja Diminta Mewaspadai ISPA di Musim Pancaroba
- Catat! Ini Syarat dan Tata Cara Mengurus Balik Nama Kendaraan Bermotor di DIY
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY: Hari Ini di Kantor Kelurahan Condongcatur
- PSS Sleman vs Arema: Tim Super Elang Jawa Mewaspadai Kecepatan Singo Edan
- KISAH INSPIRATIF: Stirofoam Bekas Ubah Nasib Badari
Advertisement
Advertisement