Advertisement

Disbud DIY Luncurkan Buku Sejarah dan Dongeng tentang Hutan

Media Digital
Kamis, 24 Oktober 2024 - 22:07 WIB
Arief Junianto
Disbud DIY Luncurkan Buku Sejarah dan Dongeng tentang Hutan (Dari kiri ke kanan) Kabid Sejarah Bahasa Sastra dan Permuseuman Disbud DIY, Budi Husada; Sekretaris Disbud DIY, Cahyo Widayat; penulis buku Api Sabana Ibu Pertiwi, Dwi Ratna Nurhajarini dan Indra Febiona, saat peluncuran buku Api Sabana Ibu Pertiwi dan Festival Hutan yang digelar di Hotel New Saphir Yogyakarta, Kamis (24/10). - Alfi Annisa Karin

Advertisement

JOGJA—Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY meluncurkan buku kajian sejarah di Hotel New Saphir Yogyakarta, Kamis (24/10/2024). Salah satu buku yang diluncurkan berjudul Api Sabana Ibu Pertiwi.

Buku bersampul biru itu ditulis Dwi Ratna Nurhajarini, Lesta Alfatiana, Rizky Aditya Suryawinarno, dan Indra Fibiona.

Advertisement

Buku ini merupakan seri lanjutan dari rangkaian kajian biografi tokoh bersejarah yang diusung oleh Sub Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Kesejarahan Disbud DIY.

Kabid Sejarah Bahasa Sastra dan Permuseuman Disbud DIY, Budi Husada menuturkan penulis buku Api Sabana Ibu Pertiwi merupakan kalangan peneliti dan sejarawan.

Buku ini menceritakan tentang tokoh pejuang bangsa di era pergerakan nasional hingga revolusi fisik. Di sisi lain, buku ini juga mendokumentasikan tokohtokoh yang telah menyumbangkan tenaga, pikiran, dan materi sepanjang gejolak politik periode revolusi di Indonesia. "Buku ini berisi tentang tokoh-tokoh pejuang yang mungkin belum muncul di cerita sejarah, ini yang kami angkat," ujar Budi.

Seperti seri sebelumnya, pada seri kedua ini penulis mencoba memunculkan figur yang belum dikenal masyarakat. Pada seri sebelumnya beberapa figur yang belum banyak dikenal sudah masuk dalam narasi perjuangan kemerdekaan.

Salah satunya adalah Juwariyah Suhardi yang merupakan pejuang yang berasal dari kalangan rakyat biasa. Budi mengatakan, peluncuran buku ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat literasi masyarakat DIY.

"Budaya sekarang sudah mengarah ke budaya jempol atau ponsel, kami mencoba untuk mengajak masyarakat kembali membaca buku karena minat baca masyarakat DIY belum bagus," katanya.

Selain buku yang berkaitan dengan sejarah, Disbud DIY juga meluncurkan buku dongeng berjudul Festival Hutan. Ini merupakan buku yang berisi kumpulan dongeng karya pelajar Jogja dengan usia maksimal 18 tahun.

Budi menyebut ada ratusan cerita yang masuk, kemudian dikumpulkan dan dipilih 15 cerita dongeng terbaik untuk dijadikan buku. Menurutnya, dongeng tak hanya sekadar menjadi cerita yang mengasyikkan, tetapi juga menyimpan berbagai pesan dan nilai moral bagi pembacanya.

Disbud DIY mengangkat tema soal hutan karena kekayaan hutan Indonesia pantas untuk dieksplor. "Hal yang menarik dari Indonesia misalnya kayu jati yang terkenal sampai di Afrika Selatan untuk bantalan rel, ini menarik. Ini yang kami ungkap dalam buku ini," katanya.

Dia berharap dongeng Festival Hutan ini bisa menjadi edukasi pelestarian hutan dengan cara yang berbeda. "Di dalamnya ada unsur hutan, kearifan lokal, dan semuanya disampaikan dengan versi anak-anak," katanya.

Sekretaris Disbud DIY, Cahyo Widayat, menuturkan jajarannya memiliki tugas untuk memelihara dan mengembangkan sejarah serta bahasa, di antaranya ditempuh dengan menggali, mengenalkan, dan mengajak masyarakat untuk ikut melestarikan sejarah DIY. "Kami wujudkan dalam bentuk pengkajian, penyebarluasan sejarah DIY. Di antara penyebarluasan ini ada sarasehan, kompetisi, dan berbagai aktivitas kesejarahan lainnya," ujar Cahyo, Kamis. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Perkuat UMKM, Muhammadiyah Gandeng Danamon untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

News
| Kamis, 24 Oktober 2024, 23:17 WIB

Advertisement

alt

Menengok Lagi Kisah Ribuan Prajurit Terakota Penjaga Makam Raja di Xian China

Wisata
| Kamis, 17 Oktober 2024, 22:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement