Advertisement

Museum di DIY Sedikit yang Berstandar Nasional, Ini Kendala dan Solusinya

Alfi Annisa Karin
Jum'at, 17 Januari 2025 - 21:07 WIB
Arief Junianto
Museum di DIY Sedikit yang Berstandar Nasional, Ini Kendala dan Solusinya Museum Sonobudoyo (IST - Museum Sonobudoyo)

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Dari total 80 museum di DIY yang bergabung dengan Badan Musyawarah Museum (Barahmus) Yogyakarta, tercatat baru 42 di antaranya yang berstandar Barahmus. Ini setara dengan 10 persen museum di Indonesia dengan total sekitar 400 museum yang tersebar di berbagai daerah.

Ketua Barahmus Yogyakarta, Ki Hajar Pamadhi menyebut museum di DIY tampil dengan berbagai tema. Mulai dari tema perjuangan, pendidikan, budaya, hingga teknologi.

Advertisement

Meski unggul dalam segi jumlah, tetapi belum semua museum di DIY terstandardisasi nasional.

Pamadhi mengatakan salah satu kendala berkaitan dengan jumlah sumber daya manusia (SDM). Untuk mencapai standar nasional, setidaknya museum membutuhkan sebanyak 6 SDM. "Tetapi biasanya kami hanya pada edukator. Kurator belum punya, belum tersertifikasi. Kami harapkan bisa mengembangkan," ujarnya saat ditemui pada gelaran sarasehan budaya di Taman Pintar, Jumat (17/1/2025).

Pamadhi mengakui upaya standardisasi museum memang memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit.

Namun, di tengah berbagai kendala itu, dia menyebut ada museum di DIY yang sempat menerima penghargaan Jelajah Museum Nasional, yakni Galeri Arsip Jogja. "Galeri Arsip Jogja sangat bagus penataannya, tetapi memang belum berstandar museum. Kami menyebutnya galeri. Ada beberapa orang tidak setuju, yang penting kami tetap menyajikan supaya itu menjadi ciri khas Jogja," ujar dia.

Pamadhi berharap pemerintah bisa turut serta memberi dukungan terhadap pengembangan museum di DIY. Museum, kata dia, sangat membutuhkan bimbingan teknis (bimtek) terkait dengan standardisasi museum.

BACA JUGA: Museum Date Bikin Vredeburg Tak Lagi Membosankan

Bimtek perlu digelar hingga setidaknya lima kali. Museum selanjutnya diuji untuk bisa mendapatkan sertifikasi. Penilaian bisa meliputi kompetensi SDM, koleksi, hingga organisasinya. "Ujiannya itu untuk mendapatkan sertifikat. Tidak hanya sekedar sertifikat, tapi sebuah kompetensi. Mendorong untuk semuanya karena museum tidak hanya dalam bentuk orangnya saja. Tetapi koleksi, organisasi juga iya. Sejauh mana mereka mengembangkan publik programnya," ujar dia.

Di sisi lain, Pamadhi mengatakan DIY punya potensi besar untuk mengembangkan museum-museumnya. Bahkan, Barahmus Yogyakarta telah menerima beberapa pengajukan pendaftaran museum pribadi. Salah satunya adalah museum milik Eks Rektor ISI Yogyakarta, Timbul Raharjo. Ini bisa turut memudahkan langkah Yogyakarta sebagai City Of Museum.

"Kalau bisa museum tidak hanya 400, tapi ribuan. Kalau Jogja dikembangkan yang koleksi-koleksi pribadi. Jadi koleksi museum distandarkan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Meski Gencatan Senjata, Israel Masih Serang Palestina, 101 Orang Tewas

News
| Sabtu, 18 Januari 2025, 05:37 WIB

Advertisement

alt

Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025

Wisata
| Selasa, 07 Januari 2025, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement