Advertisement
Museum di DIY Sedikit yang Berstandar Nasional, Ini Kendala dan Solusinya
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dari total 80 museum di DIY yang bergabung dengan Badan Musyawarah Museum (Barahmus) Yogyakarta, tercatat baru 42 di antaranya yang berstandar Barahmus. Ini setara dengan 10 persen museum di Indonesia dengan total sekitar 400 museum yang tersebar di berbagai daerah.
Ketua Barahmus Yogyakarta, Ki Hajar Pamadhi menyebut museum di DIY tampil dengan berbagai tema. Mulai dari tema perjuangan, pendidikan, budaya, hingga teknologi.
Advertisement
Meski unggul dalam segi jumlah, tetapi belum semua museum di DIY terstandardisasi nasional.
Pamadhi mengatakan salah satu kendala berkaitan dengan jumlah sumber daya manusia (SDM). Untuk mencapai standar nasional, setidaknya museum membutuhkan sebanyak 6 SDM. "Tetapi biasanya kami hanya pada edukator. Kurator belum punya, belum tersertifikasi. Kami harapkan bisa mengembangkan," ujarnya saat ditemui pada gelaran sarasehan budaya di Taman Pintar, Jumat (17/1/2025).
Pamadhi mengakui upaya standardisasi museum memang memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit.
Namun, di tengah berbagai kendala itu, dia menyebut ada museum di DIY yang sempat menerima penghargaan Jelajah Museum Nasional, yakni Galeri Arsip Jogja. "Galeri Arsip Jogja sangat bagus penataannya, tetapi memang belum berstandar museum. Kami menyebutnya galeri. Ada beberapa orang tidak setuju, yang penting kami tetap menyajikan supaya itu menjadi ciri khas Jogja," ujar dia.
Pamadhi berharap pemerintah bisa turut serta memberi dukungan terhadap pengembangan museum di DIY. Museum, kata dia, sangat membutuhkan bimbingan teknis (bimtek) terkait dengan standardisasi museum.
BACA JUGA: Museum Date Bikin Vredeburg Tak Lagi Membosankan
Bimtek perlu digelar hingga setidaknya lima kali. Museum selanjutnya diuji untuk bisa mendapatkan sertifikasi. Penilaian bisa meliputi kompetensi SDM, koleksi, hingga organisasinya. "Ujiannya itu untuk mendapatkan sertifikat. Tidak hanya sekedar sertifikat, tapi sebuah kompetensi. Mendorong untuk semuanya karena museum tidak hanya dalam bentuk orangnya saja. Tetapi koleksi, organisasi juga iya. Sejauh mana mereka mengembangkan publik programnya," ujar dia.
Di sisi lain, Pamadhi mengatakan DIY punya potensi besar untuk mengembangkan museum-museumnya. Bahkan, Barahmus Yogyakarta telah menerima beberapa pengajukan pendaftaran museum pribadi. Salah satunya adalah museum milik Eks Rektor ISI Yogyakarta, Timbul Raharjo. Ini bisa turut memudahkan langkah Yogyakarta sebagai City Of Museum.
"Kalau bisa museum tidak hanya 400, tapi ribuan. Kalau Jogja dikembangkan yang koleksi-koleksi pribadi. Jadi koleksi museum distandarkan.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Meski Gencatan Senjata, Israel Masih Serang Palestina, 101 Orang Tewas
Advertisement
Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025
Advertisement
Berita Populer
- Top Ten News Harianjogja.com, Jumat 17 Januari 2025, Tol Klaten-Prambanan Segera Diresmikan, Relokasi PKL Malioboro, Keracunan Menu MBG
- 501 Keluarga di Jogja Dinyatakan Lulus dari Program Keluarga Harapan, Tidak Lagi Terima Bansos
- Prokompim Sleman Gelar Rapat Koordinasi Persiapan HPN 2025
- Syarat Pembuatan dan Perpanjangan SIM 2025, Lengkap dengan Biayanya
- BMKG Prediksi Hari Ini Jogja Diguyur Hujan Ringan-Sedang, Semarang Lebat
Advertisement
Advertisement