Advertisement

Promo November

Pelaku Pengeroyokan Dua Santri Krapyak Ditangkap, GP Ansor DIY Beri Apresiasi Kinerja Polisi

Jumali
Jum'at, 25 Oktober 2024 - 10:17 WIB
Abdul Hamied Razak
Pelaku Pengeroyokan Dua Santri Krapyak Ditangkap, GP Ansor DIY Beri Apresiasi Kinerja Polisi Ilustrasi. - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—GP Ansor DIY mengapresiasi pihak kepolisian yang berhasil menangkap terduga pelaku penganiayaan dua santri dari salah satu pondok pesantren Krapyak, Sewon, Bantul.

Selain itu GP meminta agar para pelaku bisa diproses hukum seadil-adilnya sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

Advertisement

"Kami mengapresiasi langkah kepolisian yang telah menjalankan tugasnya dengan baik dalam 1 x 24 jam. Dan, telah mengamankan para terduga pelaku pengeroyokan. Selanjutnya memohon untuk segera bisa diproses seadil-adilnya," kata Ketua GP Ansor DIY Abdul Muiz dalam keterangannya, Jumat (25/10/2024).

BACA JUGA: Sebut 2 Korban Penusukan di Prawirotaman Berstatus Santri, GP Ansor DIY Mendesak Polisi Segera Menangkap Pelakunya

Lebih lanjut Muiz juga mengungkapkan terima kasih kasih yang kepada seluruh pimpinan dan anggota GP Ansor dan Banser DIY yang telah menahan diri dan memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada pihak kepolisian dalam mengusut insiden tersebut.

"Kami menginstruksikan seluruh pimpinan dan anggota GP Ansor dan Banser agar segera Kembali ke rumahnya masing-masing dengan tetap menjaga kondusifitas di lingkungan masing-masing," pinta Muiz.

Sebelumnya, GP Ansor DIY memberikan ultimatum 1x24 jam kepada pihak berwajib untuk bisa meringkus pelaku.

"Dua orang santri menjadi korban salah sasaran, dan diduga pelaku dalam keadaan mabuk miras (minuman keras). Kami mendorong dan mempercayakan sepenuhnya kepada pihak kepolisian agar dalam 1x24 jam bisa menangkap pelaku," kata Muiz.

Jika tidak, kata Muiz, maka GP Ansor dan Banser DIY akan mengambil sikap tegas. Muiz juga meminta kepada semua kader GP Ansor dan Banser DIY tetap menjaga situasi dan kondusifitas di lingkungan masing-masing. Mereka diminta tidak terpancing untuk melakukan hal-hal yang dapat merugikan kepentingan bersama yang lebih besar.

"Menginstruksikan kepada semua kader GP Ansor dan Banser di DIY untuk tetap satu komando dan siap siaga menunggu intruksi satu komando bersama pimpinan wilayah GP Ansor DIY," katanya.

Sementara, satu dari dua santri dari salah satu Pondok Pesantren di Sewon Bantul, Aufal Marom, 23, yang jadi korban penganiayaan di Jalan Parangtritis, tepatnya di kawasan Prawirotaman, Kota Jogja angkat bicara.

Warga Wedarijaksa, Pati, Jawa Tengah ini mengaku tidak mengenali para pelaku penganiayaan dan berkali-kali mendapatkan pukulan dari pelaku dengan kursi dan tangan kosong.

"Jadi semalam jam 9 malam saya bersama teman saya makan satai ayam di utara Pasar Prawirotaman. Usai makan saya dan teman saya santai-santai dan tidak segera pulang ke pondok. Lalu tiba-tiba datang rombongan dan bilang "ini" dan memukuli saya dengan rekan saya," katanya.

Karena merasa tidak salah, Aufal mengaku tidak melakukan perlawanan saat dipukuli rombongan orang yang tidak dikenalnya. Ia hanya reflek melindungi wajahnya dari pukulan dengan kedua tangannya.

"Jadi ini bagian tangan saya jempol patah. Bagian luar memar-memar. Ini karena reflek melindungi wajah saya dengan tangan. Saya sempat jatuh dan bangun lagi. Tidak hanya kursi, helm dan barang yang ada disekitar juga dipukulkan ke saya dan rekan saya," imbuh Aufal.

Aufal menyebut jumlah rombongan yang memukulinya lebih dari 5 orang dan tidak ada yang dikenalinya. Bahkan, Aufal menyebut belum pernah ketemu dengan orang yang ada di rombongan tersebut.

"Nah saat saya dipikuli, saya berusaha lari. Waktu itu ada warga menarik saya dan minta saya lari. Dan, saya lari dan sempat diboncengkan warga menuju ke pondok," paparnya.

Saat perjalanan ke pondok, Aufal mengaku kepikiran dengan kondisi rekannya, Shafiq, 20, yang ditinggalkannya. Setelah sampai pondok, Aufal minta kepada teman-temannya untuk mencari tahu kondisi dari Shafiq.

"Teman mengatakan dia udah di RS Pratama, karena kena tusukan di perut di bagian perut sebelah kiri. Saya juga diminta ke rumah sakit untuk diobati," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dugaan Suap ke Sahbirin Noor, KPK Periksa Empat Saksi

News
| Kamis, 21 November 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement