Cetak Sejarah Baru jadi Wakil Ketua DPRD Sleman, Ani Martanti: Perempuan Bisa, Kok!
Advertisement
SLEMAN—Anggota Fraksi PKB, Ani Martanti mencatatkan sejarah baru sebagai perempuan pertama yang duduk di kursi Pimpinan DPRD Sleman. Ani merupakan perempuan pertama yang menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua sejak DPRD Sleman berdiri.
Ani dilantik bersama Y. Gustan Ganda dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebagai Ketua, Hasto Karyantoro dari Partai Keadilan Sejahtera, dan Sukaptana dari Partai Gerindra sebagai Wakil Ketua. Prosesi pelantikan berlangsung dalam Rapat Paripurna DPRD, Selasa (22/10/2024).
Advertisement
“Jadi ini luar biasa sekali momen ini. Pertama kali, perempuan masuk ke jaringan pimpinan DPRD Sleman. Alhamdulillah di posisi wakil ketua I,” kata alumni Universitas Islam Indonesia (UII) Jogja itu kepada wartawan seusai pelantikan Pimpinan DPRD Sleman.
Perempuan kelahiran Sleman, 42 tahun lalu itu mengatakan, penugasan dirinya sebagai Wakil Ketua DPRD menunjukan di tubuh wakil rakyat Sleman sudah mulai mengakomodir keterlibatan perempuan. “Ini penting sekali karena saya ingin (terpilihnya dia sebagai pimpinan Dewan) bisa menjadi role mode kaum perempuan bahwa perempuan juga bisa di politik dan tidak hanya sebagai pelengkap,” ungkapnya.
Di berjanji, selama menjadi pimpinan DPRD Sleman akan memperkuat program pengarustamaan gender dan memberikan akomodasi yang lebih terhadap kegiatan-kegiatan kaum perempuan. “Harapannya di kondisi politik yang dinamis dan banyak dikuasai kaum laki-laki bisa memberikan sentuhan keibuan. Penuh kasih sayang, memberikan suasna baru khususnya untuk mencerdaskan perempuan,” katanya.
Meski terpilih dari partai politik, tetapi dia menegaskan dirinya tidak hanya mewakili parpol, tetapi akan berusaha semaksimal mungkin memperjuankan semua suara rakyat sleman. “Saya ingin DPRD bisa lebih homey atau menjadi rumah kita bersama yang nyaman,” katanya.
Dia menekankan, apa yang diraih harus melalui perjalanan panjang untuk sampai di titik ini. Ani berharap bisa memberikan aspirasi karena setiap perempuan memiliki kesempatan sama. “Harus mampu dan mau sehingga bisa jadi panutan. Yang jelas, kalau benar katakana benar dan kalau salah juga katakana salah,” katanya.
Dia berharap kehadirannya di politik yang dinamis dengan prombematika yang kompleks akan memberikan kesentuhan ke ibuan. Jadi, politik yang bisa memberikan kasih sayang dan kebahagiaan bahkan suasana yang baru.
"Paling tidak bagaimana mengawal anggaran untuk pemerintah di Kabupaten Sleman kurang lebihnya memperhatikan dan melibatkan banyak perempuan," ujar Ani.
Keberadaannya sebagai Wakil Ketua DPRD Sleman bukan hanya sekedar mewakili partai politik (PKB) saja, tetapi mewakili seluruh suara daripada rakyat di Sleman. Dengan keterlibatannya menjadi pimpinan, besar harapannya Sleman lebih lembut, menjaga anak-anak, menjaga perempuan-perempuan.
"Pesan untuk perempuan, perjalanan yang sangat panjang bagi hidup saya dan perjalanan tidak mudah bagi diri saya untuk menjadi salah satu perempuan yang berada di posisi titik sekarang ini," kata ibu dari Syifany Bunga A.L dan Syaina Ayasha A.L itu.
"Artinya apa, saya ingin mengajak perempuan, perempuan itu bisa. Perempuan banyak kesempatan yang sama, yang penting kita berani untuk speak Up. Kalau memang kita benar, katakan benar. Sehingga, saya ingin menjadi role mode untuk kaum perempuan, dimana perempuan itu bisa dan mampu," kata Ani. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Ketua MPR: Presiden Prabowo Disegani Saat Tampil di G20 Paparkan Hilirisasi SDA
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ada 488 PNS Pensiun di Tahun Ini, Begini Harapan PJs Bupati Sleman
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Kamis 21 November 2024, Naik dari Stasiun Tugu hingga Palur
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Kamis 21 November 2024, Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
- Jadwal Kereta Bandara YIA, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja, Kamis 21 November 2024
- Diskriminasi Masih Marak, Jurnalis Perlu Mengadvokasi Kelompok Minoritas
Advertisement
Advertisement