Advertisement
Bantul Andalkan Wisata Edukasi Sejarah untuk Tarik Wisatawan
Beragam koleksi mejeng di Museum Gerabah Kasongan yang berlokasi di Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Kamis (13/11 - 2025). Selain gerabah, museum ini juga menyimpan sejumlah karya seni berupa patung dan kerajinan kriya.
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL— Kabupaten Bantul menyimpan potensi besar di sektor wisata edukasi sejarah di wilayahnya. Melalui keberadaan 17 museum dengan beragam tema, daerah ini dinilai memiliki peluang kuat menjadi destinasi edukatif dan budaya unggulan di DIY.
Kepala Seksi Sejarah dan Permuseuman Dinas Kebudayaan Bantul, Devi Puspitasari mengatakan, potensi wisata sejarah dan museum di Bantul cukup beragam, mulai dari tema budaya, sejarah, hingga ilmu pengetahuan.
Advertisement
“Total ada 17 museum di Bantul yang bisa dikunjungi. Koleksinya beragam, mulai dari peninggalan sejarah dan tokoh, hingga karya seni dan pengetahuan,” ujarnya, Kamis (13/11/2025).
Devi mencontohkan sejumlah museum bertema sejarah dan tokoh di antaranya Museum Memorial Jenderal Besar HM Soeharto, Museum Taman Tino Sidin, Museum Rumah Garuda, Museum Bantul Masa Belanda, dan Museum Muhammadiyah.
BACA JUGA
Sementara untuk tema seni budaya ada Museum Wayang Kekayon, Museum Wayang Beber Sekartaji, serta Museum dan Galeri Keris Sanggar Keris Mataram (SKM).
Selain itu, museum bertema ilmu pengetahuan juga tersebar di wilayah Bantul seperti Museum Gumuk Pasir PGSP, Museum Tani Jawa Indonesia, dan Museum & Factory Chocolate Monggo.
“Kalau dilihat dari ragamnya, potensi wisata sejarah dan budaya di Bantul sebenarnya luar biasa, hanya saja data kunjungan masih fluktuatif, rata-rata baru ratusan orang per bulan,” kata Devi.
Kepala Dinas Kebudayaan Bantul, Yunatun Yunadiana menyebut, untuk meningkatkan minat masyarakat, terutama generasi muda, pihaknya sejak 2016 menggelar program Wajib Kunjung Museum (WKM). Agenda ini bertujuan mengenalkan sekaligus mempromosikan museum-museum yang tergabung dalam Forum Komunikasi Museum Bantul.
“Melalui WKM kami ingin menjadikan museum sebagai media edukasi yang menarik. Kami melibatkan pelajar, guru, masyarakat, dan komunitas agar semakin mengenal sejarah dan budaya lokal,” jelasnya.
Yanutun berharap, kegiatan tersebut tidak hanya meningkatkan angka kunjungan tetapi juga menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap warisan sejarah dan budaya Bantul.
“Kami ingin ada kunjungan berulang, bukan hanya sekali datang lalu lupa. Museum harus menjadi bagian dari gaya hidup edukatif masyarakat Bantul,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Perjalanan Hidup Brigjen Hendra Kurniawan dan Kasus Hukumnya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




