Advertisement
Jogja Fashion Week 2024, Ajang Bagi Fesyen Desainer Menampilkan Kreasi Unik

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Ajang Jogja Fashion Week 2024 yang digelar di Jogja Expo Center, Banguntapan, Bantul menampilkan sederet karya yang unik dari para fesyen desainer. Pada hari kedua pelaksanaannya, Jumat (24/8/2024) beragam karya ditampilkan dengan ide yang beda dari biasanya.
Seperti yang ditampilkan oleh Astrid Ediati yang memberi nama koleksinya dengan kenduren. Karya itu terinspirasi dari tradisi Jawa untuk berkumpul mendoakan kematian, kelahiran, dan syukuran lainnya. Biasanya yang datang dalam kenduren ini adalah bapak-bapak atau pria yang kebanyakan mereka mengenakan sarung.
Advertisement
"Sarung inilah yang menjadi inspirasi untuk koleksi busana saya. Koleksi busana ini mengacu pada trend fesyen 2024/2025 dengan tema yang saya pilih yaitu Fusion Borderless," jelasnya.
Dalam karya itu dia menitikberatkan pada gaya ‘east and west’ dan bisa dikenakan dalam busana keseharian dengan memadu padankan sarung yang sudah dimodifikasi baik dari pemilihan bahan, bentuk, dan cara pemakainnya yang lebih praktis dipadukan dengan berbagai jenis busana lainnya seperti gamis, bawahan rok, palazo, celana panjang, kemeja, blazer, vest, dan cape.
"Saya pakai kain lurik dipadukan dengan textile modern dengan karakter cenderung eksotik dramatik berwarna biru, cream dan kuning. Juga terdapat tambahan aksesoris dari kain perca lurik/tenun," ungkapnya.
Peserta lainnya Ria Miranda menyebut membawa koleksi terbarunya untuk Signature Pre-Fall Collection 2024. Sebuah karya perwujudan keindahan dalam lingkungan ekosistem bawah air yang tersembunyi, menjadi inspirasi berharga yang dihadirkan lewat tujuh produk dengan ragam pesonanya.
Signature Pre-Fall Collection kali ini, mengusung tema “Artistic Garden” yang memiliki pesan tentang keindahan tumbuhan bawah air yang seringkali dipandang sebelah mata. Namun, dibalik pandangan itu terdapat sebuah keajaiban yang nyata dengan munculnya bunga dari permukaan. Terdapat akar yang kuat, menembus dasar air.
“Proses kreatif koleksi ini diadaptasi dari eksplorasi artistik yang terinspirasi dari ragam bunga eksotis. Bunga-bunga tersebut memiliki arti kelembutan, kecantikan, dan kebahagiaan, yang juga terlihat lewat perpaduan siluet busana feminin dan modern," jelasnya.
Sementara Heriyenti dengan brand nylima mengungkapkan, dirinya mengusung karya dengan tema leuit yang merupakan sejenis bangunan tempat penyimpanan padi yang terdapat di daerah pedesaan sunda dan baduy. Leuit termasuk warisan budaya tak benda di Indonesia.
"Saya terinspirasi dari bangunan itu sehingga karya saya terlihat lebih asimetris, kotak, tali-tali, dan gelombang. Warnanya lebih dominan hitam, putih, dan hijau keemasan yang cocok untuk gaya kasual, sporty, dan romantik," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Wujudkan Pariwisata Berbasis Budaya, InJourney dan Kementerian Kebudayaan Sinergi Melakukan Pengelolaan Kompleks Candi Borobudur
Advertisement
Berita Populer
- Pemkot Jogja Gelar Pasar Sastra di Taman Budaya Embung Giwangan, 30 Juli Sampai 4 Agustus 2025
- 400 Kuburan di Tiga Kompleks Pemakaman di Kaweden Terdampak Tol Jogja-Solo Bakal Direlokasi
- Pembangunan Gedung DPRD DIY Diawasi KPK Agar Sesuai Aturan
- Tak Dipakai, Anggaran MBG di Sleman untuk Pembangunan Infrastruktur dan Pengadaan Sarpras
- Operasi Sudah Ditutup, Tim SAR Tetap Berupaya Mencari Keberadaan Pengunjung Hilang di Pantai Siung Gunungkidul
Advertisement
Advertisement