Advertisement

Gebyar Keistimewaan DIY Digelar Dua Hari di Gunungkidul

Lugas Subarkah
Kamis, 28 Agustus 2025 - 08:47 WIB
Abdul Hamied Razak
Gebyar Keistimewaan DIY Digelar Dua Hari di Gunungkidul Seorang pengendara motor sedang melintas jalan depan Gunung Api Purba, Kalurahan Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, Sabtu (28/12/2024). - Harian Jogja - Andreas Yuda Pramono

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Memperingati 13 UU Keistimewaan, Paniradya Kaistimewan akan menggelar Gebyar Keistimewaan pada Sabtu dan Minggu (30-31/8/2025) di Alun-Alun Wonosari, Gunungkidul. Sejumlah kegiatan dan hiburan akan memeriahkan acara ini.

Gebyar Keistimewaan ini mengusung tema ‘Mupakara Gunita Prasanti Loka’, yang mempunyai arti sebuah ungkapan penuh makna menggambarkan tekad bersama untuk merawat kebudayaan dan menjaga ketenteraman serta kesejahteraan masyarakat DIY.

Advertisement

BACA JUGA: Investor Diajak Bangun SPBU di Kampung Nelayan Merah Putih Pelabuhan Sadeng Gunungkidul

Memasuki usia ke 13, keistimewaan DIY sejak pengesahan UU Keistimewaan pada tahun 2012 angka ini mencerminkan transisi penting dari masa awal menuju kedewasaan istimewa. Ini bukan sekadar hitungan tahun, melainkan lambang perjalanan panjang yang penuh makna.

Angka 13 menjadi refleksi dari semangat konsistensi dan keberlanjutan. Bahwa setelah 13 tahun, keistimewaan bukan hanya diperingati, tetapi dihidupi dan dilestarikan. Lebih dari sekadar angka, 13 adalah pengingat bahwa keistimewaan merupakan perjalanan yang terus berlanjut DIY yang tetap setia pada akar budayanya, tapi juga mampu tumbuh dan menjawab zaman.

Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho, menjelaskan peringatan 13 tahun Keistimewaan menghadirkan serangkaian kegiatan yang totalnya ada ratusan kegiatan. “Dengan bekerja sama dengan berbagai pihak, ada yang sifatnya pelayanan, ada yang informasi, FGD, pentas seni-budaya, pemutaran film tentang keistimewaan,” ujarnya, Rabu (27/8/2025).

Pada Gebyar Keistimewaan besok, akan diisi beberapa acara seperti lomba tari dan melukis anak, pameran seni rupa, pameran UMKM, penampilan Petik Cantik Nusantara, Sanggar Pujo Sunakmo, Kyai Kanjeng, Produk Gagal, Flawless Band hingga Jikustik.

Selain menandai 13 tahun UU Keistimewaan, kegiatan ini juga bertujuan untuk mensosialisasikan capaian implementasi Dana Keistimewaan secara luas kepada masyarakat melalui presentasi, pameran, dan pertunjukan yang melibatkan para penerima manfaat dari berbagai sektor.

“Sehingga informasi tentang keberadaan Keistimewaan di Jogja dapat tersebarluaskan. Masyarakat akan mengetahui tentang penggunaan dana keistimewaan, salah satunya adalah yang ditampilkan di Alun-Alun Wonosari itu,” paparnya.

Melalui kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan kebanggaan masyarakat terhadap nilai-nilai Keistimewaan DIY, serta mendorong keterlibatan aktif dalam menjaga dan mengembangkan potensi keistimewaan di lingkungannya masing-masing.

Gebyar Keistimewaan juga menjadi wadah kolaborasi lintas pemangku kepentingan, termasuk instansi pemerintah, kalurahan, komunitas budaya, akademisi, dan pelaku ekonomi kreatif yang terlibat dalam program-program Dana Keistimewaan.

“Di usianya yang ke 13, harapan kami dapat sesuai denga napa yang diharapkan masyarakat, yakni untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Kami terus berproses untuk menyempurnakan aktivitasnya,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Undang Peter Berkowitz ke Accara NU, Ketum PBNU Minta Maaf

Undang Peter Berkowitz ke Accara NU, Ketum PBNU Minta Maaf

News
| Kamis, 28 Agustus 2025, 12:27 WIB

Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Wisata
| Rabu, 20 Agustus 2025, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement