Advertisement

Kanaba, Mesin Cuci Berlabel SNI Bikinan Ashari Van Piyungan

Ujang Hasanudin
Rabu, 11 April 2018 - 11:25 WIB
Nugroho Nurcahyo
Kanaba, Mesin Cuci Berlabel SNI Bikinan Ashari Van Piyungan Ashari, pembuat mesin cuci merek Kanaba menunjukkan hasil karyanya di bengkel miliknya di Dusun Padangan, Sitimulyo, Piyungan, Bantul. - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Kanaba adalah merek mesin cuci. Namanya, mirip-mirip dengan kata yang berasal dari Jepang. Namun, Kanaba bukanlah seperti Toshiba, mesin cuci buatan Negeri Matahari Terbit. Kanaba adalah singkatan dari Karya Anak Bantul.

Ya, Ashari, 49, warga Padangan, Sitimulyo, Piyungan. Piyungan ini sangat jauh dari Pyongyang, ibukota negeri Kim Jong Un, Korea Utara yang ahli bikin senjata nuklir. Piyungan adalah nama kecamatan di Bantul, yang sebagian kawasannya kini diplot oleh Pemda DIY menjadi Kawasan Industri Piyungan (KIP). Sitimulyo termasuk desa yang sebagian tanahnya dipakai menjadi KIP ini.

Advertisement

Walau bukan orang Jepang dan tak pernah tinggal di Pyongyang, Ashari tak kalah dengan ahli-ahli Jepang. Dari tangan dinginnya, kini warga sekitar rumahnya jadi mampu membuat mesin cuci sendiri.

Ashari awalnya tidak berniat memproduksi mesin cuci. Namun dengan keahliannya dalam rekayasa teknis mesin, membuatnya selalu ingin mengetahui komponen mesin. Pria lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Jogja, Jurusan Rekayasan Teknis Mesin 1988 itu sempat menjadi pengangguran setelah lulus sekolah.

Ia mogol alias memilih putus sekolah. Ashari sempat ikut bekerja dengan orang lain, tetapi tidak bertahan lama sebab pekerjaannya tidak berhubungan langsung dengan keahliannya dalam bidang mesin.

Ayah dari seorang anak, Nababil Nafi Ashari, ini akhirnya memutuskan membuka bengkel kecil-kecilan bersama dua adik iparnya Andi Supar Santosa dan Wahyu Udoyo. Bengkel tersebut menerima jasa pengelasan dan reparasi mesin cuci, oven, mesin pengering padi, dan sejumlah peralatan elektronik.

Dalam proses reparasi mesin cuci, ia banyak mengobrol dengan pemilik mesin cuci. Saat itu, banyak usaha laundry yang mengeluh terbatasnya mesin cuci berkapasitas besar. Meskipun ada, harganya selangit. Padahal dengan melihat komponen mesin cuci, Ashari memperkirakan harganya bisa lebih murah 30%-50%.

Ia lalu mencoba-coba membuat pengering pakaian dari boks bekas almari pakaian. “Sempat gagal selama dua kali percobaan,” kata Ashari di bengkelnya Dusun Padangan RT02/ RW25, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Bantul, Jumat (6/4/2018) siang.

 

Diragukan

Setelah dua kali gagal, percobaan ketiganya berhasil pada awal 2010 lalu. Eksperimen ketiganya itu menyerupai mesin pengering merek impor yang digunakan kebanyakan rumah tangga. Namun hasil ekperimennya itu malah banyak diminati pemilik usaha laundry.

“Bengkel tidak lagi hanya melayani produk las dan reparasi mesin cuci, tetapi mulai memproduksi berbagai mesin industri seperti oven jamu, oven listrik, mesin pengering padi, mesin pengering pakaian, dan lain-lain,” kata dia.

Iseng-iseng ia juga menawarkan produk pengering dan mesin cuci ke rumah sakit, hotel, yang memiliki jasa laundry. Meski awalnya banyak yang meragukan, tetapi dengan jaminan perawatan gratis, akhirnya banyak yang mau. Sejak saat itu mulai banyak pesanan dari berbagai daerah.

Sebagian besar pesanan mesin cuci dan mesin pengering adalah mesin dengan kapasitas cucian 16 kilogram ke atas. Kapasitas sebesar itu yang dibutuhkan industri laundry, rumah sakit dan hotel karena mesin cuci kapasitas besar sangat terbatas di pasaran.

Ashari menyadari sebagai produsen mesin cuci anyaran, ia masih kesulitan untuk menembus pasar rumah tangga. Sebab, rumah tangga lebih banyak tertarik memakai mesin cuci impor.

Ia tidak berkecil hati. Justru suami dari Titik Sudiyati ini lebih senang menerima pesanan mesin cuci ukuran besar. Pesanan yang paling banyak adalah mesin cuci dengan kapasitas 16-60 kilogram walaupun ia mampu memproduksi mesin cuci berkapasitas di atas 100 kilogram.

Pesanan tambah banyak, Ashari mulai merekrut banyak karyawan lagi untuk bekerja di bengkel Hari Mukti Teknik miliknya. Kini Bengkel Hari Mukti Teknik memiliki 70 karyawan, sebagian besar adalah warga sekitar bengkel. Meski banyak karyawannya yang lulus SMP dan SMA, bahkan ada beberapa yang lulus SD.

Ashari telaten membimbing pekerjanya. Ia rela mengajarinya dari nol selama enam bulan lamanya agar bisa memproduksi mesin, khususnya mesin laundry. Baginya suatu kebahagiaan bisa memberdayakan warga sekitarnya.

 

Berlabel SNI

Bengkel milik Ashari kini sudah mengantongi Sertifikasi SNI-ISO atau Standar Nasional Indonesia di bawah bimbingan Badan Standardisasi Nasional (BSN). Mesin bikinannya sudah lolos uji oleh Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T). “Tepatnya pada 12 November 2016 kami memperoleh Sertifikasi SNI-ISO 9001: 2015,” ujar Ashari.

Selain memproduksi mesin cuci, bengkel Ashari juga memproduksi mesin cuci plus pemeras, mesin cuci tanpa pemeras, mesin pemeras tanpa cuci, mesin pengering, dan mesin setrika, mesin cuci karpet.

Ashari mengklaim 80% komponen mesin cuci yang diproduksinya adalah produk lokal, sehingga jika terjadi kerusakan bisa cepat diperbaiki karena komponennya mudah didapat.

Ia menargetkan pada 2020 mendatang produknya tersebut akan diekspor ke negara-negara di Asia.

Agung Sulistyo, Manajer Pemasaran Hari Mukti Teknik mengklaim banyak hotel dan rumah sakit yang menjadi pelanggan karena mesin cuci sekaligus pengering yang diproduksinya juga bisa langsung menghaluskan sehingga pakaian tidak kaku dan kasar. Namun sejauh ini mesin cuci hanya diproduksi berdasarkan pesanan.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten Bantul, Sulistiyanto mengapresiasi usaha milik Ashari yang mampu berkembang dengan memberdayakan warga sekitar. Ia akan terus berupaya memfasilitasi agar produk asli Bantul tersebut semakin dikenal tingkat nasional bahkan luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Ratusan Warga Terisolasi Akibat Banjir Lahar Gunung Semeru

Ratusan Warga Terisolasi Akibat Banjir Lahar Gunung Semeru

News
| Rabu, 05 November 2025, 22:47 WIB

Advertisement

Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa

Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa

Wisata
| Sabtu, 01 November 2025, 16:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement