Advertisement
MUDIK LEBARAN 2013 : Ketoprak Ringkes Tjap Tjonthong akan Pentas untuk Sambut Pemudik

Advertisement
[caption id="attachment_429305" align="alignleft" width="370"]http://www.harianjogja.com/baca/2013/07/22/ketoprak-ringkes-tjap-tjonthong-akan-pentas-untuk-menyambut-pemudik-429304/teater-solopos-3" rel="attachment wp-att-429305">http://images.harianjogja.com/2013/07/teater-solopos2.jpg" alt="" width="370" height="250" /> JIBI/Harian Jogja/Solopos
Ilustrasi[/caption]
Harian Jogja.com, JOGJA — Komunitas Tjonthong melalui Kethoprak Ringkes Tjap Tjonthong akan menggelar pementasan Kethoprak dengan lakon Wong Agung Ing Bumiwangi di Gedung Concerthall Taman Budaya Yogyakarta (TBY), pada hari lebaran ketiga dan keempat (10-11/8/2013).
Advertisement
Pementasan ini dipersembahkan kepada para wisatawan dan para pemudik yang kembali ke Jogja untuk merayakan Lebaran.
Lakon Wong Agung Ing Bumiwangi merupakan naskah karya Susilo Nugroho atau akrab disebut Den Baguse Ngarso.Den Baguse juga bertindak sebagai sutradara pementasan bersama Marwoto Kawer.
Pementasan ini bakal menampilkan sejumlah seniman yang tak asing lagi, di antaranya, Yu Beruk, Rini Widyastuti, Rio Srundeng, Novi Kalur, Nano Asmorodono, Marwoto, Den Baguse Ngarso, Romo Condroyono, Bagong Trisgunanto, Hargisundari, Sarjono, Sronto, Bayu Saptama, dan tak lepas kendali lighting Edo Nurcahyo serta dibalut ilustrasi musik oleh Warsana Kliwir.
Menurut Nicky Lazaready, Humas Ketoprak Ringkes Tjap Tjonthong, lakon Wong Agung Ing Bumiwangi sarat pesan bagaimana menjadi seorang pemimpin yang ideal. Karenanya, pentas ini diharapkan bisa menjadi alat untuk menyentil pemimpin yang tidak cakap mengatur rakyatnya.
“Tokoh dalam pentas ini semuanya fiktif namun pesannya untuk memberikan contoh bagaimana sikap seharusnya menjadi seorang pemimpin,” katanya kepada Harian Jogja, Minggu (21/7/2013).
Pentas berdurasi selama 120 menit ini menceritakan Ki Ageng Bumiwangi seorang raja di kerajaan Bumiwangi yang menggabungkan negaranya dengan kerajaan Nusarukmi. Langkah yang kelihatan aneh dan nekad ini ternyata memiliki tujuan yang lebih besar yaitu menjadikan negara yang lebih besar dan benar benar terbebas dari penjajahan.
Hanya saja impian mulia Ki Ageng Bumiwangi itu ternyata tak seindah yang dibayangkan. Nusarukmi sebagai negara baru ternyata masih sangat ringkih. Alih-alih ingin merengkuh kejayaan dan kenikmatan. Penggabungan itu justru merugikan Nusarukmi karena banyak berkorban demi negara baru tersebut.
Ki Ageng Bumiwangi lantas tampil sebagai penyelamat. Ia harus melindungi dan menghidupi Prabu Gurnita Negara dan seluruh pembesar Nusarukmi yang melarikan diri karena kekacauan di ibukota negara. Kekacauan makin menjadi dan merambah daerah Bumiwangi.
Prabu Gurnita Negara dan Patih Adnyana Praja ditangkap musuh. Ki Ageng Bumiwangi mengambil alih kepemimpinan. Akhirnya dengan bantuan Senapati Bastugarba, Ragawaja, Mas Rara Tarasanti dan seluruh rakyat Bumiwangi, musuh akhirnya dapat dikalahkan. (Kurniyanto)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Cara Prabowo-Gibran Atasi Pengangguran di Kalangan Kaum Muda
Advertisement

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Caleg Bagi-Bagi Doorprize dan Sembako, Ini yang Dilakukan Bawaslu Jogja
- Warga Mantrijeron Panen Satu Ton Kompos dari Biopori Jumbo
- Dinilai Rawan, Bawaslu DIY Awasi Ketat Distribusi Surat Suara
- Ikut Waspadai Munculnya Kasus Pneumonia, Ini yang Dilakukan Dinkes DIY
- Pemkot Jogja Sabet Predikat Sangat Baik pada Anugerah Meritokrasi KASN 2023
Advertisement
Advertisement