Advertisement
Di Kota Jogja Masih Terjadi Kasus Kekerasan Anak di Sekolah, Ini Datanya

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemerintah Kota (Pemkot) mendorong pihak sekolah dan orang tua untuk meningkatkan pengawasan pada pelajar. Pasalnya pada 2024 lalu masih ada anak yang mengalami kekerasan di sekolah.
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Jogja mencatat ada 22 orang anak yang menjadi korban kekerasan di sekolah tahun 2024. Jumlah tersebut terdiri dari 10 orang korban laki-laki, dan 12 orang korban perempuan.
Advertisement
"Di sekolah [jenis kasus kekerasan] paling banyak karena bullying," kata Kepala DP3AP2KB Kota Jogja, Retnaningtyas, Jumat (25/4/2025).
BACA JUGA: Dugaan Perundungan Pelajar SMP di Gunungkidul, Begini Respons Dinas Pendidikan
Meski begitu dia enggan menyebutkan jumlah kasus kekerasan berupa bullying di sekolah. Korban kasus kekerasan tersebut seluruhnya telah mendapat pendampingan. Ketika korban mengadukan dugaan kasus kekerasan yang dialami ke UPT PPA Kota Jogja, maka korban akan didampingi secara psikologis.
Dia menilai pendampingan tersebut diperlukan agar korban tidak lantas melakukan perbuatan kekerasan yang dialaminya kepada orang lain. Ketika korban anak perlu mediasi dengan pelaku, maka UPT PPA Kota Jogja dapat memfasilitasi.
"Kami melakukan asesmen terhadap anak yang menjadi korban d pelaku. [DP3AP2KB Kota Jogja] akan mendengarkan, mencari sumber masalah dan memberikan layanan sesuai kebutuhan [anak pelaku dan korban]," ujarnya.
Anak yang menjadi pelaku pun akan didampingi secara psikologis. Harapannya mereka memahami tindakan yang telah dilakukan tidak benar dibimbing agar tidak mengulangi perbuatannya.
Saat ini setiap sekolah sudah memiliki Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS). Selain itu ada Sekretariat Satgas TPPKS di Disdikpora Kota Jogja. Anggota satgas tersebut telah diberikan pelatihan untuk mencegah dan menangani kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di sekolah. Dengan begitu, kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di sekolah dapat diminimalkan.
BACA JUGA: Cegah Perundungan, DP3AP2 DIY Optimalkan Satgas Satuan Pendidikan
Kepala Disdikpora Kota Jogja, Budi Santosa Asrori mengakui kasus kekerasan yang terjadi anak di sekolah paling banyak berupaya bullying.
Menurutnya keberadaan Satgas PPKS di setiap sekolah diharapkan mampu meminimalisir bullying dan kekerasan yang terjadi di sekolah. "Satgas [PPKS] di sekolah juga mengangisipasi hal itu [bullying]," katanya.
Dalam penanganan kasus kekerasan di sekolah, pihaknya melibatkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Jogja dan UPT PPA Kota Jogja.
Beberapa kasus yang telah ditangani, mediasi antar pihak yang diutamakan. Anak sebagai korban dan pelaku pun harus mendapatkan pendampingan. Terhadap anak sebagai pelaku, pihaknya mengaku sangksi diberikan dengan melihat intensitas kasus yang terjadi. Ia berharap peran guru dan orang tua untuk mengawasi aktivitas pelajar sehingga dapat meminimalkan kejadian serupa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kasus TBC di Jakarta Dilaporkan Melonjak, Gubernur Pramono Anung Tolak Komentar Berlebihan
Advertisement

Status Geopark Kaldera Toba Terancam Dicabut UNESCO, DPR Ingatkan Pemerintah
Advertisement
Berita Populer
- Ribuan Pasangan Menikah Usia Subur di Kulonprogo Pilih Tidak Punya Anak
- Jelang Musda, Golkar DIY Buka Pendaftaran Bakal Calon Ketua Periode 2025-2030
- The Lokstop#4, Pemkot Jogja Pamerkan Produk UMKM Ramah Lingkungan
- Ratusan Gedung Sekolah di Sleman Akan Diperbaiki Tahun ini, Pemkab Siapkan Rp20 Miliar
- SMA Stella Duce 2 Luluskan Siswa 100 Persen
Advertisement