Advertisement
Gamelan: Problematika, Ekosistem, dan Kemajuan Kebudayaan

Advertisement
JOGJA—Dinas Kebudayaan atau Kundha Kabudayan DIY bersama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah secara kontinu menyelengggarakan Kongres Kebudayaan Jawa (KKJ) setiap dua tahun sekali.
Kongres Kebudayaan Jawa merupakan sebuah program yang bertujuan untuk menemukan, mengkaji, dan merumuskan upaya untuk melestarikan, mengembangkan, serta mengangkat kebudayaan Jawa, yang memiliki peran penting dalam identitas budaya Indonesia.
Advertisement
Hasil KKJ ke-II Tahun 2022 menyimpulkan bahwa dari beberapa warisan budaya Jawa, gamelan menjadi hal yang penting untuk diusung karena berbagai problematika yang melingkupinya.
Oleh karena itu, sebagai kontinuasi dari Kongres Kebudayaan Jawa ke-II Tahun 2022, maka diadakan Simposium Gamelan pada 28-30 November 2024 di Grand Rohan Yogyakarta.
Simposium Gamelan dihadiri oleh sejumlah narasumber yang merupakan delegasi dari Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY dan instansi terkait.
Simposium dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi, S.S., M.A. pada Kamis (28/11/2024), dan ditutup oleh Kepala Bidang Pengembangan Sejarah, Bahasa dan Permuseuman Dinas Kebudayaan DIY, Drs. Budi Husada.
Simposium ini mengusung tema, Gamelan: Problematika, dan Kemajuan Kebudayaan. Terdapat tiga pokok bahasan yang diusung pada simposium ini. Pertama, SDM, Bahan, dan Produksi Gamelan. Materi ini membahas keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dalam produksi gamelan. Selain itu ada kajian tentang bahan baku gamelan (standar dan alternatifnya), serta rumah produksi gamelan (besalèn). Kedua, Pemanfaatan Gamelan. Materi ini berisi tentang edukasi, ruang ekspresi (apresiasi, eksperimentasi, kreativitas, inovasi), serta investasi dan ekonomi. Ketiga, membahas produksi, distribusi, dan marketing.
Sejumlah narasumber yang hadir dalam Simposium Gamelan di antaranya Ir. KPH. Bagas Pujilaksono Widyakanigara, M. Sc., Lic. Eng., Ph.D.; Petrus Tedja Hapsoro; Dr. Aloysius Suwardi, S.Kr., M.A.; Suwandi Widianto, M.Sn.; Supriyono, S.Sn.; Anon Suneko, M.Sn.; Prof. Drs. Triyono Bramantyo PS.; M.Ed., Ph.D.; Pardiman Djoyonegoro; Dr. Aton Rustandi, M.Sn; Pujianto, S.Pd; M.Pd; Danis Sugiyanto, S.Sn., M.Hum; Dr. Widodo, S.Sn., M.Sn; Joko Winarko, M.Sn; Dr. Aris Setiawan; Drs. Suwarmin, M.Sn; Ngadinem, S.Pd., M.Pd; Gondrong Dunarto, M.Sn; Joko Susilo, M.Sn; Sugeng Triyono; Ahmat Mukirin. S.Sn; dan Amin Mugroho.
Sedangkan tim perumus terdiri dari Dr. Raharja, S.Sn., M.M; Dr. Bayu Wijayanto, M.Sn; dan Setya Rahdiyatmi K.J, M.Sn.
Simposium ini diharapkan dapat menjadi kontinuasi Kongres Kebudayaan yang nyata dan langkah strategis untuk mewujudkan ekosistem yang terintegrasi guna pelestarian dan pengembangan gamelan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Antisipasi Pengamen Liar di Malioboro, Ini Langkah Satpol PP Jogja
- Pergerakan Pelancong di Bantul pada Hari H LebaranTak Seramai Tahun Lalu
- Diduga Mengantuk, Pengemudi Mobil Tabrak Warga Gunungkidul dan Bengkulu Hingga Meninggal
- Gembira Loka Zoo Hadirkan Zona Cakar di Masa Libur Lebaran
- Libur Lebaran Hari Kedua, Malioboro Mulai Dipadati Wisatawan
Advertisement
Advertisement