Advertisement

Menginap di Sekolah demi Ujian

David Kurniawan & Beny Prasetya
Selasa, 24 April 2018 - 10:25 WIB
Budi Cahyana
Menginap di Sekolah demi Ujian Bagas Eka Ramadan - Harian Jogja/Gigih M. Hanafi

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Bagas Eka Ramadan terpaksa harus menginap di sekolahnya, SMPN 1 Banguntapan, Bantul, selama empat hari demi mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Bagas hanya bisa tergeletak di tempat tidur. Tangan dan kaki kirinya dibebat perban. Sejak Minggu (22/4/2018) malam, ia bersama ibunya, Rowiyah, tinggal di sekolah.

Advertisement

Ruang kelas disulap menjadi tempat tinggal seadanya. Bangku-bangku yang biasanya digunakan untuk belajar disatukan agar ruangan lebih luas. Kipas angin dinyalakan untuk menghilangkan rasa gerah.

Sekitar pukul 09.45 WIB, setelah Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) sesi pertama selesai, Bagas dibawa ke ruang praktik komputer untuk persiapan ujian. Bagas masuk mendahului peserta lain. Dipan yang digunakan bagas diset untuk posisi duduk. Selanjutnya, tangan kiri yang patah dibalut dengan selendang dan digendongkan di dada bagian kiri agar tak banyak bergerak sehingga bisa lekas pulih.

Teknisi sekolah pun mulai mengutak-atik laptop yang akan digunakan mengerjakan ujian. Bagas diberi meja kecil yang diletakkan di atas lutut sebagai alas laptop. Sampai Kamis (26/4/2018) besok, Bagas akan menjalani pagi dengan rutinitas seperti ini.

Kepada Harian Jogja, Bagas mengaku tidak kesulitan mengerjakan soal-soal Bahasa Indonesia yang diujikan di hari pertama UNBK. Meski tubuhnya masih sakit, ia bisa menyelesaikan seluruh tes.

Lompat Tali

Senin (26/3/2018) lalu, ia tidak mengira akan mengalami musibah yang memaksanya berbaring di tempat tidur hampir satu bulan lamanya.

Awalnya, seusai menunaikan Salat Zuhur, Bagas bersama-sama teman sekelasnya bermain lompat tali. Nahas, saat akan melompati tali, ia terpeleset. Kaki kirinya membentur tembok dan Bagas langsung ambruk. Celakanya, tangan kiri yang digunakan untuk menumpu tidak kuat sehingga patah. Sekarang, Bagas mau tidak mau harus menjalani ujian di atas dipan.

“Memang tubuh saya ada yang sakit, tetapi pikiran saya tidak ada masalah,” kata dia.

Bagas terus ditemani sang ibu, Rowiyah, baik saat berobat di klinik maupun tinggal di sekolah untuk ujian. Rowiyah dengan sabar membantu anaknya dalam mempersiapkan diri selama persiapan ujian. “Sejak mulai sakit hingga sekarang sudah hampir satu bulan menemani Bagas,” kata Rowiyah.

Dia pun berharap agar proses penyembuhan Bagas dapat berjalan lancar sehingga anaknya dapat kembali beraktivitas seperti biasa. “Nanti setelah UNBK selesai akan saya cek kembali terkait perkembangan penyembuhannya,” ucap dia.

Kepala Sekolah SMPN 1 Banguntapan Wiharno mengatakan Bagas disediakan tempat untuk menginap agar lancar mengerjakan UNBK. “Kami pilihkan ruang yang dekat dengan pintu gerbang, pos penjagaan dan kamar mandi sehingga dia mudah untuk beraktivitas,” katanya.

Wiharni pun mengharapkan Bagas dan siswa lainnya lancar mengerjakan ujian dan memperoleh nilai yang terbaik. “Mudah-mudahan apa yang kami harapkan bisa terkabul,” ujar Wiharno.

Low Vision

Perjuangan berat juga harus dilalui Irma Ismiati. Remaja berumur 15 tahun itu menderita low vision alias kurang awas.

“Saya sejak lahir telah menderita low vision,” kata perempuan kelas IX SMP Muhammadiyah 2 Lendah, Kulonprogo itu, Senin (23/4).

Ia mengaku harus meletakkan tulisan di depan matanya agar dapat dibaca. Ia harus mencermati tiap kata dan angka dalam jarak 10 sentimeter.

Masalah lain terjadi saat dia menjalani simulasi UNBK. Irma pusing dan sakit karena kelamaan menatap layar komputer. “Saya tidak masuk saat simulasi terakhir, daripada saya pusing.”

Pada hari pertama kemarin, Irma mendapat perlakuan khusus. Dia tidak mengerjakan menggunakan komputer, tetapi kertas.

“Kan mata pelajaran Bahasa Indonesia, panjang-panjang soalnya, jadi harus bolak-balik bacanya, susah,” kata dia.

Menurut guru Bimbingan Konseling SMP Muhammadiyah 2 Lendah, Endah Budi Riyanti, Irma merupakan satu-satunya siswa yang menyandang low vision di sekolah. “Meski pun harus dibantu belajarnya, dia pintar, tidak pernah kurang dari ranking 10, di atas rata-rata nilai temannya.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024

News
| Jum'at, 19 April 2024, 17:57 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement