Advertisement

Serahkan KIP di UST, Titiek Dorong Ekosistem Pembelajaran Adaptif

Newswire
Rabu, 17 Desember 2025 - 00:37 WIB
Sunartono
Serahkan KIP di UST, Titiek Dorong Ekosistem Pembelajaran Adaptif Penyerahan beasiswa KIP digelar bersamaan dengan kuliah umum bertajuk Membangun ekosistem pembelajaran Indonesia Emas 2045: dari Data Menuju Aksi Bersama yang digelar di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST), Selasa (16/12/2025). - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Penyerahan beasiswa KIP digelar bersamaan dengan kuliah umum bertajuk Membangun ekosistem pembelajaran Indonesia Emas 2045: dari Data Menuju Aksi Bersama yang digelar di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST), Selasa (16/12/2025). Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto yang hadir dalam kesempatan itu mendorong pembelajaran yang adaptif dan tidak melupakan manusia.

Titiek menjelaskan teknologi harus membuat akses lebih terbuka bagi semua orang bukan malah menimbulkan jarak ketimpangan. Oleh karena itu yang perlu dibangun bukan sekadar digitalisasi, melainkan ekosistem sistem pembelajaran yang hidup, adaptif dan berpihak pada manusia. Ekosistem pendidikan yang baik adalah perpadua antara manusia, teknologi, budaya dan strategi yang saling mendukung.

Advertisement

"Pembelajaran bisa dilakukan setiap orang, dimana saja, siapa saja dan kapan saja. Setiap ruang bisa menjadi tempat belajar, setiap pertemuan bisa memberikan kesempatan bertumbuh dan setiap orang bisa menjadi pembelajar sepanjang hayat," katanya.

Ia menambahkan pembelajaran sesuangguhnya adalah proses bertahap dari tahu menjadi mampu dan terbiasa hingga akhirnya terbentuk cara berfikir yang teratur, kreatif dan penuh empati untuk mengendalikan teknologi. Angka partisiasi sekolah jenjang SD dan SMP sudah mencapai lebih dari 98%, PAUD 74%. Di balik angka tersebut terdapat anak yang belum semua mendapatkan kesempatan yang sama.

"Data ini bukan sekadar angka melainkan juga panggilan untuk bergerak bersama, membawa akses pembelajaran bagi semua anak Indonesia," katanya.

Menurut Titiek untuk menyambut Indonesia Emas 20245, maka ekosistem pendidikan harus memiliki tiga kekuatan utama.
Di antaranya karakter yang kuat,kompetensi yang sesuai kehidupan zaman agar anak mampu berpikir kritis mudah beradaptasi dan mudah diajak kerjasama. Selain kreativitas yang bermanfaat itu generasi muda tidak hanya menjadi pengguna teknologi namun juga menciptakan hal baru dan menghadirkan solusi.

"Namun semua itu tidak terwujud tanpa peran guru dan dosen yang keduanya menerangi lentera jalan anak. Mereka adalah penjaga apo keragaman agar tetap menyala," ujarnya.

Ia mengapresiasi eksekutif yang berkomitmen untuk memperluas akses pendidikan melalui Program Kartu Indonesia Pintar (KIP). Sehingga membuka kesempatan bagian ribuan anak Indonesia untuk bisa melanjutkan berkuliah di pendidik tinggi. Titiek mendorong agar anak kurang mampu diberikan akses pendidikan. Karena kondisi indonesia ke depan akan sangat ditentukan oleh mahasiswa yang saat ini berada di bangku kuliah.

"Kami mengapresiasi juga kepada perguruan tinggi swasta di Jogja yang telah bersama-sama mendukung program KIP. Ini menjadi bukti bahwa perguruan tinggi memiliki komitmen kuat untuk mencerdaskan anak bangsa," katanya.

Rektor UST Profesor Pardimin menambahkan era saat ini menuntut keseimbangan antara teknologi digital dengan nilai kemanusiaan. Digitalisasi memang membuka akses lebih luas masyarakat untuk mendapatkan pendidikan namun jangan sampai melupakan manusianya.

"Tentu kami sangat mengapresiasi atas kehadiran bu titiek yang memberikan semangat kepada mahasiswa dan menyampaikan pandangan tentang pentingnya karakter, kompetensi dan produktivitas bagi generasi muda dalam membangun sistem pembelajaran yang berkeadaban," katanya.

Ia menilai melalui pembagian KIP melibatkan banyak PTS ini menjadi forum ini kolaborasi antara perguruan tinggi, masyarakat dan pemerintah. Selain itu pihaknya mengapresiasi Kemenristek Dikti yang terus menggulirkan beasiswa KIP sehingga ribuan anak-anak dari keluarga kurang mampu bisa mengakses pendidikan tinggi.

Adapun perguruan tinggi yang dimaksud antara lain adalah UST, Amikom, UJB, UNU, Ukrim, STMIK El Rahma, STIA AAN, Alma Ata dan Akprind. Ia berharap hal itu menjadi kolaborasi baru dalam menciptakan pembelajaran yang berorientasi pada teknologi dan budaya.

"Hal ini menjadi bukti bahwa semangat ing ngarsa sung tuladha ing madya mbangun karsa, tutwuri handayani masih menggema di perguruan tinggi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Filipina Tolak Tuduhan Pelatihan ISIS Pelaku Penembakan Sydney

Filipina Tolak Tuduhan Pelatihan ISIS Pelaku Penembakan Sydney

News
| Rabu, 17 Desember 2025, 16:07 WIB

Advertisement

Taman Kuliner Ala Majapahit Dibuka di Pantai Sepanjang Gunungkidul

Taman Kuliner Ala Majapahit Dibuka di Pantai Sepanjang Gunungkidul

Wisata
| Selasa, 16 Desember 2025, 22:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement