Advertisement

Gali Situs Bersejarah di Kalasan, Peneliti Temukan Benda Peninggalan Mataram Kuno

Fahmi Ahmad Burhan
Selasa, 25 September 2018 - 21:50 WIB
Bhekti Suryani
Gali Situs Bersejarah di Kalasan, Peneliti Temukan Benda Peninggalan Mataram Kuno Batu-batu berelief banyak ditemukan di Dusun Balong, Desa Purwomartani, Kalasan pada Selasa (25/9/2018). - Harian Jogja/Fahmi Ahmad Burhan

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN- Setelah melakukan penggalian atau ekskavasi, Balai Arkeologi (Balar) DIY mulai menemukan benda-benda yang diduga peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. Penggalian dihentikan dan akan dilanjutkan awal tahun depan.

Pihak Balar mulai melakukan penggalian di Dusun Balong Bayen, Desa Purwomartani, Kalasan sejak Sabtu (15/9/2018). Di Dusun Balong Bayen diduga terdapat situs sejarah peninggalan Kerajaan Mataram Kuno.

Advertisement

Ketua Tim Penelitian Balar DIY Baskoro Daru Cahyono mengatakan pada Sabtu (22/9/2018) dan Minggu (23/9/2018) tim menemukan benda-benda bersejarah yang diduga peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. Benda-benda tersebut yaitu 67 pecahan gerabah dan 4 pecahan keramik.

"Dengan ditemukannya gerabah dan keramik di tempat tersebut menjadi indikasi pernah ada aktivitas dan kehidupan masyarakat," kata Baskoro pada Selasa (25/9/2018).

Benda-benda tersebut diduga juga merupakan bagian dari candi. Benda ditemukan di kedalaman lima meter. Di awal, pihak Balar bekerja sama dengan masyarakat sekitar untuk menggali sedalam enam meter. Penggalian tersebut ditargetkan hanya sampai 10 hari.

Baskoro mengatakan situs tersebut diduga merupakan pusat Kerajaan Mataram Kuno karena letaknya berada di tengah-tengah empat situs yang sudah ada yaitu Candi Sambisari, Candi Kedulan, Candi Bromonilan, dan situs Dhuri. "Selain itu, di Dusun Balong Bayen ini juga letaknya di antara Kali Kuning dan Kali Opak dari Gunung Merapi," ujar Baskoro.

Sementara itu Peneliti dari Balar Nurhadi Rangkuti mengatakan perkiraan adanya candi di wilayah tersebut sebagai peninggalan Kerajaan Mataram Kuno tertutup oleh meterial dari Gunung Merapi. "Di Kerajaan Mataram Kuno ini berbeda dengan lainnya seperti Kerajaan Majapahit yang pusatnya Trowulan itu bisa terlihat permukaannya, kalau Mataram Kuno susah karena terkubur," kata Nurhadi.

Penelitian yang dilakukan oleh Balar sebelumnya melihat adanya indikasi temuan batu-batu peninggalan sejarah yang berelief yang banyak ditemukan di wilayah tersebut.

Lahan yang digali merupakan lahan jagung milik warga. Setelah menemukan benda-benda tersebut, lahan tersebut kini ditutup kembali. Benda-benda yang ditemukan diamankan Balar dan akan menjadi acuan dalam penelitian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Detik-detik Pasutri Terseret Banjir Lahar Hujan Semeru, Jembatan Ambrol saat Dilintasi

News
| Sabtu, 20 April 2024, 00:17 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement