Advertisement
Tiga Tempat Pengolahan Sampah Terpadu di Bantul Resmi Beroperasi, Olah 38 Ton Sampah per Hari

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Pemerintah Kabupaten Bantul hingga Oktober 2024 telah mengoperasikan tiga sarana pengolahan sampah (TPST) tingkat kabupaten setelah pembangunan fasilitas selesai dan peralatan mesin pengolah sampah siap difungsikan.
"Kalau yang beroperasi itu ada Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Argodadi, kemudian Intermediate Treatment Facility (ITF) sampah Pasar Niten, dan Tempat Pengolahan Sampah sistem reduce, reuse dan recycle (TPS3R) Tamanan," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul Bambang Purwadi di Bantul, Selasa, dilansir dari Antara.
Advertisement
Menurut dia, untuk TPST Argodadi yang berada di wilayah Pedukuhan Dingkikan, Kelurahan Argodadi telah beroperasi sejak akhir Agustus 2024, dan hingga Oktober ini telah menghasilkan bahan bakar alternatif pengganti batu bara atau refuse derived fuel (RDF).
"Kemudian mudah-mudahan segera menyusul TPST Modalan, Banguntapan. Jadi, kita tetap berupaya betul supaya kedaruratan sampah di Bantul ini bisa kita selesaikan, meskipun ada tahapan dan proses yang harus dilalui," katanya.
Jika diperinci tiga sarana pengolahan sampah yang dibangun pemerintah itu, menurut Bambang, TPST Argodadi bisa mengolah sampah 20 ton per hari, pengolahan sampah ITF Pasar Niten kapasitasnya delapan ton, dan TPS3R Tamanan mengolah sekitar 10 ton sampah per hari.
BACA JUGA:Â Pemkab Bantul Bertekad Agar Masalah Sampah Selesai di Tingkat Kabupaten
"Jadi, kalau ditotal dari tiga lokasi pengolahan sampah tersebut hampir atau kurang lebih bisa mengolah 40 ton sampah per hari," katanya.
Meski demikian, kata dia, kapasitas TPST tersebut masih bisa dioptimalkan, seperti di TPST Argodadi yang saat ini baru ada dua modul dari tiga modul yang direncanakan, dengan proyeksi nantinya bisa mengolah sampah 60 ton per hari.
"Kalau di TPST Argodadi ini pengolahannya masih pada modul satu dan tiga, karena mesin-mesin tersebut harus ada penyesuaian, dari dua modul ini sudah menghasilkan RDF cukup banyak dan dikirim ke pabrik semen di Cilacap," katanya.
Dia juga mengatakan, apabila sampah terkelola dengan baik dan tepat, maka bisa memberikan dampak positif tidak hanya bagi pemda, tapi juga masyarakat sekitar, karena misalnya dengan mengolah menjadi RDF, tenaga kerja juga terserap dari warga masyarakat sekitar, sehingga ekonomi juga bergerak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Banjir di Kawasan Puncak Bogor, Satu Orang Meninggal Dunia dan 2 Masih Hilang
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Prakiraan Cuaca di Jogja Hari Ini Cerah, Minggu 6 Juli 2025
- Cek Jalur Trans Jogja ke Lokasi Wisata di Jogja
- Bencana Kekeringan Melanda Bantul, Sumber Air Mengering, Warga Trimurti Andalkan Bantuan Droping Air Setiap Hari
- Jadwal DAMRI Jogja ke Semarang Hari Ini
- Top Ten News Harianjogja.com, Minggu 6 Juli 2025: Kasus Mas-mas Pelayaran, Kapolda DIY Digugat hingga Sekolah Kekurangan Siswa
Advertisement
Advertisement