Kasus Gondongan Masih Ditemukan di Jogja, Anak Bergejala Diminta Izin Sekolah
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja mencatat lonjakan signifikan kasus gondongan terutama pada anak tahun ini. Hingga pekan ini, di Kota Jogja masih ada beberapa kasus gondongan. Untuk itu, masyarakat diminta meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mencegah penularan.
Kasi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Jogja, Endang Sri Rahayu, menjelaskan hingga pekan ini, masih ada kasus gondongan di Kota Jogja. “Masih ada tapi tidak melonjak banget. Istilahnya stabil agak banyak,” ujarnya, Jumat (8/11/2024).
Advertisement
Pada tahun ini memang terjadi lonjakan cukup signifikan dibanding 2023. Sepanjang 2024 telah terjadi setidaknya 169 kasus gondongan, sedangkan pada 2023 jumlahnya sangat kecil. “Tahun lalu ada satu-dua, tapi karena ga jadi penularan signifikan, jadi penyenmbuhan sendiri-sendiri aja,” katanya.
Dia menuturkan gondongan secara klinis sebenarnya gejalanya tidak terlalu parah. Selain pembengkakan di bagian atau leher, biasanya juga disertai demam, sakit kepala, nyeri saat mengunyah atau menelan serta nyeri otot.
Meski demikian, gondongan juga perlu diwaspadai karena efek jangka panjangnya bisa berisiko pada kesuburan terutama untuk laki-laki. “Ketika banyak kasusnya, dalam jangka panjang bisa jadi faktor risiko masalah kesuburan, karena terjadi peradangan di kelenjar kelamin,” paparnya.
BACA JUGA: Penderita Gondongan di Kulonprogo Melonjak, Anak-Anak Paling Rentan
Sekolah sering menjadi klaster penularan kasus gondongan karena menjadi tempat anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya. Sementara gondongan yang disebabkan virus ini bisa menular mulai dari dua hari sebelum gejala muncul hingga lima hari setelah gejala muncul.
Maka anak-anak yang mendapat gejala gondongan harus izin untuk tidak masuk sekolah. “Jadi kalau ditemukan gejala sebaiknya langsung izin enggak masuk sekolah dan gejalanya diobati sesuai gejalanya, misalnya kalau panas diberi Paracetamol dan lainnya,” ujar dia.
PHBS juga diperlukan termasuk mencuci tangan memakai sabun dan menggunakan masker untuk mencegah penularan. “Kami juga mengimbau untuk vaksin juga sudah ada, tapi di swasta, pemerintah belum meng-cover,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Temukan 1,3 Ha Tanah Milik Negara Berstatus Liar, Begini Komentar Menteri Nusron
Advertisement
Minat Berwisata Milenial dan Gen Z Agak Lain, Cenderung Suka Wilayah Terpencil
Advertisement
Berita Populer
- DPRD DIY Usulkan 3 Raperda Baru untuk Tingkatkan Pembangunan Daerah
- KA Bandara Dukung Pemberantasan Narkoba, Pemeriksaan Barang Bawaan Penumpang Diperketat
- Bawa Bantal hingga Buku untuk Lindungi Kepala, Ribuan Santri Madrasah Muallimat Jogja Ikuti Simulasi Gempa
- Sejarah dan Asal-usul Tanah Kasultanan Dipamerkan, Catat Tanggalnya
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Jumat 8 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
Advertisement
Advertisement