Advertisement
Begini Respons Kemenag Bantul Soal 2 Insiden Keracunan Takjil Beruntun dalam Sepekan Terakhir

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL – Serangkaian insiden keracunan takjil beruntun terjadi di masjid dan musala di Bantul dalam sepekan terakhir. Kasus yang terjadi di Jodog, Pandak, dan Mandingan, Bantul ini mendorong pemerintah setempat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap keamanan pangan dalam kegiatan buka bersama.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bantul, Ahmad Shidqi menyatakan bahwa pihaknya telah mengimbau jajaran pengelola tempat ibadah agar lebih selektif dalam memilih penyedia katering untuk takjil. Ia menekankan pentingnya pengawasan lebih ketat dalam setiap tahapan distribusi makanan.
Advertisement
BACA JUGA: Puluhan Anak di Bantul Diduga Keracunan Makanan Buka Bersama di Masjid
"Kami diminta juga oleh Dinas Kesehatan Bantul untuk menyosialisasikan hal ini kepada jajaran kami, terutama kepada para takmir masjid dan musala yang menjadi binaan Kemenag. Imbauan ini sudah kami sampaikan," ujar Shidqi, Jumat (21/3/2025).
Menurutnya, selama ini mekanisme pembagian takjil di tempat ibadah sering kali dilakukan secara gotong royong, baik oleh para dermawan maupun warga yang bergiliran. Hal ini membuat pengawasan menjadi lebih sulit karena setiap individu atau kelompok memiliki cara sendiri dalam memperoleh atau menyiapkan makanan.
"Sering kali takmir hanya menerima sejumlah bungkus makanan yang disumbangkan warga tanpa mengetahui secara pasti dari mana asal makanan tersebut," tambahnya.
Sebagai langkah antisipasi, Kemenag meminta agar para penyelenggara buka bersama lebih cermat dalam menilai kelaikan makanan sebelum didistribusikan kepada jemaah. "Sudah kami sampaikan ke jajaran masjid dan musala agar lebih ketat lagi ke depan supaya tidak ada lagi insiden keracunan," pungkasnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Agus Tri Widiyantara, menyatakan bahwa pihaknya telah menyurati Kemenag Bantul agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kebersihan dan keamanan pangan. Salah satu langkah yang disarankan Dinkes adalah menyimpan satu paket menu takjil di dalam kulkas sebagai sampel.
"Hal ini bertujuan agar jika terjadi kasus keracunan, sampel makanan dapat diuji di laboratorium untuk mengetahui penyebabnya," jelas Agus.
Agus juga mengingatkan kepada UMKM penyedia pangan untuk lebih memperhatikan bahan makanan, proses pengolahan yang lebih higienis, atau distribusi makanan yang ketat dan optimal. "Makanan yang disiapkan sejak pagi dan baru dikonsumsi sore hari juga berpotensi mengalami kontaminasi, apalagi jika lingkungan tempat pengolahan kurang bersih,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Cerita Aqila dan Satya, Dua Siswa SMAN 1 Teladan Jogja yang Lolos di 4 Kampus Luar Negeri
- Bantul Targetkan Luas Tanam Padi 34.000 Hektare Tahun Ini
- Top Ten News Harianjogja.com, Minggu 20 April 2025, Persentase Perokok di Indonesia, Kunjungan Wisatawan Tak Signifikan
- Harda-Danang Kunjungi Gereja di Malam Paskah, Harap Kedamaian dan Keberkahan bagi Seluruh Umat Kristiani
- Kisah Inspiratif Triyono Membangun Difa Bike, Ojek Penyandang Disabilitas di Jogja
Advertisement