Advertisement

Ekonomi Meningkat, Puluhan Keluarga di Seyegan Mundur Sebagai Penerima Bansos

Andreas Yuda Pramono
Kamis, 20 Maret 2025 - 21:17 WIB
Ujang Hasanudin
Ekonomi Meningkat, Puluhan Keluarga di Seyegan Mundur Sebagai Penerima Bansos Warga Kapanewon Seyegan menunjukan surat pernyataan lulus sebagai keluarga penerima manfaat program keluarga harapan di Kantor Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman, Kamis (20/3/2025). - Ist/Pemkab Sleman

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN--Sebanyak 35 keluarga di Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman mundur dari Program Keluarga Harapan (PKH) karena telah mengalami peningkatan status perekonomian.

Kepala Jawatan Sosial Kapanewon Seyegan, Subagyo Rahayu, mengatakan jumlah penerima KPM PKH di Kapanewon Seyegan mencapai 4.500 keluarga hingga saat ini.

Advertisement

Keluarga yang lepas dari program tersebut atau graduasi meningkat sejak tiga tahun lalu. Pada 2023 ada 25 keluarga graduasi dari target 30 keluarga dan ada 47 keluarga graduasi dari target 60 keluarga pada 2024. Adapun pada 2025, Kapanewon Seyegan menargetkan 80 KPM graduasi.

Adapun angka kemiskinan di Kapanewon Seyegan pada 2024 tercatat sebesar 11,97% atau berada di peringkat kedua tertinggi di Kabupaten Sleman. Angka ini jauh di atas angka kemiskinan tingkat kabupaten yang berada di angka 7,46%

“Kegiatan graduasi tadi juga dilakukan dengan penandatanganan surat pernyataan lulus dari KPM PKH oleh warga yang secara mandiri memilih keluar dari program. Penandatanganan ini menjadi simbol kesadaran dan kesiapan mereka untuk mandiri secara ekonomi,” kata Subagyo dalam keterangan tertulis.

Subagyo menjelaskan graduasi keluarga penerima manfaatn (KPM) PKH bisa dilakukan melalui dua cara, yaitu secara alami dan mandiri. Graduasi alami terjadi ketika KPM meninggal dunia atau sudah tidak memenuhi syarat kepesertaan. Sedangkan, graduasi mandiri dilakukan atas kesadaran sendiri bahwa kondisi ekonomi keluarga telah lebih baik, sehingga tidak memerlukan bantuan PKH.

BACA JUGA: Pisah Sambut Kapolda DIY, Irjen Suwandono Berpamitan Sekaligus Sambut Brigjen Anggoro Sukartono

Pasca graduasi, 35 KPM tersebut juga akan mendapat bantuan lain guna memastikan taraf hidup tetap terjaga. Dukungan tersebut berupa bantuan usaha melalui badan usaha milik kalurahan mandiri (Bumkalma), sertifikasi halal dari KUA, hingga pendampingan dalam pengurusan nomor induk berusaha (NIB).

Sementara, Kepala Bidang Pemberdayaan dan Kelembagaan Sosial Dinas Sosial Sleman, Feri Istanto, mengatakan bahwa program graduasi ini penting dalam rangka pemerataan bansos. Bansos perlu diberikan kepada masyarakat yang sangat membutuhkan.

"Dengan adanya graduasi, mereka yang sudah mampu dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat lain yang masih membutuhkan bantuan," kata Feri.

Salah satu warga yang telah graduasi dari KPM PKH, warga Planggok, Margokaton, Seyegan, Supraptimah, mengaku bahwa dia sempat menerima bantuan PKH karena penghasilannya sebagai guru PAUD hanya sebesar Rp250.000 per bulan. Padahal, dia harus menghidupi tiga anak yang masih bersekolah.

Kondisi ekonominya membaik setelah gajinya meningkat menjadi Rp1,3 juta per bulan. Selain itu, suaminya yang bekerja di bidang usaha rongsokan juga telah memiliki gerobak untuk usahanya.

Kesadaran untuk mundur dari PKH muncul setelah dia melihat kondisi tetangganya yang lebih membutuhkan tetapi tidak mendapatkan bantuan karena kehabisan kuota.

"Saya juga masih mendapatkan bantuan jaring pengaman sosial dari Pemkab Sleman, sehingga anak-anak tetap bisa sekolah. Pesan saya untuk masyarakat agar tidak takut untuk graduasi dari PKH, karena jika memang masih membutuhkan, pemerintah tetap menyediakan bantuan yang bisa diakses," kata Supraptimah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

24 Aset Terkait Kasus LPEI Disita Oleh KPK

News
| Jum'at, 21 Maret 2025, 04:27 WIB

Advertisement

alt

Menikmati Keindahan Danau Baikal di Siberia Tenggara, Tertua di Bumi Berusia 25 Juta Tahun

Wisata
| Rabu, 19 Maret 2025, 21:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement