Advertisement
PELURU NYASAR : Ini Dia Penuturan Siswi SMP Saat Tertembak

Advertisement
[caption id="attachment_427859" align="alignleft" width="370"]http://www.harianjogja.com/?attachment_id=427859" rel="attachment wp-att-427859">http://images.harianjogja.com/2013/07/PELURU-NYASAR-siswi-smp-mediani-dyah-natalia1-370x277.jpg" alt="" width="370" height="277" /> Foto Kepala Humas RSUP Dr Sardjito, Trisno Heru Nugroho menunjukkan hasil rontgen, Kamis (18/7).
JIBI/Harian Jogja/Mediani Dyah Natalia[/caption]
Harianjogja.com, SLEMAN-http://www.harianjogja.com/?p=427844" target="_blank">Peluru nyasar 2 Cm yang mengenai Dea Chantica Rahmasari, siswi Kelas VIII SMPN 3 Purwokerto. Saat ini Dea dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Jogja. Berikut ini penuturannya ketika tertembak.
Advertisement
Kejadian ini menurut Dea, bermula saat pulang sekolah. Sekitar pukul 12.00 WIB ia berdiri di depan sekolah untuk menunggu jemputan. Tiba-tiba ia merasakan ada suatu benda yang menghantam dirinya.
“Seperti dihantam bola di kepala. Saya memegang kepala dan ada darah yang banyak. Oleh kakak kelas dibantu ke UKS. Tetapi karena darah banyak, saya dibawa ke RS St. Elizabeth [Purwokerto]," jelasnya, Kamis (18/7/2013).
Setiba di rumah sakit tersebut, petugas setempat menyatakan Dea hanya luka ringan dan dapat segera pulang. Namun orangtua Dea menahan dan meminta pemeriksaan lebih lanjut dengan rontgen.
Dari foto tersebut diketahui ada peluru di pipi sebelah atas dan rumah sakit merujuk ke RS Margono Soekarjo, Purwokerto.
Di rumah sakit daerah, pihak medis kembali memeriksa dengan CT scanning. Karena keterbatasan peralatan, rumah sakit setempat tidak dapat melakukan operasi dan segera merujuk pasien ke RSUP Dr Sardjito.
Ayah Dea, Sutikno menuturkan kejadian serupa belum pernah terjadi di lingkungan sekolah putrinya atau di kediamannya. Tetapi ia bersikeras meminta rontgen pada rumah sakit karena mencurigai adanya peluru yang nyasar di kepala putrinya.
“Saat sedang kerja, saya mendapat kabar dari istri. Karena melihat ada kejanggalan peristiwa, anak saya mengeluhkan mual-mual, pusing, pucat dan sekitar dua kilometer dari sekolah anak saya ada SPN [Sekolah Polisi Negara] Watumas, saya meminta rontgen,” ungkap dia.
Begitu mendapat kepastian adanya benda asing berbentuk tajam sepanjang dua sentimeter di kepala Dea, pihak RS St. Elizabeth segera menghubungi kepolisian setempat. Tidak berapa lama perwakilan dari kepolisian setempat datang dan mendampingi keluarga Dea di RS St. Elizebeth ke RS Margono Soekarjo hingga RSUP Dr Sardjito.
Ditanya mengenai tanggapan keluarga, pria berusia 44 tahun ini menuturkan keluarga merasa bersedih dan terbebani dengan masalah ini.
“Apalagi ini bulan puasa, mengapa ada beban di hati. Mengapa menimpa anak saya. Harapan saya aparat bertanggung jawab dari segi dana dll. Karena kami orang yang tidak mampu,” ungkapnya.
Walau belum ada pernyataan resmi dari kepolisian mengenai kepemilikan peluru, karyawan swasta ini mengatakan aparat sudah menunjukkan iktidak baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Satgas Koperasi Merah Putih Resmi Dibentuk, Zulkifli Hasan Jabat Ketua
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
- Produk UMKM Kota Jogja Diminati Peserta Munas VII APEKSI 2025
- Investasi di Sektor Utara Gunungkidul Bakal Digenjot
- Polisi Menangkap Tiga Pelaku Penganiayaan Ojol Pengantar Makanan di Pintu Masuk UGM
- KISAH INSPIRATIF: Kartini, Penjaga Warung Sayur yang Naik Haji Tahun Ini
Advertisement