Advertisement

Khatib Salat Id di Jogja Diminta Tidak Merusak Kesucian Idulfitri

I Ketut Sawitra Mustika
Kamis, 14 Juni 2018 - 18:17 WIB
Nina Atmasari
Khatib Salat Id di Jogja Diminta Tidak Merusak Kesucian Idulfitri Presiden Joko Widodo (tengah), bersiap melaksanakan Shalat Taraweh pertama Ramadhan 1439 H di Masjid Istiqlal Jakarta, Rabu (16/5/2018). - Bisnis Indonesia/Dwi Prasetya

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) DIY meminta para khatib Salat Idulfitri tidak merusak kesucian hari yang fitri dengan ceramah yang sarat akan kebencian, penuh provokasi, menonjolkan kepentingan politik praktis dan mengedepankan prasangka.

"Ini [Idulfitri] momennya agar umat manusia kembali pada fitrahnya. Dari ibadah yang kemudian menuju ketenangan. Maka kemudian politik praktis yang cenderung provokatif dan dicampur dengan fitnah dan praduga yang tidak tepat, itu jauh dari nilai-nilai moral Agama Islam," ujar Kepala Kanwil Kemenag DIY Muhammad Lutfi Hamid saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (13/6/2018).

Advertisement

Ucapan yang cenderung provokatif dan berbaur dengan fitnah dan prasangka, kata Lutfi, jauh dari nilai-nilai Islam, sebab agama tersebut pada hakikatnya adalah ikhtiar menuju terciptanya keselamatan dan kedamaian.

Ia menambahkan, Idulfitri, yang hendak membawa umat Islam menuju pada kesucian dan awal kejadian, yakni penciptaan manusia untuk beribadah kepada Allah dan jadi tenang, tidak boleh dicederai dengan perilaku dan cara pandang yang tidak damai.

"Jadikanlah momen ini kembali ke kesucian sekaligus kembali pada asal kejadian manusia, yaitu menjadikan agama sebagai jalan religiusitas menuju jiwa tenang. Fitri ada dua makna, yakni suci dan asal kejadian kita, yaitu menciptakan manusia untuk beribadah kepada allah dan jadi tenang," jelasnya.

Oleh karena itu, Kanwil Kemenag DIY berharap para khatib Salat Id memberikan materi yang mampu untuk mewujudkan kesucian dan mengembalikan eksistensi kemanusiaan, yakni sadar sebagai manusia yang beribadah dan menuju ketenangan hidup.

"Harapan kami semua mubaligh dan khatib menjadikan agama sebagai jalan menuju keselamatan dan kedamaian karena Islam artinya adalah selamat dan damai, bukan justru melakukan provokasi yang menciptakan ketidaktenangan," imbuh Lutfi.

Kanwil Kemenag DIY, sambungnya, tidak mencampuri urusan pemilihan khatib Salat Ied, sebab hal itu tumbuh dari kepentingan masyarakat untuk memilih individu yang dianggap kompetensi sebagai penyampai khotbah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Sheila on 7 Bikin Konser di Medan, Pertumbuhan Sektor Pariwisata di Sumut Ikut Subur

News
| Kamis, 25 April 2024, 13:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement