Advertisement

Pedagang di Sekitar Jembatan Pandansimo Menjamur, Ketua DPRD Kulonprogo: Perlu Ada Penataan

Khairul Ma'arif
Rabu, 09 Juli 2025 - 22:17 WIB
Ujang Hasanudin
Pedagang di Sekitar Jembatan Pandansimo Menjamur, Ketua DPRD Kulonprogo: Perlu Ada Penataan Situasi Jembatan Pandansimo yang sekarang masih dalam menunggu tahap akhir uji coba sebelum akhirnya dapat dioperasionalkan sepenuhnya./ Harian Jogja - Khairul Ma'arif /

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO - Menjamurnya pedagang di sekitar Jembatan Pandansimo tepatnya yang masuk wilayah Banaran, Galur, Kulonprogo harus mulai disikapi.

Ketua DPRD Kulonprogo, Aris Syarifudin mendorong adanya pengembangan kuliner dan UMKM di sekitar jembatan. Dia tidak menampik, dampak ekonomi sudah mulai terasa seiring hadirnya pedagang yang memanfaatkan karena kondisinya ramai terutama kala akhir pekan.

Advertisement

Politisi PDI Perjuangan ini pun mengingatkan, agar para pedagang berjualan di luar kawasan Jembatan Pandansimo.

"Pedagang tidak boleh berjualan di atas jembatan atau plaza pejalan kaki. Sebaiknya pedagang fokus membuka lapan di tempat yang diperbolehkan," tegasnya, Senin (7/7/2025). Aris menyarankan, seperti di tepi jalan lingkar selatan (JLS) yang tidak masuk dalam konstruksi jembatan.

BACA JUGA: Dampak Kehadiran Jembatan Pandansimo, Panewu Galur Dorong Warganya Menjadi Pemain Tidak Hanya Penonton

Pasalnya, jembatan harus steril dan segala bentuk kegiatan mangkal. Pengawasan ketat dilakukan melalui petugas dan CCTV agar tidak ada yang berjualan di jembatan. "Peluang berdagang di area non jembatan. Pemkab harus mendorong pengembangan kuliner dan UMKM di sepanjang jalur masuk menuju jembatan," tegasnya. Pasalnya memang, dari arah Kulonprogo, di dekat jembatan mayoritas hanya lahan persawahan luas.

Belum ada bangunan penunjang selain masjid di sisi selatannya. Aris menilai, dampak ekonomi ini harus dipersiapkan pemerintah daerah untuk mewadahi para pedagang. "Pengembangan kuliner dan UMKM harus ada ruang yang layak dan representatif untuk berjualan," tegasnya.

Sementara itu, Lurah Banaran, Haryanta menambahkan, kehadiran Jembatan Pandansimo membuka akses terhadap destinasi wisata di wilayahnya. Seperti desa maritim ataupun wisata pantai. Otomatis dampak lainnya terhadap tergeraknya perekonomian karena adanya pengunjung yang mampir sehingga UMKM bangkit dan laku terjual produknya.

"Kami memang berencana mengatur masyarakat yang berjualan ini untuk dicarikan lokasi menampung dalam satu tempat. Sementara ini para pedagang berjualan di pinggir-pinggir jalan," ungkapnya. Haryanta mengakui, ketika nantinya Jembatan Pandansimo dibuka operasionalnya pedagang kaki lima (PKL) itu akan ditertibkan sehingga harus dicarikan antisipasinya.

Harapannya dengan adanya satu wadah khusus pedagang pengunjung dapat terpusat ketika hendak melihat Jembatan Pandansimo. Namun, tentunya ini masih dalam perencanaan jangka panjang yang belum diketahui akan dimulainya kapan. "Food court atau rest area atau taman kuliner atau semacamnya kami sekarang masih berpikir keras termasuk menggandeng sejumlah pihak," jelas Haryanta.

Haryanta membenarkan, ketika akhir pekan saat pagi hari atau sore hari kawasan sekitar Jembatan Pandansimo banyak dimanfaatkan untuk olahraga atau berswafoto. Kondisi itu menghadirkan pedagang yang berjualan di tepi jalan di sekitarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bapanas Sebut Kopdes Merah Putih Efisienkan Distribusi Pangan

News
| Rabu, 09 Juli 2025, 23:47 WIB

Advertisement

alt

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025

Wisata
| Rabu, 09 Juli 2025, 14:02 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement