Advertisement

Anggaran Terbatas, Pengembangan Taman Batu Gunungkidul Dilakukan Bertahap

Herlambang Jati Kusumo
Rabu, 14 November 2018 - 10:17 WIB
Kusnul Isti Qomah
Anggaran Terbatas, Pengembangan Taman Batu Gunungkidul Dilakukan Bertahap Sekretaris Dinas Pariwisata (Dispar), Gunungkidul, Hary Sukmono menjelaskan tentang Taman Batu Ngingrong, Mulo, Wonosari, Selasa (13/11/2018). - Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Taman Batu Ngingrong di Desa Mulo, Kecamatan Wonosari terus dikembangkan. Terbatasnya anggaran, membuat pengerjaan Taman Batu Ngingrong ini harus dilakukan secara bertahap.

Sekretaris Dinas Pariwisata (Dispar) Gunungkidul Hary Sukmono mengungkapkan, wisata Taman Batu Ngingrong ini memang dikemas sebagai wisata edukasi. Pengadaan yang dimulai sejak 2015 lalu, kini Taman batu Ngingrong semakin lengkap koleksi batuanya.

Advertisement

Setidaknya di tempat tersebut sudah ada koleksi sekitar 20 jenis batuan yang didapat dari Gunungkidul; Wonogiri, dan Pacitan, Jawa Tengah sebagai daerah yang merupakan jaringan Geopark Gunungsewu. Untuk koleksi yang ada sendiri mulai dari berbagai batuan, fosil biota laut, dan fosil kayu dinilai saat ini sudah relatif lengkap.

“Untuk mendukung pengembangan taman batu Ngingrong ini, kami targetkan akhir tahun ini selesai pengerjaan interpretasi [papan penjelasan tentang batu yang ada] sementara batuan yang ada di luar ruangan dahulu, karena anggaran yang terbatas jadi harus bertahap,” kata Hary, Selasa (13/11/2018).

Sekretaris Dinas Pariwisata (Dispar), Gunungkidul, Hary Sukmono menjelaskan tentang Taman Batu Ngingrong,  Mulo, Wonosari, Selasa (13/11/2018)./Harian Jogja-Herlambang Jati Kusumo

Kedepan semua jenis koleksi yang sudah ada akan diberikan interpretasi atau penjelasan yang mudah dipahami oleh masyarakat, dan juga akan dibuat katalog karena wisata Taman Batu ini memang dikemas sebagai wisata edukasi. Meski begitu Hary belum bisa mengungkapkan kapan akan selesainya pengerjaan taman Batu itu.

“Ini merupakan bagian dari mengembalikan, mengumpulkan parsel-parsel sejarah terbentunya bumi Gunungsewu. Masing-masing punya keunikan tersendiri pastinya, yang memiliki nilai edukasi. Saat ini kunjungan paling banyak memang dari kalangan pelajar,” ujarnya.

Sementara itu Presiden Geopark Indonesia, Budi Martono, mengatakan bahwa berbagai promosi sudah dilakukan untuk pengenalan Geopark Gunungsewu. “Sudah dilakukan promosi untuk menarik wisatawan, diantaranya melalui web, brosur,” katanya.

Selain itu Tourist Information Centre (TIC) yang ada di Patuk diharapkan dapat segera selesai penambahan pembangunanya, agar dapat semakin mudah mengenalkan.

Dikatakannya Gunungsewu saat ini oleh pemerintah pusat dijadikan percontohan yang berhasil mengembangkan Geoparknya. Belum lama ini juga ada kunjungan dari Pemerintah Pusat ke Ngingrong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement